SH Ch35

3.3K 362 30
                                    

"Jeno bilang dia sibuk."

"Kau memberi tahunya kan kalau ini soal Jaemin?"

"Dia bilang tak punya waktu untuk hal-hal tidak penting."

Jaehyun menghela nafas kemudian mengusap wajahnya kasar. "Mark?"

"Dia akan pulang nanti."

"Katakan untuk menyeret Jeno sekalian."

BRAK!

"Yak! Hubungi saja sendiri olehmu, Jung Jaehyun! Aku harus segera pergi ke rumah sakit!" kesal Taeyong setelah menghentakkan ponselnya ke meja ruang tamu dengan cukup keras.

"Jadi kau juga sudah tidak peduli dengan masalah ini? Kau menyerah?"

"Bukan begitu, sialan! Tapi aku juga punya kewajiban lain sebagai seorang dokter sekaligus direktur rumah sakit. Asal kau tahu, aku benar-benar pusing mengurus rumah sakit sebesar itu dan ditambah harus mengurusi kalian yang semakin hari semakin gila. Kalau begini terus lama-lama aku bisa ikut gila juga!"

Ada yang bilang ketika diri mulai dikuasai emosi maka akan lebih baik jika diam atau menyendiri. Mungkin itulah yang harusnya dilakukan Taeyong. Tapi disitu Jaehyun seakan memancingnya sampai kata-kata buruk pun tak bisa ia tahan lagi keluar dari mulutnya.

"Baik. Pergilah!" Jaehyun berujar datar sambil membuang muka. Dan setelahnya Taeyong benar-benar pergi tanpa pamit.

Menyisakan pria Jung di tengah ruang luas yang begitu sepi sebagaimana hatinya. Dulu, ia tak peduli dengan perasaannya sendiri bahkan perasaan orang lain. Ia terus melakukkan kegilaan meski hal itu kadang tidak menyenangkan, berfoya-foya, keluar dari satu bar masuk lagi ke bar lainnya, menyewa jalang bisa sampai tiga orang dalam semalam. Kadang ia bertemu orang random, ia rayu sampai mau di bawa ke hotel, di gauli dan dilempari uang setelah dirinya puas. Jaehyun tak peduli meskipun orang itu menangis meraung-raung minta pertanggungjawaban dan tidak ingin dianggap jalang.

Apa ini karma?

"Na... Mereka sudah tidak peduli lagi padamu. Tapi kau tenang saja, masih ada aku. Aku tidak akan pernah menyerah padamu. Kau milikku."

Ketika Winwin melarang Jaehyun untuk tidak menemui Jaemin sementara waktu, Jaehyun mana peduli. Ia tidak suka di atur oleh siapapun. Saat ini ia bahkan tengah duduk risau di dalam mobil sewaannya dengan tujuan menunggu Jaemin di dekat gerbang universitas.

Berjam-jam ia menunggu sampai sore menjelang akhirnya ia menemukan Jaemin diantara kerumunan para mahasiswa lainnya. Jaehyun ikut tersenyum ketika pemuda kesayangannya tersenyum riang sambil berjalan bersama teman-temannya.

Saat Jaemin mulai dekat, Jaehyun keluar dari mobilnya. Senyum pria itu merekah lebar sarat akan kerinduan.

"Baby Na!" panggilnya.

Tapi apa yang ia dapat? Senyum Jaehyun lenyap seketika. Jaeminnya ketakutan. Tapi kenapa?

Jaehyun berjalan menghampiri dan si manis malah berlari menghindar sampai membuat teman-temannya heran.

"Nana!" ia tentu berusaha mengejar sampai ia mendapatkan pergelangan tangan Jaemin dalam genggamannya.

"Nana, Hyung merindukanmu..."

Tapi Jaemin enggan menoleh. Tubuhnya bergetar hebat dan mulai dibanjiri keringat.

"Nana-"

"L-lepaskan!"

"Nana..."

"A-aku mohon!"

Getar suara Jaemin yang menyiratkan ketakutan sungguh menyakiti Jaehyun. Ia lepaskan cekalannya di tangan Jaemin.

Sugar Hyung? [Jaemin harem] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang