MAMA 19.0 🐣 : BIRTH

6.4K 465 25
                                    

Chan dengan lemasnya berjalan ke arah Minho. Dia masih berpikir tentang pilihan itu.

"Kenapa?" Tanya Minho saat melihat Chan datang dengan tatapan kosongnya.

"Ahh tidak ada, bagaimana keadaan mu?" Tanya Chan sambil tersenyum. Minho tersenyum juga. Apalagi saat Chan menggenggam tangannya dia semakin senang.

"Minho bagaimana jika anak kita tidak selamat?" Tanya Chan kemudian. Minho meneguk salivanya.

"Kenapa Chan? Kenapa kau mengatakan itu?" Tanya Minho lalu dia berusaha untuk duduk.

"Arhh" Minho merintih saat mendapatkan tendangan kecil itu. Chan mengusap perut pria manis itu dengan sayang.

"Dia sangat galak" kata Minho sambil terkekeh pelan.

"Minho" panggil Chan lagi.

"Jika aku mati tolong jaga anak ku dengan baik" kata Minho tiba-tiba, seketika mata Chan berkaca-kaca mendengarnya.

"Hai! Kenapa kau mengatakan itu? Kau akan baik-baik saja" kata Chan lalu dia memeluk Minho. Minho meneguk ludahnya, sejujurnya tadi dia mendengar percakapan Chan dengan dokter.

"Aku tidak ingin dia mati, dia anak ku. Aku harus melindunginya, kau juga harus begitukan" kata Minho. Seketika Chan menangis.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Minho pura-pura tidak tahu keadaan. Chan lalu melepaskan pelukannya, dia langsung melumat bibir pria itu.

"Aku mencintai mu Minho" kalimat itu membuat dada Minho berdetak kencang. Sejujurnya dia sangat menunggu-nunggu Chan mengatakan  itu.

"Aku juga Chan" kata Minho sambil tersenyum.

"Jadi jangan tinggalkan aku" kata Chan lagi. Minho seketika menunduk.

"Aku tidak yakin bisa melakukannya" kata Minho dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa?" Tanya Chan.

"Aku tidak bisa membunuh anak ku, untuk menyelamatkan diri ku. Jadi tolong selamatkan dia, biarkan aku pergi. Hanya itu yang aku inginkan saat ini" Mendengar penjelasan Minho. Chan langsung menangis.

"Tidak Minho, aku tidak akan membiarkan mu pergi. Kalian harus hidup" kata Chan sambil memegang tangan Minho. Minho hanya menunduk sambil meneteskan air matanya juga.

"Minho ayo menurut saja" kata Chan pada pria manis itu. Minho hanya diam sambil menatap ke arah jendela.

"Arhhh, ahh" dia kembali merasa nyeri saat bayi itu bergerak. Chan panik, lalu dia berusaha untuk memanggil dokter.

"Minho kenapa kau sangat keras kepala? Aku tidak ingin kehilangan lagi" kata Chan. Minho tetap diam tak menjawab.

Empat hari sejak saat itu, kondisi Minho semakin hari semakin menurun. Sampai dia saat ini tidak bisa bangun dari ranjang. Dia juga sudah dipakaikan infus dan oksigen.

"Jeongin apa kau tidak bisa memanggil nya ke sini?" Tanya Minho pada Chan, dia sebenarnya sangat sedih melihat kondisi pria itu tapi dia juga kesal dengan keras kenapa Minho.

"Kau masih marah ya?" Tanya pria itu sambil menatap Chan. Pria Bang itu kemudian luluh, lalu dia menegang tangan Minho.

"Minho Sudahlah, cukup sampai di sini. Aku sudah kesakitan aku tahu itu" Minho terkekeh mendengar itu. Dia lalu menutup matanya untuk menahan sakit sejenak.

"Orang tua harus menyelamatkan anaknya" kata Minho lagi. Chan menghela napasnya. Dia lalu kembali menetes air matanya.

"Kenapa kau sangat keras kepala, kau tega ingin meninggalkan aku?" Hanya Chan kesal. Minho nampak diam saja, hanya itu yang bisa dia lakukan.

MAMA || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang