Saat Minho berjalan entah kenapa dia merasakan pusing yang datang tiba-tiba. Perutnya juga mulai merasa aneh.
"Ahh tolong" kata itu terakhir lagi dia ucapkan setelah itu dia jatuh di jalanan itu.
💮💮💮
Ruangan putih itu yang pertama kali Minho lihat saat membuka matanya. Pria itu berusaha untuk bangun dari saja walaupun kepalanya masih sangat pusing.
"Kau sudah bangun rupanya" kata seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba mengatakan itu pada Minho.
"Siapa kau? Dan kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Minho dengan kebingungan.
"Tadi aku menemukan mu pingsan di jalan, jadi aku membawa mu ke klinik ini. Sebaiknya saat hamil jaga kesehatan mu" ujar pria itu pada Minho. Seketika mata Minho membulat mengatakan itu.
"Apa? Aku hamil?" Tanya Minho mencoba memastikannya. Pria itu terkejut mendengar itu.
"Kau tidak tahu? Bagaimana bisa? Umurnya sudah satu bulan" kata pria itu yang adalah dokter di sana.
Minho semakin terkejut lalu dia meraba perutnya. Kenapa bisa?
"Berikan nomor suami mu, aku akan menghubunginya" kata dokter itu. Minho bungkam, bagaimana bisa? Dia bahkan belum menikah.
"Dokter, tolong bantu aku menggugurkannya" Minho langsung memegang tangan dokter itu.
"Kenapa? Dia anak mu Tuan" dokter itu mengatakannya pada Minho dengan kebingungan.
"Aku belum menikah, aku tidak tahu ini anak siapa" kata Minho dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hmmm maaf Tuan, aku tidak bisa melakukannya. Ini melanggar hak asasi manusia, aku tidak bisa mempertaruhkan pekerjaan ku demi menggugurkannya" jelas dokter itu langsung melepaskan tangan Minho.
💮💮💮
"Bagaimana ini? Apa aku mengatakannya pada pria itu?" Gumam Minho sambil berjalan pulang.
"Ahhh sial ini karena diriku sendiri, aku benar-benar menyesal" dia mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa Minho membesarkan anaknya sendirian di umurnya yang masih sembilan belas tahun itu. Dia juga tidak punya pekerjaan.
"Aku akan mencarinya" kata Minho.
Pria manis itu pergi ke tempat Jeongin sering di titipkan. Pasti Chan akan pergi ke sana dan mereka akan bertemu.
"Apa Jeongin ada?" Tanya Minho pada babysister yang ada di sana.
"Bang Jeongin? Dia tidak datang setelah satu minggu ini" kata wanita itu. Hal itu membuat Minho terkejut.
"Kenapa?" Tanya Minho.
"Saya juga tidak tahu" jawab wanita itu Minho kemudian mengangguk dan pergi dari sana.
Minho berusaha memutar otaknya untuk bisa bertemu dengan Chan. Dia sudah mengirimkan pesan pada pria itu, namun belum sama sekali mendapatkan respon.
"Apa aku harus datang ke rumahnya langsung?" Gumam Minho.
Minho akhirnya sampai di rumah milik Chan, ternyata rumah itu jika dilihat dari siang hari lebih bagus dan mewah.
"Anda mencari siapa?" Tanya wanita itu pada Minho.
"Apa Bang Chan ada di rumah?" Tanya Minho dengan sopannya pada wanita tua itu.
"Tuan Bang sedang tidak ada di rumah, dia tengah berlibur di jeju dengan Tuan Jeongin" kata wanita itu. Seketika Minho menjadi kecewa.
"Apa kau bisa memberitahu aku alamatnya?" Tanya Minho pada pria itu. Dia sangat takut jika Chan kabur dan tidak mau tanggung jawab.
Minho sambil membawa kopernya menuju ke villa tempat Jeongin dan Chan sewa di sana. Untung saja pembantu Chan tahu di mana mereka menginap.
"Aku harus menemukannya" kata Minho sambil memegang perutnya itu.
💮💮💮
"Kau kenapa senyum-senyum seperti itu?" Tanya Changbin pada pria itu. Chan lalu kembali fokus pada pesta itu.
"Aku memikirkan pria itu" kata Chan sambil kembali tersenyum. Mendengar itu Changbin nampak terkekeh dia lalu mengelus pundak lebar milik pria itu.
"Kenapa kau tidak langsung menikahi dia" kata Changbin sambil menyeruput wine itu.
"Menikah sangat merepotkan" kata Chan dengan wajah gusarnya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Hubungan di luar nikah lagi? Bagaimana jika dia diambil orang?" Tanya Changbin pada pria itu. Lalu terlihat senyuman di bibir pria Bang itu.
"Tidak mungkin orang mengambilnya?" Kata Chan sambil menuangkan wine itu kembali ke dalam gelas.
"Kau sangat percaya diri, dia itu manis dan cantik" kata Changbin.
"Pasti dia akan datang pada ku sendiri, aku tinggal menunggu saja dan sedikit bermain-main dengannya" kata Chan sambil kembali menyunggingkan senyuman itu.
"Jangan sampai kejadian dulu terulang lagi" Changbin berusaha untuk mengingatkan pria itu.
"Sambil menunggu, aku akan menikmati kehidupan ini dulu" kata Chan.
Minho akhirnya sampai di Villa itu, sambil menghembuskan napas panjang pria itu memencet belnya. Tak ada jawaban sama sekali, sampai pada Minho memencet untuk kelima kalinya.
Akhirnya pintu itu terbuka, terlihat anak kecil keluar dari sana.
"Ibu" kata anak itu lalu dia memeluk Minho.
Minho tersenyum melihat anak itu, dia lalu memeluknya pelan sambil melihat ke arah dalam.
"Kau dengan siapa di sini?" Tanya Minho sambil mengusap rambut pria kecil itu.
"Dengan ayah" katanya polos, Minho berusaha untuk menenangkan dirinya. Apapun yang terjadi dia harus mengatakannya pada Chan.
"Siapa Jeongin?" Suara Chan membuat Minho panik.
"Ibu datang" jawab Jeongin dengan penuh semangat.
"Ibu?" Chan terkejut saat melihat Minho sudah berada di depan pintu itu.
"Ayo masuk Ibu!" Jeongin menggandeng tangan Minho masuk ke dalam, pria manis itu masih menatap Chan lekat.
"Jeongin lepaskan dia! Kenapa kau membiarkan orang lain masuk ke sini?" Kata Chan. Seketika dada Minho menjadi panas.
"Keluar kau" kata Chan pada Minho, Minho menggeleng lalu dia berusaha untuk mendekat ke arah Chan.
"Aku ingin mengatakan sesuatu pada mu" kata Minho.
"Tidak ada yang harus dikatakan, urusan kita sudah selesai. Aku sudah membayar mu waktu itu kan?" Chan mengatakan itu sambil menaikan salah satu alisnya.
"Tapi Chan, tolong dengarkan aku dulu" kata Minho dengan mata yang berkaca-kaca.
"Keluar" Chan mendorong Minho dan menutup pintu itu.
"Ayah kenapa jahat pada ibu?" Jeongin mengatakan itu sambil menangis.
"Diam kau! Dia bukan ibu mu, dia hanya orang asing" kata Chan lalu dia pergi dari sana.
"Ayo kita lihat sampai kapan kau bisa tahan Lee Minho" Chan mengatakan itu sambil tersenyum miring pergi dari sana.
"Chan!! Dengarkan aku dulu!!" Teriak Minho dari luar sambil menggedor-gedor pintu.
Chan melihat semua aktifitas Minho di luar sana. Senyuman itu terlihat di bibir pria Bang itu.
"Akhirnya kau datang pada ku, tapi kita akan bermain-main dulu sayang" kata Chan sambil melihat layar laptopnya.
Minho merasakan suatu berjalan masuk ke dalam bajunya. Dia berusaha bangun, senyuman pria itu pertama kali dia lihat.
"Kau!" Kata-kata Minho berhenti saat pria itu menutup mulut Minho dengan tangannya yang lain, dan satu tangan lagi tengah mengusap perut pria itu.
"Sssttt nanti Jeongin bangun" kata Chan.
💮💮💮
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
Gais aku pas revisi ikut gemes baca e, heran 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA || BANGINHO ✔
Hayran KurguNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR DULU Minho melakukan segala cara untuk mendapatkan uang termasuk tidur dengan seorang pria dewasa. WARNING ⚠️ -BXB -MPREG -CHAN: TOP - MINHO: BOTTOM - MATURE KONTEN 🔞 KALAU GAK BISA TOLONG JANGAN DIBUKA...