Chapter 16

356 72 27
                                    

Sana dan mina mengernyitkan alisnya bingung ketika melihat ke arah dukun tua yang mengenakan jubah yin-yang panjang sampai menyapu tanah.

Sementara jungyeon yang masih tidak bisa mempercayai hal-hal berbau spirtual itu masih tetap bertahan di tempat duduknya untuk melihat apa yang terjadi.

"Sayang, apa yang kita lakukan disini?" tanya mina yang merasa sedikit takut melihat dukun itu.

Jeongyeon tidak repot-repot menanggapi pertanyaan mina, dia hanya memegangi tangan gadis itu untuk meyakinkannya bahwa dia akan ada disana bersamanya.

Dukun itu mulai menyalakan dupa dan meletakkannya di atas mangkuk dupa di depan gambar sana dan mina.

"Kalian tidak percaya dengan semua ini, bukan?" dukun itu dengan lembut membaca pikiran sana dan jungyeon.

Mata mereka berdua dipenuhi dengan keterkejutan tapi mereka juga tidak bisa menjawab karena tebakan dukun itu memang benar adanya.

"Percaya atau tidak, itu keputusan kalian..." dukun itu mulai mengangkat lonceng ke tangannya dan menggoyangkannya.

"Tapi sekarang aku harus menyelesaikan ini sebelum terlambat dan jiwa mereka menjadi permanen..." tambah dukun itu membuat jungyeon tertegun dengan tidak percaya.

Dia tidak mungkin bisa menjalani kehidupannya lebih lama, jika sananya tidak kembali dan tetap mengerikan seperti itu.

"Ku mohon lakukan yang tebaik untuk mereka. Kembalikan mereka seperti semula..." pinta jungyeon, membuat sana menatap aneh ke arahnya.

"Apa maksud semua ini, jungyeon?!" tanya sana mulai curiga dengan tunangannya itu.

"Diamlah sayang. Ini untuk kebaikanmu juga..." pinta jungyeon.

"Sayang, aku takut..." bisik mina pada jeongyeon.

"Tidak perlu takut, ada aku di sini..." jeongyeon semakin menggengam erat tangan mina, meyakinkan mina bahwa semua akan baik-baik saja.

Jeongyeon dan jungyeon tentu tidak akan mau melewatkan kesempatan emas ini. Mereka sudah sudah payah meyakinkan dan menjelaskan semuanya pada mina dan sana agar mau mengikuti ritual ini.

Dukun itu pun mulai menutup matanya, mulai berjalan di sekitar mereka berempat. Setiap langkah di ikuti oleh denting bel yang kuat dan disertai gumaman yang tidak jelas di mulutnya.

Sekitar tiga kali dia melakukan itu, bel di tangannya tiba-tiba meledak. Potongan-potongan lonceng tembaga jatuh ke lantai dengan suara berderit.

Mereka berempat sontak terkejut. Jungyeon dan jeongyeon terus berdoa dan berharap jika semua itu bukanlah pertanda buruk bagi mereka.

Tidak ada yang mengatakan apa-apa, dukun itu mengatupkan tangan di dadanya dan mulai berdoa.

Sana dan mina hanya bisa berdiam diri dengan tangan saling terkait sesuai dengan perintah dukun itu.

Hati mereka menyempit, tidak jelas apa yang sedang terjadi ketika mereka tiba-tiba menemukan sinar aneh yang keluar dari tubuh mereka satu sama lain.

"Jeongyeon"

"Jungyeon"

Sana dan mina berteriak bersamaan sebelum akhirnya sinar itu masuk ke dalam tubuh mereka hingga membuat mereka mulai kehilangan kesadarannya.

"Sana...."

"Mina..."

Panik jeongyeon dan jungyeon melihat tunangan mereka tiba-tiba pingsan dan tak sadarkan diri.  Mereka terus mencoba membangunkan sana dan mina.

Exchange Traits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang