🔞
Minho benar-benar memancing Chan dengan mudah. Saat ini sekarang Chan sudah berada atasnya melumat bibir pria manis itu dengan lembut.
"Aku sudah berusaha untuk menolak, tapi kau terus memancing ku" kata Chan sambil melepaskan kancing piyama milik Minho.
Minho nampak melumat bibir itu juga dengan lembut, sambil meraba perut berotot milik suaminya itu.
"Jujur saja dari dulu kau memang menggoda" kata Chan sambil memainkan nipple milik Minho. Minho menganguk, lalu Chan membawanya naik ke paha pria itu.
"Aku akan melakukannya dengan hati-hati" kata Chan sambil mengecup leher milik pria itu.
"Ahhh" desahan itu terdengar saat Chan meremas kedua bokong milik Minho.
"Masuk saja, aku sudah siap" kata Minho sambil memejamkan matanya, entah kenapa itu sangat manis menurut Chan.
Chan lalu memasukan batangnya ke lubang milik pria manis itu. Minho langsung memeluk pria itu saat Chan menubrukan batangnya di sana.
"Jika merasa sakit katakan saja, aku akan berhenti" kata Chan. Minho mengangguk sambil memeluk bahu lebat milik pria itu.
"Ahh hmmmhh" Minho tidak bisa menahan suara itu saat Chan memaju mundurkan bokongnya. Benar-benar sangat halus dan lembut.
Sejam berlalu, belum ada tanda-tanda pelepasan dari pria Bang itu. Sedangkan Minho mulai kelelahan.
"Kita sudahi sampai di sini saja" kata Chan yang sudah melihat Minho yang kelelahan .
"Tidak, aku baik-baik saja. Lanjutkan saja sampai kau puas" kata Minho sambil tersenyum lalu dia bangun dan kembali meraup bibir pria Bang itu.
Chan kembali terpancing, hasrat itu kembali muncul dan mereka melakukannya sampai Chan puas.
💮💮💮
Saat Minho terbangun dia merasa basah di bawah kasurnya.
"Cairan apa ini?" Gumam Minho saat melihat bokongnya basah. Namun dia teringat sesuatu.
"Mungkin yang semalam" gumamnya, lalu dia berusaha bangun dengan hati-hati.
"Ibu kenapa?" Tanya Jeongin saat melihat Minho nampak gelisah. Minho langsung bersikap biasa saja.
"Aku baik-baik saja, lanjutkan saja bermain setelah itu kita makan" ujar Minho. Jeongin dengan polosnya kembali mengambil bola itu dan bermain.
"Aku merasa ada yang aneh, tapi semoga saja tidak terjadi apa-apa" gumamnya. Lalu dia mendapatkan tendangan kecil itu dari dalam.
"Kau juga terjadi bermain di dalam sana ya" kata Minho sambil mengusap perut buncitnya itu sambil tersenyum.
Satu minggu kemudian, saat Chan tengah membersihkan kolam dengan Jeongin dia terkejut saat mendengar suara pecahan sesuatu.
"Tuan Minho kenapa?" Teriak Bibi Lee dari dalam dapur. Mendengar itu Chan menggendong Jeongin lalu mereka ke sana.
Terlihat Minho tengah duduk di meja makan seperti menahan sakit.
"Minho kau kenapa?" Tanya Chan sambil menurunkan Jeongin. Dia lalu mendekat ke arah Minho.
"Tiba-tiba perutku sakit saat dia bergetak" ujar Minho. Chan kemudian membawa pria itu pergi masuk ke kamar.
"Aku kan sudah bilang, jangan lakukan pekerjaan rumah" kata Chan sambil mengelus rambut pria itu. Minho nampak menutup matanya. Tangan Chan yang lain masih sibuk mengusap perut buncit pria itu.
"Kau mau kupanggilkan dokter?" Tanya Chan. Minho menggeleng pelan.
"Berapa minggu dia sekarang" Tanya Chan pada pria manis itu.
"Tiga puluh empat" gumam Minho. Chan mengangguk lalu dia memeluk pria itu.
Karena Minho sakit Chan yang membenahi kamarnya, sejak mereka menikah dia tidak mau menyuruh bibi Lee yang melakukannya.
"Apa ini?" Tanya Chan saat melihat tanda cairan di tempat Minho tidur tadi.
"Jangan-jangan ini?" Chan lalu berusaha untuk keluar dari sana menemui pria manis itu.
Minho merasa nyeri pada perutnya saat bayi itu bergerak dari dalam. Semakin hari semakin menyakitkan.
"Ini kenapa sebenarnya?" Gumam pria itu sambil berjalan naik ke atas tangga. Dia juga merasa perutnya agak mengempes sekarang.
"Arhhhh" rintih Minho di malam itu saat merasakan bayi itu bergerak. Chan langsung bangun dan duduk panik.
"Ada apa?" Tanya Chan. Minho terlihat meringis. Chan dengan jelas bisa melihat pergerakan bayi itu.
"Tiap dia bergerak terasa nyeri" kata Minho. Kemudian Chan teringat tentang temannya kemarin. Dia berencana bertanya kemarin tapi dia tak menemukan Minho lalu pria itu jadi lupa.
"Cairan itu sejak kapan keluar?" Tanya Chan. Minho terlihat bingung, apa yang pria itu katakan sekarang.
"Cairan apa?" Tanya Minho.
"Ini" Chan lalu menggeser tempat Minho duduk. Minho melihat setetes cairan lendir keruh itu.
"Ini apa? Aku rasa sejak satu minggu yang lalu" ujar Minho. Chan langsung membulatkan matanya.
"Kenapa kau tidak memberitahukannya pada ku? Ini air ketuban Minho" Minho langsung terdiam, jujur saja dia tidak mengerti dengan hal itu.
"Ayo kita ke rumah sakit sekarang" kata Chan. Minho berkaca-kaca, dia sama sekali tidak mengetahui situasi ini. Jadi dia hanya menurut ke mana pria itu membawanya.
Dokter terkejut melihat hasil USG itu, air ketuban yang ada masih setengah saja.
"Dokter pada yang harus kami lakukan?" Tanya Chan pada pria dengan jas putih itu.
Dokter itu berpikir, dia lalu berjalan ke arah Chan.
"Air ketubannya sudah habis keluar, kami akan memberikan suntikan pematang paru. Karena usia kehamilannya masih di bawah 37 Minggu, sangat sulit untuk bayi hidup dengan umur itu di luar kandungan" Mendengar penjelasan itu Chan mengangguk saja sambil menatap Minho yang tengah gelisah di atas ranjang rumah sakit itu.
Setelah dokter selesai memberikan obat itu, Chan baru datang ke sana.
"Kata Dokter kau harus menginap di rumah sakit untuk sementara" kata Chan sambil mengelus rambut pria manis itu.
"Jeongin bagaimana? Dia sendirian di rumah" ujar Minho.
"Ada neneknya di rumah, jangan khawatir dia. Kau istirahat saja untuk sekarang" ujar Chan. Minho kemudian mengangguk.
"Aku kenapa?" Tanya Minho kemudian.
"Tidak apa-apa, kau akan baik-baik saja" ujar Chan. Minho mengangguk, lalu Chan mengecup bibir pria itu singkat.
Keesokan harinya dokter itu datang lagi memberikan pengobatan, dia melakukannya USG lagi.
"Kenapa bisa seperti ini?" Gumam dokter itu. Chan lalu mendekat ke arahnya.
"Ada apa dok?" Tanya Chan.
"Saya melihat ada kemajuan pada bayinya" Chan langsung melihat ke layar monitor itu.
" Paru-parunya sudah mulai matang, tapi harus dipertahankan sekitar satu minggu lagi, tapi" kata Dokter itu. Seketika membuat Chan terkejut.
"Kenapa Dok?" Tanya Chan.
"Saya tidak yakin Tuan Lee akan bisa bertahan" Mendengar itu Chan serasa tersambar Petir.
"Jika dibiarkan selama satu minggu, kami takut Tuan Minho mengalami infeksi karena air ketuban yang sudah keluar dan dia juga bisa mengalami kesakitan yang amat parah karena air ketuban yang sedikit dan pergerakan bayi yang semakin aktif" lanjut dokter itu. Chan meneguk salivanya.
"Mulai sekarang saya akan memberikan pilihan pada anda Tuan, bayi anda selamat atau ibunya. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin agar mereka selamat" ujar dokter itu.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA || BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR DULU Minho melakukan segala cara untuk mendapatkan uang termasuk tidur dengan seorang pria dewasa. WARNING ⚠️ -BXB -MPREG -CHAN: TOP - MINHO: BOTTOM - MATURE KONTEN 🔞 KALAU GAK BISA TOLONG JANGAN DIBUKA...