Minho saat ini tengah menyapu halaman rumah neneknya itu. Tak ada yang bisa dia lakukan, jika tidak sedang hamil pasti dia akan membantu nenek ladang.
"Jangan terlalu memaksakan diri" kata nenek sambil menyiram tanaman bersama Jeongin.
"Aku baik-baik saja" kata Minho.
"Minho" suara itu terdengar di telinga milik pria manis itu.
"Siapa kau?" Tanya Nenek itu seketika. Minho akhirnya menoleh, dia pikir tadi dia hanya berhayal saja.
"Ayah" Jeongin langsung mengatakan itu saat melihat Chan sudah ada di pekarangan rumah itu.
"Ayah? Jadi kau orangnya" nenek itu langsung mengambil sapu yang Minho pakai dan memukuli Chan saat itu juga. Chan nampak diam tidak melawan sama sekali, Minho berusaha untuk menenangkan neneknya.
"Sudah nenek, berhenti" kata Minho berusaha membujuk wanita itu. Terlihat wajah dan tangan Chan agak terluka.
"Kurang ajar, laki-laki tidak bisa bertanggung jawab. Kau hanya bisa membuat saja rupanya" nenek itu memaki Chan beberapa kali, Minho sangat kewalahan menenangkan neneknya.
"Ahh nenek cukup" kata Minho sambil memegang perutnya. Mendengar itu nenek langsung memegang tubuh Minho. Chan juga terlihat panik melihat Minho.
"Jangan menyentuh cucu ku lagi" kata wanita itu lalu dia membawa Minho masuk ke dalam.
💮💮💮
Chan duduk di teras rumah itu, lalu Minho keluar dari dalam sana membawa kotak obat.
"Maafkan nenek ku" kata Minho ikut duduk di samping pria Bang itu. Chan tersenyum saat melihat Minho. Dia lalu mengangguk paham.
"Aku pantas mendapatkannya" kata Chan. Minho menghela napas lalu dia membuka kotak obat itu berusaha untuk mengobati luka di pipi dan wajah pria itu.
"Tahan ya" kata Minho sambil membersihkan luka di pipi milik Chan. Senyuman itu terlihat di bibir Chan, dia terus menatap lekat wajah pria itu.
"Aku senang bisa bertemu lagi dengan mu, aku kira Ahh tidak. Aku merindukan mu Minho" kata Chan pada pria itu. Minho menatap wajah pria itu, dia mencari kebohongan di sana. Dia lalu kembali mengobati luka Chan.
"Aku tahu kau pasti kecewa, Maafkan aku aku benar-benar minta maaf Minho. Tapi kata maaf seperti tidak cukup untuk menghilangkan sakit hati ini" Chan menyentuh dada milik Minho dengan telunjuknya.
"Aku benar-benar merindukan mu Jeongin dan anak kita. Ayo pulang Minho" kata Chan lagi. Minho hanya diam tak menjawab.
"Dua hari kau pergi, aku merasa sendirian" kata Chan lagi.
"Ada bibi Lee kan" ujar Minho.
"Sendirian di kamar" kata Chan lagi.
"Kau bisa memanggil orang lain" kata Minho.
"Aku tahu kau pasti sangat sulit mempercayai apa yang aku katakan. Tapi ini" Chan menyarahkan map itu pada Minho.
"Kau bilang kau kau ingin menikah kan? Ini dia Minho, kau bisa langsung menandatanganinya" kata Chan. Minho berkaca-kaca melihatnya, kenapa tidak sejak dari dulu Chan melakukannya, kenapa baru sekarang saat Minho sulit mempercayai pria itu.
"Kau mau menikah dengan ku kan?" Tanya Chan sambil memegang tangan milik Minho. Pria manis itu menatap mata Chan.
"Aku Hmmm takut" kata Minho sambil melepaskan tangan milik Chan. Mata Chan terlihat berkaca-kaca mendengar itu, dia tidak bisa menahannya.
"Aku sudah menghancurkan kepercayaan mu, tapi tolong berikan aku satu kesempatan lagi Minho" dia bangun lalu bersujud di kaki pria itu. Minho jadi ikut menangis melihatnya.
"Apa aku bisa mendapatkan cinta mu lagi?" Tanya Chan pada Minho. Dulu mungkin ini adalah saat yang paling Minho tunggu, tapi kenapa dia sangat sulit mengatakan iya.
"Kau tahu kan, orang yang mempunyai kelainan mental seperti ku sangat sulit jatuh cinta. Tapi aku akan berusaha melakukannya untuk mu" kata Chan. Mendengar itu membuat Minho luluh, dia lalu mengambil tangan Chan.
"Benar kau akan kembali padanya?" Tanya Nenek Minho saat mereka akan pergi dari sana.
"Iya nenek" kata Minho. Nenek itu menatap Chan sinis, tapi pria itu nampak bersikap sopan padanya.
"Jika aku mendengar cucu ku diperlakukan seperti ini, kau akan mati di tangan ku" ancam wanita itu. Chan mengangguk lalu dia membuangkuk memberi hormat padanya.
"Saya sudah mendaftarkan pernikahan kami, jadi nenek tidak usah khawatir" kata Chan sambil tersenyum.
"Bagus-bagus, jika anak Minho sudah lahir kabari aku" kata wanita itu.
💮💮💮
Semenjak Minho pulang kembali Chan sama sekali tidak pernah pulang terlambat. Dia selalu menghabiskan waktu dengan pria itu.
"Minho kau mau acara pernikahan seperti apa?" Tanya Chan pada pria itu. Minho lalu berjalan ke arah Chan.
"Hmm jujur saja aku tidak memikirkan pestanya, sudah sah saja aku sangat senang" kata Minho.
"Tapi aku ingin orang-orang tahu bahwa kita sudah menikah" kata Chan.
"Terserah kau saja, aku ikut-ikut saja" ujar Minho. Mendengar itu Chan menarik tubuh pria itu padanya.
"Baiklah jika itu mau mu, kita tidak usah melakukannya" kata Chan sambil mencium Minho berkali-kali.
Terdapat kemajuan pesat dalam hubungan mereka berdua. Kepercayaan Minho sudah hampir kembali, dan Chan juga sudah nyaman bersama pria itu.
Mereka sering melakukan kegiatan memasak bersama, jalan-jalan bersama, sampai kelas hamil pun mereka lakukan bersama. Dan semakin lama usia kehamilan Minho semakin tua.
Selama itu mereka sama sekali tidak pernah melakukan hubungan seksual. Minho sebenarnya tidak terlalu ingin, tapi dia tahu Chan pasti sangat menahannya selama ini. Minho juga tahu Chan sering mengeluarkannya sendiri di kamar mandi saat mandi.
"Aku jadi merasa tidak berguna" gumam Minho.
Minho mengecup pipi Jeongin sebelum dia pergi meninggalkan anak manis yang tengah tertidur itu.
"Dia sudah tidur?" Tanya Chan yang mengintip di depan pintu.
"Ssssttt" Minho lalu membawa Chan masuk ke kamarnya.
"Ada apa?" Chan sampai di sana masih berbisik.
"Aku sudah mandi?" Tanya Minho. Chan menggeleng, Minho tak sengaja menatap bagian bawah dari pria itu. Terlihat mengembang.
"Kau ingin melakukannya? Katakan saja dengan jujur" Tanya Minho. Chan nampak meneguk salivanya.
"Katakan saja" ujar Minho. Chan lalu mengangguk pelan.
"Baiklah ayo kita lakukan" kata Minho, seketika hal itu membuat Chan terkejut.
"Tidak-tidak kau masih hamil kita tunda saja dulu" kata Chan, namun Minho masih menolak.
"Kita sudah menikah dan aku istri mu, kewajiban ku untuk melakukannya. Aku merasa tidak berguna kau tahu" kata Minho. Chan lalu menghela napas.
"Aku takut tidak bisa mengontrol diri dan malah menyakiti mu" kata Chan. Minho lalu memegang wajah Chan lalu dia langsung menyatukan bibir mereka.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA || BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR DULU Minho melakukan segala cara untuk mendapatkan uang termasuk tidur dengan seorang pria dewasa. WARNING ⚠️ -BXB -MPREG -CHAN: TOP - MINHO: BOTTOM - MATURE KONTEN 🔞 KALAU GAK BISA TOLONG JANGAN DIBUKA...