🔞
Tangan kekar itu memegang tangan lembut milik pria dengan marga Hwang itu. Setiap sentuhan yang diberikan oleh sang dominan membuat Hyunjin terlena.
"Ayo Chan langsung aja masuk" kata pria itu sambil mendesah. Bangchan masih mengabsen bibir tebal pria itu.
"Ahhh lagihh sayang" suara itu membuat Chan menjadi lebih ganas. Terlihat keduanya sangat menikmati hal tersebut. Seperti biasa Chan sama sekali tak menghidupkan lampu di ruangan itu.
"Jangan mendesah terlalu keras, nanti dia bangun" kata Chan sambil menutup mulut pria itu dengan bibirnya.
Mereka melakukannya sampai puas di malam itu. Chan tidak tahu jika Minho ada di atas sana tengah mengawasi mereka.
"Kenapa dia tidak bisa berubah" gumam Minho sambil mengusap air matanya. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi, soalnya dia sendiri pun dengan keadaan seperti ini tidak bisa memuaskan pria itu.
Minho berusaha untuk menutup matanya, namun sangat susah untuk melakukannya malam itu. Dia kembali mendengar suara sesuatu yang jatuh di bawah sana membuat hati Minho menjadi semakin sakit.
Akhirnya Minho memutuskan untuk duduk saja di atas kasur itu sambil memainkan cincin yang ada di jarinya itu.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Chan tiba-tiba masuk ke sana. Minho dengan jelas melihat pria itu sudah berantakan. Namun dia berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Aku menunggu mu, kau pulang sangat larut" kata pria manis itu sambil tersenyum pada pria itu. Chan meneguk salivanya saat Minho mendekat ke arahnya.
"Kau pasti bekerja dengan sangat keras. Mandilah aku akan menunggu mu di sini" kata Minho sambil merapikan baju milik Chan.
Sambil menghela napas Chan lalu memegang bahu pria itu.
"Tidurlah jangan sampai kau sakit lagi" kata Chan pada pria manis itu. Minho kemudian tersenyum lalu dia memeluk pria Bang itu.
"Aku menyukai mu, kau sangat hangat" mata Minho sambil memeluk pria kekar itu. Dengan ragu Chan membalas pelukan dari pria itu.
💮💮💮
Minho terkejut saat melihat seorang pria paruh baya yang sudah ada di depan pintu itu.
"Kau?" Tanya pria itu sambil menunjuk ke arah Minho.
Pria itu kemudian menatap perut buncit milik Minho.
"Jangan bilang kau orang itu" kata pria paruh baya itu sambil tersenyum miring pada Minho. Minho hanya bisa meneguk salivanya saat pria itu menerobos masuk.
"Ternyata selera Chan bagus juga, berapa dia membayar mu?" Tanya pria itu sambil menatap ke dalam rumah itu. Minho seketika terdiam.
"Tuan yang anda maksud kan?" Tanya pria manis itu. Minho tahu dia adalah ayah dari Chan.
Pria itu berbalik kemudian dia menatap Minho dari kaki sampai kepalanya.
"Jika aku membayar mu dengan harga lebih, kau mau?" Tanya pria itu langsung mendekat ke arah Minho dan memegang bahu pria itu.
"Tuan jangan kurang ajar" kata Minho dengan bibir yang bergetar. Dia berusaha mundur namun pria itu tetap mendekat.
"Kau ini bukan siapapun di sini, pacar Chan bukan istri juga bukan" kata pria itu sambil membelai pipi milik Minho, pria itu berusaha untuk membuang mukanya.
"Jangan terlalu berharap, anak ku Chan tidak akan menikahi mu. Mungkin setelah anak ini lahir kau akan bernasib sama dengan pria muda itu" kata pria itu. Minho berusaha mendorongnya agar menjauh dari sana.
"Dasar kurang ajar" kata pria itu langsung mendekat dan ingin menampar Minho.
"Kakek jangan!!" Suara Jeongin datang berlari ke sana. Seketika pria itu berhenti.
"Kenapa kakek ingin memukuli ibu?" Tanya anak itu sambil memeluk kaki Minho dari samping.
"Anak kecil tidak usah ikut campur urusan orang dewasa" kata pria itu kesal.
"Kalau kakek lakukan itu aku akan bilang ke ayah" kata anak itu berusaha untuk mengancam pria peruh baya itu.
"Tuan Bang maafkan dia, apa yang bisa saya bantu?" Suara bibi Lee datang dari arah dapur.
"Aku ingin mencari Chan, tapi dia tidak ada di sini. Aku akan pulang saja" kata pria itu kemudian dia pergi dari sana.
Minho sejak tadi sudah menahan ketakutannya, dia hampir roboh ke lantai. Untung siapa saja ada bibi Lee yang menangkapnya.
"Minho kau tidak apa?" Tanya bibi Lee pada pria manis itu. Minho langsung menggeleng.
"Bibi orang tadi itu siapa? Apa benar dia ayah Chan" Tanya Minho dengan wajah ketakutannya. Terlihat bibi Lee menjadi murung.
"Benar, Dia ayah Tuan Chan" kata wanita itu. Minho langsung menatap ke arah lain. Kenapa pria brengsek seperti dia bisa hidup di dunia ini.
"Minho aku ingin ceritakan sesuatu" kata bibi itu. Minho mengangguk, setelah itu bibi Lee menyuruh Jeongin untuk bermain di kamarnya.
"Aku sudah menjadi pembantu selama bertahun-tahun di keluarga ini. Tuan Chan mengalami hiper tersebut karena lingkungan keluarga ini memang kurang baik, memang mereka keluarga kaya tapi sangat tidak harmonis. Pria tadi ayah Chan tidak pernah menikah namun dia mempunyai anak yang banyak dari beberapa wanita. Dia benar-benar kekurangan kasih sayang dan sejak dari kecil sudah melihat pemandangan seksual orang dewasa secara langsung. Karena rasa tertekan itu membuat psikisnya menjadi tidak normal dan dia mengikuti jejak ayahnya seperti sekarang ini" jelas wanita itu.
"Kenapa kau mengatakan ini pada ku?" Tanya Minho.
"Aku tidak ingin kau meninggal seperti anakku, dia meninggal bukan karena melahirkan Jeongin sebenarnya tapi karena kehabisan napas setelah berhubungan dengan pria itu. Padahal setelah melahirkan belum boleh berhubungan tapi dia memaksa anak ku melakukannya" jelas wanita itu sambil menangis. Minho langsung mengusap pundak wanita itu.
Hati Minho menjadi semakin takut sekarang, apa benar dia akan bernasib sama dengan Lee Yongbok?
"Minho aku sarankan aku pergi dari sini, aku tidak ingin ada korban lagi" kata wanita itu. Minho tidak bisa menjawab, dia hanya diam sambil menatap ke arah lain.
💮💮💮
"Ibu apa yang nenek katakan tadi?" Tanya Jeongin sambil menatap Minho yang sudah memejamkan matanya.
"Tidak ada, dia hanya cerita biasa" kata Minho lalu dia mengusap rambut pria itu agar Jeongin segera mengantuk.
Anak kecil itu mendekat lalu dia memeluk Minho.
"Ibu janji jangan meninggalkan aku ya" kata Jeongin sambil mencium perut pria itu. Minho terdiam, dia kembali mengingat apa yang Bibi Lee katakan tadi.
"Dia bergerak ibu" kata Jeongin saat melihat bayi itu bergerak.
Minho merasakan hembusan napas itu terasa di lehernya. Perlahan mata pria itu berbuka.
"Ayo ke kamar" kata Chan pada si manis itu.
"Aku tidak bisa, Jeongin sedang demam saat ini" kata Minho berusaha untuk berbohong. Chan kemudian mengecek suhu anaknya itu.
"Dia baik-baik saja" kata Chan. Minho kembali menutup matanya.
"Kau menangis?" Tanya Chan saat melihat tetesan bening itu keluar dari mata Minho.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA || BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR DULU Minho melakukan segala cara untuk mendapatkan uang termasuk tidur dengan seorang pria dewasa. WARNING ⚠️ -BXB -MPREG -CHAN: TOP - MINHO: BOTTOM - MATURE KONTEN 🔞 KALAU GAK BISA TOLONG JANGAN DIBUKA...