"Mirza, kenapa mereka ngejar kita? Aku takut," keluh seorang perempuan dengan suara yang bergetar.
"Kamu tenang aja, ya, sayang, aku janji bakal ngelindungin kamu. Apapun yang terjadi, aku bakal selalu ada buat kamu. Sekarang, kamu peluk aku yang erat, jangan dilepas, dan pejamin mata kamu," balas Mirza kembali menenangkan sang kekasih.
"Mirza, aku takut." Suara itu, seketika menggema di benak Mirza.
"Mirza, aku takut."
"Mirza, aku takut."
Sampai akhirnya Mirza terbangun dengan napas yang terengah-engah, suara tersebut kembali bergema di pikiran Mirza. Setelah sekian lama, akhirnya mimpi itu datang kembali menghampiri Mirza. Keringat dingin sudah mulai bercucuran membasahi tubuh Mirza, kenapa mimpi itu kembali hadir, setelah sekian lama?
Bagaimana rasanya, jika kita merindukan seseorang yang tak dapat dilihat di depan mata? Tak dapat mendengar suaranya? Tak dapat merasakan, dekapannya? Tentu saja, sakit, terasa sangat menyakitkan! Apalagi, kita hanya mampu menyebut namanya dalam do'a.
Kerinduan ini, tak dapat lagi ditahan. Namun apalah daya kita sebagai seorang manusia? Bukankah, sejatinya manusia dipertemukan hanya untuk satu alasan yaitu perpisahan?
"Jangan jadikan sebuah kesedihan menjadi suatu hambatan atau alasan buat kamu berhenti melangkah. Kamu kehilangan manusia, tapi tidak dengan Allah. semua hal di dunia ini, hanya sementara. Jika kamu ingin mengeluh, kamu hanya perlu bersujud dan memohon petunjuk darinya. Berusaha dan berdoalah dengan hati yang tulus dan pasrahlah atas apapun yang sudah menjadi ketetapan Allah. Tuhan, ngasih cobaan kepada hambanya karna sebuah alasan dan kamu hanya cukup bersabar."
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَArtinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153)," ucapan seseorang yang Mirza kenal, dengan nama Aisyah, kembali hadir dalam lamunannya.
5 tahun lamanya, seseorang yang berarti dalam hidup Mirza telah meninggalkan Mirza, dengan perasaan bersalahnya.
Hari ini adalah hari dimana Mirza kembali merasakan hatinya berdenyut nyeri. Tepat
5 tahun yang lalu, kejadian naas yang mengakibatkan dirinya harus kehilangan seseorang yang dicintainya, pergi meninggalkannya untuk selamanya.Setelah kesadarannya penuh, Mirza segera bersiap-siap untuk segera pergi mengunjungi seseorang yang selama ini masih melekat di hatinya, meski kini orang itu sudah tidak lagi bersamanya.
Klining klining
Suara lonceng terdengar, pertanda seseorang tengah memasuki toko Florist.
"Mbak, tolong rangkaikan satu bouquet bunga lilly putih ya?" pinta Mirza kepada seorang perangkai bunga, di toko florist tersebut.
"Ditunggu ya?" Ucapnya sembari tersenyum ramah yang dijawab anggukan oleh Mirza.
Seusai membeli bunga Mirza kembali melajukan mobilnya menuju sebuah tempat pemakaman umum.
Tertulis sebuah nama di sana, Bella Safitri.
Nama yang selama 5 tahun ini, sering ia sebut dalam do'a."Pagi princesnya Mirza, apa kabar kamu di sana? Aku selalu berdoa, agar engkau tenang berada di samping Tuhan," ucap Mirza dengan suara yang sedikit bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLAM IS PERFECT, I'M NOT (Complited)
EspiritualKesalahan masa lalu yang telah mengubah kehidupan si ketua geng motor, membawanya bertemu dengan perempuan yang mengenalkan tentang Islam. Sosok yang membuat dia menemukan cahaya setelah menempuh kegelapan. Di saat yang bersamaan kehadiran sosok bar...