Snowflake 7

1.4K 135 8
                                    

(Wu Sangxing Flashback)

Sejumlah besar pria bersenjata telah menerobos masuk ke dalam hutan untuk berburu semua hewan di hutan yang bisa dimakan, sebagian mencari sumber daya lain. Mereka terlihat dingin dan asing, dengan senjata di tangan seolah akan memusnahkan dan melenyapkan semua tanda keberadaan mahluk hidup di dalamnya.

Sebagai tambahan informasi, kawasan tenggara gunung Lushan yang cukup terpencil memiliki musim dingin lebih panjang dibanding daerah lain di sekitarnya. Pada bulan-bulan tertentu salju akan turun dengan sangat lebat. Hawa dingin terjun bebas ke nol derajat dan Wu Sangxing beserta rekan-rekan di tim arkeologi 405 merasa kesulitan untuk beradaptasi.

Semuanya ada tujuh orang. Yang paling dekat dengan Wu Sangxing sudah bisa dipastikan adalah rekan yang sering pergi bersama dalam satu ekspedisi. Mu Xuehai, Yang Dangguang, Chen Wenjin, Qi Jin sebagai ketua penanggung jawab tim dan tiga orang lainnya yang semuanya pria.

Penelitian tentang mumi ratusan tahun di puncak gunung Lushan yang bersalju membuahkan hasil yang diharapkan tetapi satu badai tak teramalkan menggiring mereka keluar dari jalur. Tim mereka terpencar. Yang pertama kali ditemukan oleh warga sekitar hutan gunung Lushan adalah Wu Sangxing, Qi Jin dan Mu Xuehai, sedangkan Yang Dangguang, Chen Wenjin dan tiga orang lainnya terpisah jalur.

Para pemburu bersenjata itu menemukan Wu Sangxing dan kawan-kawan, menolong dan memberi mereka makanan serta tempat berlindung. Mereka melewatkan hampir satu bulan di desa terpencil di tenggara gunung Lushan sebelum akhirnya bisa kembali pulang dengan selamat. Mereka menyebut desa itu dengan nama 'Lembah Salju'.

Wu Sangxing tidak tahu dari mana datangnya rasa ingin tahu yang begitu memuncak kala mereka berada dalam perlindungan penduduk desa. Mungkin karena hawa yang lebih dingin dan juga kabut kebiruan yang seringkali turun menutupi lembah pada pagi dan senja hari memberikan aura misterius yang lebih. Nalurinya mengatakan ada sesuatu yang bisa digali di desa ini.

Rupanya keingintahuan serupa dimiliki oleh Mu Xuehai dan juga Qi Jin. Mereka menunda waktu kepulangan meski kondisi sudah membaik dan cuaca lebih cerah dari minggu-minggu sebelumnya. Tanpa sepengetahuan kepala desa, mereka menyelinap ke beberapa tempat istimewa di desa itu. Satu yang paling menarik perhatian Wu Sangxing adalah sebuah kuil kuno di tengah hutan yang telah ditinggalkan penduduk di sana.

Wu Sangxing mencoba mengingat malam itu.

Ketiganya tenggelam ke dalam jurang rasa ingin tahu, siap untuk melewati apa pun dan siapa pun di jalan mereka.

Hari mulai gelap, dan tanpa kenal takut, mereka masuk ke dalam hutan dan telah kehilangan arah tujuan namun ketiganya pantang mundur.

Wu Sangxing memimpin di depan, melirik ke bulan dan mendengar lolongan anjing hutan, panjang, sedih, dan nyaring suaranya seolah menembus udara seperti pisau tajam.

Mereka terus berjalan lagi dalam bimbingan cahaya senter yang bergoyang-goyang. Jalan setapak yang terbentuk secara alami di tengah hutan membawa mereka ke ujung lain hutan di mana kuil kuno itu berdiri angker.

Ketiganya menahan nafas, keheningan menyapa, dalam sekejap dipecahkan kepak sayap puluhan kelelawar.

Dalam ketertarikan yang sangat total, ketiganya menuju kuil itu, halaman kuil dipenuhi bebatuan menyebabkan mereka sesekali tersandung dan jatuh ke tanah. Kuil itu sepintas sangat gelap dan tidak berpenghuni, namun tidak lama kemudian telinga mereka yang tajam menangkap gumaman suara orang yang jauh. Apakah ada seseorang yang tinggal di sana?

Menerobos daun-daun basah, merayap perlahan, ketiganya mencapai pintu masuk kuil. Ada lubang-lubang kecil pada dinding batu dengan bentuk heksagonal seragam. Mereka bisa melihat titik-titik cahaya bergoyang-goyang. Wu Sangxing yang pertama masuk ke dalam kuil kuno. Aroma pengap penuh asap dan debu pekat menggantung di udara.

𝐒𝐍𝐎𝐖 𝐕𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 (𝐏𝐈𝐍𝐆𝐗𝐈𝐄) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang