✔Sab'atun

117 53 192
                                    

"Ini nih yang sedari tadi dicari, kemana aja sih Mir?" tanya Vino yang baru saja datang dan duduk di samping Mirza. Semenjak kepindahan mereka ke pondok pesantren di Yogyakarta mereka berdua memang terbiasa mengganti panggilan lo-gue menjadi aku-kamu agar terlihat lebih sopan saat didengar, serta sebagai tanda bukti menaati peraturan yang ada di Pondok.

"Tau nih anak dicariin dari tadi juga malah tidak taunya malah ada di sini," timpal Narendra yang ikut duduk disamping Vino.

Ervino Rafa Azka Putra (Vino) dan Narendra Fahri Alfiansyah (Naren) adalah sahabat setia Mirza, kemanapun Mirza pergi mereka tak akan pernah pergi jauh dari sosok Mirza. Ibarat sebuah Lem yang menempel dan saling merekat begitulah persahabatan mereka. Persahabatan Triangle, Triangle merupakan sebuah alat musik yang terkenal elegan dan modis, tri (Tiga), angle (Malaikat) Bisa diartikan juga sebagai 3 Malaikat, tapi malaikat dalam artian yang berbeda. Malaikat dalam bentuk manusia yang suka membantu dan menolong sesama, bahkan kalau dilihat akan membuat hati menjadi adem ayem (sejuk dan tenang tentram).

"Apa?" jawab Mirza yang masih fokus menatap layar laptopnya.

"Aku denger-denger tadi kamu udah buat heboh satu kampus," ucap Narendra.

"Hm."

"Kok hm doang sih tanggapanmu, jadi itu benar apa tidak?" tanya Narendra.

"Terus mau gimana?"

"Ya jelasin!" ucap Narendra kesal.

"Jelasin apa?"

"Kalau kamu beneran berangkat ke kampus bareng Zahra?" tanya Vino

"Hm."

"Ya Allah sabarkanlah hambamu dalam menghadapi kelakuan manusia yang tidak berperasaan," ujar Naren sembari mengadahkan kedua tangannya ke atas seoalah Naren sungguh-sungguh sedang berdoa.

"Lebay," ucap Mirza sembari meninju pelan perut Naren membuat Naren dan Vino terkekeh kecil.

"Aku heran aja, kamu kan paling anti sama kaum hawa, terus kok bisa kamu berangkat bareng Zahra, satu mobil pula?" tanya Narendra sembari menatap Mirza penuh selidik.

"Jangan suudzon dulu, memang aku sama Zahra berangkat bareng tapi Zahra duduk di  belakang, lagian kaca mobil juga di buka. Jadi jangan mikir yang aneh-aneh deh," tegur Mirza.

"Lagian, tumben banget berangkat bareng sama cewek biasanya juga kamu ogah-ogahan deket sama cewek," timpal Vino sembari menatap lekat ke arah Mirza, "jadi gimana? Udah bisa move on belum dari Bella?" lanjut Vino membuat suasana yang tadinya santai kini mendadak berubah menjadi lebih tegang.

"Mana mungkin bisa aku lupain Bella, apalagi sampai menjalin hubungan dengan orang lain, setelah aku jadi penyebab Bella kehilangan nyawanya, apa masih pantas aku kembali bahagia?" ucap Mirza sembari terkekeh, terlihat jelas raut wajah yang kini berubah sendu. Naren dan Vino pun menghela napas kasar melihat Mirza yang masih saja terjebak dalam penyesalan masa lalu.

"Aku udah bilang berapa kali sama kamu Mir, kalau jodoh,maut, dan rezeki merupakan kuasa Allah. Bella meninggal itu sudah menjadi takdir dan ketetapan Allah. Kamu gak bisa nyalahin diri kamu atas kematian orang lain. Selalu ingatlah hadis ini,


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. – (Q.S Al-Anbiya: 35).

ISLAM IS PERFECT, I'M NOT (Complited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang