Snowflake 25

853 134 26
                                    

  Mata gelap Wu Xie yang berkilauan tersembunyi di bawah poninya yang sedikit berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Mata gelap Wu Xie yang berkilauan tersembunyi di bawah poninya yang sedikit berantakan. Pandangannya melekat pada pria misterius di atas ranjang.

Dengan suara serak yang lebih lembut dari angin sepoi-sepoi, Wu Xie bertanya,
"Siapa kau, Tuan?"

Pria itu mendengar suara, namun belum bisa melihat jelas serta belum bisa menyimpulkan apapun. Jadi, dia hanya terdiam untuk beberapa saat, membuat Wu Xie dan Zhang Qiling menunggu.

Pria itu meletakkan telapak tangan di tempat tidur, mendorong dirinya sendiri untuk bangun dan duduk. Meski kelihatannya rapuh dan tua, dia masih sanggup untuk bergerak, berpindah posisi sendiri. Wu Xie bahkan bisa merasakan auranya yang berpengaruh.

"Aku yang harusnya bertanya, siapa kalian dan bagaimana bisa sampai kemari?" Suaranya menggeram rendah, namun tanpa ancaman.

Beradu pandang dengan sorot mata hitam keabuan milik si pria tua, Wu Xie menggigil aneh. Berharap tidak memancing bahaya. Tapi nalurinya mengatakan bahwa pria ini nampaknya tidak berbahaya atau pun tengil seperti Er Jing, dia hanya sisa dari dua watak tersebut. Lagipula jika memang pria ini ternyata binatang buas, Xiao ge nya akan mengatasi mahluk tua ini dengan mudah. Benar bukan?

Samurainya sudah lama tidak digunakan untuk membunuh. Terakhir kali dipakai untuk membabat semak belukar. Jelas sekali senjata agung itu mengalami degradasi.

Keheningan menjadi kental selama beberapa detik, memperbesar tanda tanya di benak Wu Xie.

"Kami menemukan pintu rahasia," Wu Xie menjawab.

"Siapa namamu, anak muda?" Suara pria itu kasar, disebabkan terlalu lama tidak bicara. Sepertinya suaranya tersendat-sendat.

"Wu Xie," ia kembali berkata, datar. Menekan semua emosi dan rasa tak sabar yang kian memberontak.

"Apa kau baik-baik saja. Kenapa kau dikurung di sini?"

"Dikurung," pria itu mendesah. Memiringkan kepala beberapa saat.

"Kau benar. Itu kata yang tepat. Er Jing tak tahu diri itu, dia mengatakan ingin memberiku tempat istirahat yang tenang. Kukira sebuah pondok di lereng gunung, ternyata dia menempatkan aku dalam ruangan rahasia miliknya."

"Anda Tuan Wang?" Wu Xie memastikan.

Pria itu mengangguk lemas.

Meski sudah menduga jawabannya, Wu Xie masih tetap terkesiap.

"Kau baik-baik saja bukan?"

"Kenapa kau peduli?" Pria itu menatap, ada kesan curiga meskipun samar.

"Aku tidak tahu," Wu Xie menjawab jujur.

"Kami hanya tak sengaja menemukanmu."

"Er Jing tidak akan membiarkanmu menemukanku," ujar Tuan Wang.

𝐒𝐍𝐎𝐖 𝐕𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 (𝐏𝐈𝐍𝐆𝐗𝐈𝐄) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang