✔Isyruuna

49 17 51
                                    

Koridor kampus siang ini terbilang lebih lenggang dari biasanya, Zahra yang baru saja keluar kelas memutuskan pergi ke masjid untuk melaksanakan salat.

Ponsel yang berada di sakunya tiba-tiba saja bergetar, tertera disana panggilan masuk dari sahabatnya, Yola.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, ada apa Yol?" tanyanya.

"Kok kamu ninggalin aku sih Ra? Kan aku udah bilang buat tungguin, baru aja aku selesai, pas keluar, kamunya udah gak ada."

"Hehe maaf, soalnya kamu lama sih selesainya, udah mau azan juga jadi ya aku tinggal dulu ke masjid," jawabnya.

"Yaudah tungguin, habis gini aku susulin ke sana, wassalammualaikum."

"Waalaikumsalam." Zahra pun meletakkan kembali ponselnya, karena perhatiannya yang teralihkan, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

"Aduh, eh, maaf, aku tidak sengaja," ucapnya sopan sembari menundukkan kepalanya. Namun, tidak ada tanggapan sama sekali. Akhirnya Zahra mendongakkan kepalanya guna melihat seseorang yang sudah ia tabrak. Saat matanya melihat wajahnya, seketika tubuh Zahra sedikit menegang.

"Sekali lagi Maaf, permisi," ucap Zahra sembari menundukkan kepalanya, setelahnya dia buru-buru untuk melangkah pergi saat dirinya menyadari siapa orang yang sudah ia tabrak.

"Tunggu," ucap orang tersebut sembari memegang pergelangan tangan Zahra namun, buru-buru Zahra melepaskan tangan orang tersebut.

"Maaf, bukan mahram."

"Ahh, iya maaf," ucap orang tersebut kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenalin nama gue Jayden," ucap orang tersebut sembari mengulurkan tangannya.
Sedangkan Zahra semakin merasa gugup, rasanya dirinya ingin segera pergi dari situasi saat ini. Zahra ingat betul siapa laki-laki yang kini berada di depannya. Laki-laki yang sama, yang sudah mengejarnya dan Mirza beberapa hari yang lalu. Laki-laki yang sudah membuat Mirza mengalami luka. Mungkin karena waktu itu Zahra bersembunyi di dalam mobil, oleh sebab itu Jayden tidak mengenalinya.

"Maaf, tapi aku harus segera pergi," ucap Zahra sedikit berlari meninggalkan Jayden yang tersenyum penuh arti. Sedangkan Zahra berhenti di balik tembok guna mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Hai," ucap seseorang mengagetkan Zahra.

"Astagfirullah, ish, kamu ini ngagetin aku aja," ucap Zahra sembari mengerucutkan bibirnya.

"Kamu kenapa? Seperti orang dikejar setan aja?" tanyanya sembari terkekeh.

"Iya, setannya kamu," ucap Zahra sewot membuat lawannya tertawa lirih.

"Kenapa?" tanyanya sekali lagi sembari meredakan tawanya.

"Gapapa El."

"Bener gapapa? Kalau ada yang berani ganggu kamu bilang aja ya? Biar nanti aku beri dia pelajaran," ucap El serius yang dibalas dengusan kasar oleh Zahra.

"Kalo kamu beri dia pelajaran yang ada gak bakalan dikerjain, kamu kan bukan dosen," sewot Zahra membuat El semakin tertawa.

"Orang serius juga malah bercanda."

"Ihh, aku juga serius tahu, kamu kan bukan dosen, kalau kamu beri dia pelajaran yang ada gak bakal dikerjain lah," jelas Zahra.

"Iyain aja deh biar kamunya seneng," ucap El membuat Zahra kembali mendengus.

"Yaudah, aku mau ke masjid dulu."

"Jalan duluan gih, biar pengawalmu ini yang akan kawal Baginda Ratu dari belakang hingga selamat sampai tujuan."

ISLAM IS PERFECT, I'M NOT (Complited)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang