Chapter 10

373 82 9
                                    

Jeongyeon baru saja sampai di rumah dan dia langsung melihat jungyeon tengah santai membaca buku sambil menyesap kopinya.

"Jung..."panggil jeongyeon.

"Wae?"tanya jungyeon tanpa melihat adiknya dan hanya fokus kepada bukunya.

Jungyeon memang memperbanyak membaca buku tentang bisnis saat ini karena appanya sudah berencana untuk membawa putra pertamanya itu bekerja di perusahaannya dalam waktu dekat.

"Apa kau sudah bicara pada sana?" tanya jeongyeon yang sudah berbaring di atas sofa.

"Hufftt...belum...bagaimana denganmu?" tanya jungyeon melirik adiknya.

"Sama denganmu...apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kau mau sana seperti itu selamanya?" jeongyeon memiringkan tubuhnya untuk menatap jungyeon.

"Tentu saja tidak!!!" jawab jungyeon kembali fokus pada bukunya.

"Kalau begitu kau harus cepat bilang pada sana, biar kita bisa membawa mereka ke tempat dukun itu. Aku tidak sanggup lagi jika terus begini..." jeongyeon mengggeram kesal di atas sofa

"Iya iya, nanti aku akan mencoba bicara pada sana..." balas jungyeon sambil membalikan halaman bukunya.

Jeongyeon hendak memejamkan matanya tapi tidak jadi saat mendengar ponselnya berdering.

"Jung...kenapa sana menghubungi ku...?" ucap jeongyeon keheranan sambil menunjukkan layar ponselnya pada jungyeon.

"Mungkin dia mau menanyakan keberadaan ku..." jawab jungyeon dengan santai.

"Halo?" ucap jeongyeon saat mengangkat panggilannya.

"Jeongyeon dimana jungyeon? Apa dia sedang bersama mu?" jeongyeon melihat ke arah jungyeon yang sedang menggelengkan kepalanya.

"Ummm...tidak, dia sedang di..."

"Dahyun dahyun..."bisik jungyeon memberi kode pada adiknya itu.

"Dahyun, ya dia sedang bersama dahyun..." bohong jeongyeon.

"Aishhh...anak itu benar-benar...."sana langsung saja menutup panggilanmya tanpa menunggu balasan dari jeongyeon.

"Wah...kau sudah berani berbohong pada ular itu ya jung..." ucap jeongyeon dengan tidak percaya.

Jungyeon mengangkat bahunya dengan tidak peduli dan kembali melanjutkan membaca bukunya.

"Aku hanya sedang malas bertemu dengannya. Dia selalu saja memarahi ku dan memukul ku sesuka hatinya. Perutku saja masih terasa sangat sakit karena pukulannya tadi siang..." jelas jungyeon dengan kesal.

"Wahhh...ular itu ternyata benar-benar mengerikan ya..." balas jeongyeon saat beranjak dari sofa.

Sedangkan di sisi lain sana sedang mencoba menghubungi nomor dahyun, setelah dia menutup panggilan jeongyeon tadi.

"Halo...dahyun, apa jungyeon sedang bersama mu?" tanya sana masih dengan wajah datarnya.

"APA? kau serius?" teriak sana dengan wajah marah.

"Oke, makasih infonya hyun..." ucap sana menutup panggilan telponnya.

"Beraninya kau berbohong padaku jungyeon..."

"Awas saja...besok, kau akan mati di tanganku...Yoo Jungyeon!!!"desis sana sambil memukul bantalnya.




Keesokan harinya....

Mina menyandarkan tubuhnya di dinding kelasnya, dia sedang menunggu jeongyeon keluar dari kelasnya. Setelah hampir 15 menit, orang-orang mulai keluar dari kelas dan lorong kampus pun mulai terlihat ramai.

Exchange Traits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang