MAMA 9.0 🐣 : CHANGE

4.9K 504 50
                                    

Minho memutuskan untuk tidur di kamar Jeongin. Hatinya benar-benar tidak tenang saat itu.

"Aku tadi tidak salah liat kan?" Gumamnya sambil mengusap rambut pria kecil itu.

Saat Minho mendengar suara pintu bawah terbuka, dia langsung memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya pada anak itu.

"Minho" seseorang memanggil dirinya, namun Minho tidak menjawab dia berpura-pura tidur.

Sampai pada pintu kamar ruangan itu dibuka, Minho masih memejamkan matanya seperti orang yang sudah terlelap.

"Kenapa kau di sini? Ayo pindah" pria itu menggoyangkan lengan Minho. Namun Minho sama sekali tidak merespon.

Tiba-tiba dia merasakan sesuatu melingkar di pinggangnya. Hembusan napas hangat itu dapat dia rasakan di lehernya.

"Aku tahu kau belum tidur" bisikan itu dapat Minho dengar dengan jelas. Hal itu membuat tubuhnya menjadi menegang.

"Ayo kita ke kamar, jika tidak mau kita  lakukan saja di sini" bisikan itu membuat mata Minho terbuka. Dia lalu membalikkan tubuhnya menatap ke arah pria itu.

"Aku tidak bisa melakukannya sebelum kau menikahi ku" kata Minho sambil menatap mata pria itu dengan serius.


💮💮💮

Mata Minho terbuka saat dia merasakan pipinya basah. Terlihat pria kecil itu tengah mencium dirinya.

"Jeongin apa yang kau lakukan?" Tanya pria manis itu sambil bangun dan duduk.

"Ibu ayah bilang dia akan pergi ke luar negeri untuk bekerja" kata Jeongin pada Minho. Minho tersentak mendengarnya, apa mungkin dia pergi karena Minho telah menolaknya kemarin malam?

"Sekarang dia ke mana?" Tanya Minho pada si kecil itu.

"Ayah sudah pergi" kata Jeongin dengan polosnya. Seketika tangan Minho bergetar.


"Tuan ada apa?" Suara itu terdengar dari luar kamar mandi. Minho masih membersihkan bibirnya setelah berkumur, semakin hari dia menjadi semakin tidak nyaman.

"Ayo saya akan bawakan air hangat, apa mualnya masih ada?" Tanya wanita paruh baya itu. Minho mengangguk lemas, lalu dia bangun sambil dibantu oleh wanita itu.

"Anda masih sangat muda, jadi istirahatlah yang cukup dan jangan terlalu banyak berpikir" kata wanita itu sambil memijit leher belakang Minho.

"Kapan Chan akan pulang?" Tanya Minho tiba-tiba.

"Hmm saya juga kurang tahu Tuan, semoga saja hal dulu tidak terulang lagi" Minho langsung menoleh mendengarkan itu.

"Ada apa bibi? Apa yang terjadi?" Tanya Minho pada wanita itu. Bibi Lee kemudian duduk di samping Minho dan melihat ke arah perut buncit milik pria itu.

"Kandungannya sudah agak terlihat ya, apa anda sudah merasakan gerakannya?" Tanya wanita itu. Minho mengheleng.

"Bibi jangan mengalihkan pembicaraan, apa yang belum aku ketahui?" Tanya Minho. Terlihat wanita itu menghela napas panjang.

"Dulu ibu Jeongin mengandung saat usia muda, dokter mengatakan bahwa itu sangat berisiko dan benar saja dia meninggal. Aku tidak bisa menyelamatkannya" jelas wanita itu dengan raut wajah sedihnya.

"Dia istri Chan?" Tanya Minho lagi. Wanita itu menatap Minho.

"Aku tidak tahu apa dia bisa disebut istri Tuan Chan, mereka telah memiliki anak bersama namun tidak menikah" Minho menghela napas panjang mendengarkan itu.

"Apa mungkin nasib ku akan sama seperti nya?" Kata-kata itu keluar dari bibir Minho. Dia benar-benar merasa putus asa saat itu.

"Semoga saja tidak, jika kau bisa merubah pria itu mungkin nasib mu tidak akan sama seperti anak ku" kata wanita itu sambil mengelus rambut milik Minho. Seketika mata Minho membulat.

MAMA || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang