Chapter 7

351 84 21
                                    

"Andweeeeeee.........."

Jeongyeon dengan cepat mendorong tubuh mina ke sampingnya sebelum mina melakukan sesuatu padanya. Dia pun segera beranjak dari kasur dan berlari ke dalam kamar mandi untuk menghindari tunangan nya itu.

"Jeeeeonggggg..." rengek mina yang kesal dengan jeongyeon.

Dia menghentakkan kakinya dilantai sebelum kembali berbaring diatas kasur jeongyeon.

Sedangkan di dalam kamar mandi jeongyeon terduduk lemah diatas lantai sambil memegang dadanya.

"Aku harus segera mencari dukun untuk  mengembalikan mina seperti dulu lagi..." gumamnya.

"Aku tidak tahan kalau setiap hari harus begini..." teriaknya sambil membuka bajunya dan mulai membasahi tubuhnya dengan air.

Sementara itu dilantai bawah terlihat jungyeon masih menundukkan kepalanya ketika sana terus memperhatikan wajahnya.

"J-jangan lihat aku seperti itu..." ucap jungyeon yang takut melihat tatapan sana.

"Wae?" tanya sana melipat tangan diatas dadanya.

"T-tidak..." gugup jungyeon beranjak dari kursi nya untuk mengambil minuman di dalam kulkasnya.

"Apa kau sibuk hari ini?" tanya sana yang masih memperhatikan gerak-gerik jungyeon.

Jungyeon menatap sana sambil memikirkan rencana nya dengan jeongyeon kemarin.

"Emmm...i-iya, aku akan pergi dengan jeongyeon ke suatu tempat..." ucapnya sambil duduk diatas kursi yang agak jauh dari sana.

Sana menaikkan alisnya dan beranjak dari kursinya untuk mendekati jungyeon.

"Suatu tempat ya? Apa kau pergi menemui Irene dan Jennie?" tanya sana dengan lembut yang malah membuat jungyeon langsung berkeringat dingin.

"T-tidak...a-aku hanya pergi untuk mengurus perusahaan appa..." ucap jungyeon menggelengkan kepalanya.

Sana semakin mendekatkan wajahnya ke telinga jungyeon dan membisikan sesuatu padanya.

"Awas saja kalau kau ketauan berbohong padaku jung...kau tau kan apa yang akan terjadi padamu jika kau berbohong padaku hmmm?"bisiknya sambil mengelus bahu jungyeon.

Butir keringat mulai keluar dari pori-pori kepala jungyeon saat mendengar bisikan sana. Dia hanya diam dan berusaha terlihatlah tenang walaupun jantungnya berdetak sangat kencang saat ini.

"I-iya sayang..." ucap jungyeon dengan susah payah.

"Good.." angguk sana sambil mengusap lembut pipi jungyeon.

Tapi perhatian mereka teralihkan saat mendengar suara berisik dari lantai atas. Jungyeon mengernyitkan dahinya saat melihat jeongyeon berlarian menuruni tangga.

"Kau kenapa?" bingung jungyeon saat melihat wajah kesal jeongyeon.

Jeongyeon hanya mendengus kesal dan mengambil minuman dingin dalam kulkasnya lalu meneguknya sampai habis.

"Brengsek...ini semua salahmu..." bentak jeongyeon menatap tajam jungyeon.

"Ken..."belum sempat jungyeon bertanya, suara rengekan mina sudah menggema di rumahnya

"Jeeeonggggg..." terdengar suara rengekan mina yang baru saja keluar dari kamar jeongyeon.

Jeongyeon memukul kepala jungyeon dengan kesal dan dia pun langsung mendapat cubitan di pinggangnya dari sana.

"Aaggghhhhh...Yakkkk ular kenapa kau mencubitku hah?" kesal jeongyeon mengusap-usap pinggangnya..

"Apa katamu ular huh?" tanya sana beranjak dari kursinya dan melipat lengan baju tangannya.

Exchange Traits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang