Chapter 12

302 66 43
                                    

Jungyeon sedang berbaring di tempat tidur sana dengan keadaan yang sangat lemah. Wajahnya pucat seperti hantu karena dia sudah muntah 3 kali hanya dalam waktu 1 jam.

Jungyeon memegang perutnya, dia dengan cepat menekan perutnya dengan tangannya ketika sana masuk ke dalam kamarnya.

"Ahhh..."jungyeon berpura-pura kesakitan agar sana merasa kasihan padanya.

"Sana..." dia bergerak gelisah dan berputar di atas tempat tidur.

"Bukankah kau sudah meminum obatnya?" sana bertanya dengan tangan disilangkan ke dadanya.

Jungyeon terdiam, dia berpikir sejenak untuk memberi alasan yang tepat pada sana.

"Eh...itu tidak cukup kuat..."jungyeon kembali memasang wajah menyakitkan lagi.

Sana memerhatikan lekat-lekat wajah jungyeon. Dia bisa melihat wajah jungyeon pucat pasi dan keringat mulai membasahi dahinya. Dia tiba-tiba merasa terlalu kejam pada tunangannya.

Sana perlahan mulai berjalan mendekati jungyeon dan duduk di tepi tempat tidurnya. Dia mengangkat tangannya dan meletakannya di atas perut jungyeon.

"Merasa lebih baik?" sana mengusap perut jungyeon dan mendapat gelengan dari pria itu.

"Sana, kapan kau berhenti melakukan ini padaku?"tanya jungyeon dengan wajah sedihnya.

"Melakukan apa?" sana mengernyitkan alisnya dan berhenti menggosok perut jungyeon.

"Tidak bisakah kau memperlakukanku lebih baik? Seperti bagaimana seharusnya seorang kekasih?" tanya jungyeon.

"Jadi kekasih itu bisa berbohong pada pasangannya?" sana balik bertanya.

"Aku sudah meminta maaf dan aku sudah mendapatkan hukumanku. Aku bahkan tidak bisa bermain sepakbola selama 2 minggu dan sekarang aku mungkin tidak bisa makan selama 2 minggu..." ucap jungyeon sedikit melebih-lebihkan, membuatnya terdengar seburuk mungkin.

"Sayang, apa kau masih tidak bisa memaafkan ku?" jungyeon memegang tangan sana.

Jungyeon bisa melihat sana sedang berpikir untuk memaafkannya, jadi jungyeon memainkan langkah selanjutnya.

Jika sana begitu kejam maka dia bisa menjadi seorang pria licik untuk menaklukan tunangannya itu. Dia perlahan duduk di tempat tidur untuk menatap wajah gadis itu.

"Sana..." jungyeon membelai wajah sana dengan begitu lembut.

Jungyeon menatap tunangannya itu dengan mata seperti anak anjing, dia berusaha memasang wajah semenyedihkan mungkin.

Sana mulai meleleh dan perlahan pertahanannya itu mulai runtuh. Dia menghela napas kekalahan dan menganggukan kepalanya.

"Baiklah, aku memaafkanmu..." jungyeon tersenyum begitu lebar mendengar hal itu.

Dia langsung saja memeluk sana dan mengucapkan terima kasih kepada tunangannya.
.
.
.
.
.

Sementara itu, jeongyeon dan mina sedang berada di perpustakaan, mereka mencari buku sumber untuk makalah mina.

Mina terlihat duduk santai di perpustakaan. Dia mengangkat kakinya di atas meja saat mengirimi seseorang pesan di ponselnya.

Sedangkan jeongyeon terpaksa harus memilih buku dan referensi untuk tugas kuliah mina. Dia benar-benar melewati setiap lorong dan memeriksa setiap buku.

Dia bahkan memiliki sekitar 7 sampai 10 buku di tangannya sekarang. Ketika sudah terlalu berat, dia berjalan kembali ke meja tempat mina berada.

Brakkk

Exchange Traits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang