SH Ch09

5.2K 583 24
                                    

"Gunakan ini."

Tangan kanan Jaemin bergerak pelan mengambil benda tipis berwarna hitam yang Jaehyun sodorkan. "Untuk apa?" tanyanya.

"Untuk membeli kebutuhanmu. Kau pikir untuk apa kita kemari?" Jaehyun menaikan sebelah alisnya. Ia membawa Jaemin ke pusat perbelanjaan karna pemuda manis itu mengatakan kondisinya sudah cukup baik.

"Tapi aku tidak butuh apapun, Hyung." katanya. Jaemin menatap yang lebih tua dengan polos.

"Sejak kemarin yang kau gunakan itu pakaian adikku. Besok kau juga akan mulai masuk kuliah lagi, kau pasti perlu peralatannya."

"Tapi aku bisa mengambil baju-bajuku di rumah sewa, sekalian dengan perlengkapan kuliahku."

"Baiklah terserah," Jaehyun membalik tubuh Jaemin kemudian mendorongnya masuk ke sebuah toko pakaian dengan merek ternama. "tapi sekarang aku ingin kau membeli baju baru." sambungnya.

"T-tapi, Hyung..."

"Aku tidak suka dibantah, Na Jaemin!"

Jaemin menelan ludahnya kasar. Akhirnya dengan ragu ia memilih-milih pakaian tetapi setelah mengambil satu ia mengembalikannya pada gantungan. Ia meringis melihat harga yang tertera.

"Kau suka yang itu?" tanya Jaehyun yang mengikuti di belakang Jaemin dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.

"Hyung... Bagaimana kalau kita pergi ke toko lain saja?"

"Kenapa?"

Jaemin menatap Jaehyun dengan horor. "Harganya... Lihat, lihat! Tanganku gemetaran. Kau tahu, Hyung! Aku sampai takut merusaknya saat menyentuh mereka." ucapnya sembari menunjuk sekeliling.

Pria Jung itu terkekeh kecil. 'Menggemaskan', pikirnya. Dengan enteng, Jaehyun mengambil baju hangat yang sebelumnya Jaemin pegang. Ia juga mengambil beberapa lainnya seperti sweater crewneck, hoodie, T-shirt dengan warna-warna cerah. Jika harus menunggu Jaemin yang memilih sendiri itu akan sangat lama karna pemuda manis itu terlalu takut pada harga.

"Berapa ukuran celanamu?"

"Tapi, Hyung. Ayo ke toko lain saja." bisik Jaemin yang hanya ditanggapi Jaehyun dengan tatapan datar. Akhirnya ia menyebutkan nomor celananya dengan wajah cemberut.

Setelah empat hari tinggal di rumah Jaehyun, rasa canggungnya memang mulai lenyap karna Jaehyun juga banyak mengajaknya bicara dan kerap menegur ketika ia bertingkah terlalu kaku. Menurutnya, Jaehyun itu pria yang baik dan sangat perhatian. Maka dari itu Jaemin mudah merasa nyaman.

Jaehyun sendiri, ia memang merasa dirinya berbeda ketika berhadapan dengan Jaemin. Sungguh, ia tidak berpura-pura sama sekali. Tapi entah kenapa sisi baiknya terlalu mudah muncul untuk pemuda manis itu.

"Ayo mencari sepatu."

"Lalu baju-baju yang tadi bagaimana?"

Jaehyun melirik Jaemin yang tengah mengerjapkan mata lucu. "Bukankah kau tidak mau mereka?" godanya.

'Ah, benar.' batin Jaemin. Tapi ia malah merasa kecewa. Jaehyun melihat jelas dari ekspresi wajahnya yang menyendu.

"Kau lama." pria Jung itu menarik tangan Jaemin. Menyatukan jari jemari mereka dengan erat.

Kedua orang beda usia itu berjalan bersisian menuju area sepatu yang jaraknya cukup jauh. Jaehyun menoleh menatap Jaemin yang sejak keluar dari toko pakaian tidak bicara sedikitpun.

"Jangan sedih. Pakaian yang tadi akan langsung dikirim ke rumah. Aku tidak ingin repot-repot membawanya."

"Benarkah?" Jaemin menoleh yang kemudian mendapati Jaehyun mengangguk. "Tapi Hyung tidak membayarnya."

Sugar Hyung? [Jaemin harem] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang