Angin musim dingin tahun ini cukup dingin dibandingkan tahun lalu. Sehingga kamu harus menggunakan haori dengan bahan yang cukup tebal dengan kimono ungumu. Namun pagi ini tidak seperti kemarin yang masih turun salju, cuacanya cerah! Walaupun masih cukup dingin.
Beberapa burung masih ada yang berkicau di pagi hari yang indah ini, karena tidak semua burung pergi bermigrasi. Dan disanalah dirimu, sedang duduk di atas engawa dengan teh hangat untuk ekstra menghangatkanmu.
Senyumanmu masih terukir di wajahmu, anginnya masih cukup segar dan suasana sekitar tenang. Tapi kamu sedikit sedih karena tidak beraktifitas seperti di musim-musim sebelumnya, menanam tanaman sayuran di halaman sekitar rumah.
Walaupun keuangan keluargamu sudah cukup untuk makan selama musim dingin ini. Kamu tetap ingin makan sayuran hasil tanam sendiri.
Jadi sekarang kamu hanya bisa menghela napas sambil memasang ekspresi senyum sedih. Namun tiba-tiba senyumanmu menghilang ketika melihat pria paruh baya sedang menaruh makanan terbaik di sebuah tempat persembahan.
Ayahmu lagi-lagi mempercayai mitos itu. Mitos adanya manusia setengah rubah yang akan melindungi keluarga dari oni jika membuat sebuah tempat persembahan dan menaruh makanan terbaik diatasnya. Atau biasa dipanggul kitsune oleh mereka.
Sebenarnya ayahmu sudah lama melakukan ini. Dia bilang setiap musim panas dan dingin, kitsune akan pergi ke dunia manusia untuk memburu oni yang mengancam manusia.
Padahal oni itu juga hanya mitos. Warga desa termasuk dirimu pun juga sudah bilang pada ayahmu bahwa makhluk-makhluk itu hanya mitos. Tapi ayahmu hanya menganggukkan kepalanya dan berpura-pura tidak mendengar.
Sejujurnya kamu agak kesal melihat makanan terbaik ditaruh begitu saja di sebuah meja yang berada diluar rumah. Walaupun keesokan harinya sudah tidak ada makanan yang utuh disitu, kamu maupun warga desa berpendapat kalau yang memakannya pasti hewan liar.
Tapi ayahmu selalu bilang kalau mereka itu nyata. Karena sudah lelah mengingatkan, jadi kamu hanya diam saja.
Kamu turun dari engawa, tidak lupa memakai sepatu khusus musim dingin yang sudah disiapkan dibawah engawa. Lalu berjalan mendekati ayahmu yang sedang berdoa, memohon perlindungan. Pemandangan ini berasa sedikit lucu tapi juga ada rasa prihatin dalam dirimu.
Kamu hanya diam melihat aktifitas ayahmu hingga dia selesai berdoa. Dia menatapmu lalu tersenyum. Senyuman ayahmu membuatmu sulit untuk menolak pernyataannya.
"Selamat pagi (Y/N), putriku satu-satunya yang sangat cantik"
"Ayah... Tidak perlu seperti itu" Kamu merona dengan pujian ayahmu, senyumanmu kembali terukir
Ayahmu hanya terkekeh "Bagaimana tidak? Kamu mengingatkan ayah pada ibumu, kalian berdua mirip. Sama-sama cantik"
"T-terima kasih ayah... Ayah kenapa masih mau mempercayai mereka?" ekspresimu kembali berubah, mengerutkan kedua alismu
"Ayah sudah beberapa kali bilang padamu nak, kalau ayah pernah bertemu dengan mereka" ayahmu mengatakan itu dengan nada yang sabar
Mendengar jawaban yang selalu sama, kamu hanya menghela napas. Pasrah, kamu pasrah. Kamu selalu mengingatkan pada ayahmu seperti itu karena kamu tidak mau mendengar bisikan negatif dari warga desa mengenai ayahmu.
Kamu menatap tempat persembahan itu, terdapat dua patung rubah kecil di sisi kanan dan kirinya. Dengan kalung kain kecil berwarna merah, ada sebuah simbol di tengahnya, simbol api.
"Beliau adalah makhluk yang kuat, tapi juga baik. Beliau bersedia melindungi kita jika perjanjian kami tidak diingkari" Ayahmu mulai membuka suara lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement (Kitsune Rengoku Kyojuro X FemReader)
Fanfiction#Book ke-1 author. WARNING: MENGANDUNG SPOILER BAGI YANG BELUM TAMAT MEMBACA MANGANYA Genre: Fluff, Angst, Lime/Light Lemon(akan diberi peringatan diawal chapter) Summary: Aku harus menyepakati perjanjian yang dibuat oleh makhluk berupa manusia set...