SH Ch04

7.5K 583 2
                                    

"Bagaimana keadaannya?"

"Ah, apakan dia pelayan tuan Jung?"

Pria tampan bernama lengkap Jung Jaehyun itu menatap datar. Kenapa juga dokter keluarganya harus menanyakan itu?

"Aku tidak mengenalnya. Hanya menemukan dia pingsan di suatu tempat. Jadi bagaimana?"

"Pemuda itu sepertinya kelaparan dan dehidrasi. Kemungkinan sudah lebih dari 24 jam ia tidak makan, asam lambungnya naik. Kami sudah memberinya infus, setelah siuman ia harus segera makan dengan makanan yang lembut."

Dokter itu kemudian meninggalkan ruang rawat setelah menjelaskan keadaan Jaemin secara rinci kepada Jaehyun.

***

Jaemin duduk di ranjang dengan kepala menunduk dan tangan bertaut yang gemetaran di pangkuannya. Ia malu sekaligus takut.

"Makanlah!"

Jaemin tetap bungkam. Bukannya ia tak mau bicara, hanya saja mulutnya terlalu berat untuk terbuka. Beberapa saat lalu seorang perawat mengantarkan bubur dan sup untuk sarapannya. Jaemin baru tersadar dari pingsan pada pukul lima pagi. Dan yang membuatnya tidak nyaman adalah keberadaan pria semalam yang kini tengan duduk di sofa sembari memperhatikannya dengan tampang datar.

"A-aku..." pemuda manis itu menelan salivanya kasar, ia sedikit bersyukur karna tenggorokannya tidak lagi terasa kering setelah suster memberinya air minum. "Maafkan aku, Tuan. Se-semalam..." Jaemin tak kuasa meneruskan kalimatnya, ia merasa malu dan hina.

"Lupakan! Sekarang makanlah!" Jaehyun berdiri kemudian meraih jas yang tersampir di sandaran sofa. "Pulanglah saat dokter telah mengizinkanmu pulang, lalu istirahatlah sampai tiga hari kedepan. Soal pekerjaanmu di bar... Tenang saja, aku yang akan mengurusnya pada Jessi." ia menatap Jaemin lekat.

Sedangkan Jaemin hanya mampu membuka mulut, hendak menjawab tapi tak ada suara apapun yang keluar dari sana. Ia ragu dan bingung.

"Makanlah dengan teratur agar kedepannya kau tidak mengecewakan pelangganmu lagi!"

Jaemin mendongak menatap Jaehyun dengan rasa bersalah. "M-maafkan aku, Tuan..." ucapnya pelan.

Jaehyuh tak bereaksi. Ia bertahan dengan tatapan datarnya kemudian berbalik pergi dari ruang rawat Jaemin.

"... Dan terima kasih." lanjut Jaemin setelah pria Jung itu benar-benar keluar.

Sepeninggalan Jaehyun, mau tidak mau Jaemin meraih mangkuk yang tersedia di atas nakas tepat di samping ranjang. Ia mulai memakan bubur itu perlahan setelah ia menyiramnya dengan kuah sup. Jaemin merasakan perutnya masih sedikit sakin namun jauh lebih baik daripada semalam. Kepalanya sudah tidak pusing lagi tapi tubuhnya masih sangat lemas dan gemetaran.

Bagaimanapun, ia merasa beruntung karna dipertemukan dengan pelanggan seperti Jaehyun. Entah mengapa hati kecil Jaemin merasa bahwa pria tampan itu adalah orang yang baik. Meskipun minim ekspresi tapi ia bisa melihat sorot ketulusan dari matanya.

***

Jaehyun kembali ke rumahnya sepulang dari rumah sakit. Ia perlu mandi dan berganti baju. Pasalnya, semalam ia menginap di rumah sakit menunggui Jaemin yang tidak sadarkan diri. Ia tidak mengerti kenapa ia melakukan hal itu bahkan sampai rela tidur di sofa. Ada sesuatu dalam diri Jaemin yang mampu menariknya untuk melindungi pemuda malang itu. Jaehyun tak habis pikir pada dirinya sendiri, tak tau apa dan mengapa, hanya saja ia merasa Jaemin itu berbeda dari yang lain.

Selesan mandi dan berpakaian, Jaehyun berjalan menuju ruang makan seraya memasang jam tangan. Di sana tampak seorang perempuan paruh baya yang tengah menata beberapa makanan di meja.

Sugar Hyung? [Jaemin harem] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang