Snowflake 15

1.2K 134 12
                                    

Beberapa jam sebelumnya

''Apakah Wu ​​Sangxing sudah tidur?'' Hei Yanjing bertanya pada Xiao Hua, melompat ke sofa.

''Kurasa begitu, dia terlelap beberapa menit yang lalu,'' jawab Xiao Hua.

''Ada sesuatu yang serius dengannya ... dia benar-benar aneh'' Hei Yanjing menggosok pelipisnya.

''Kau memata-matainya sepanjang waktu,'' Xiao Hua menyeringai.

Menaikkan sudut bibirnya, Hei Yanjing menggerutu, "Aku memata-mataimu."

Kali ini Xiao Hua terkekeh pelan.

''Serius Xiao Hua ... kau tahu apa yang aneh? Ketika Wu Sangxing secara acak mulai berekspresi ketakutan tanpa alasan jelas."

Xiao Hua terdiam, wajahnya yang tenang menunjukkan ekspresi kosong.

Hei Yanjing menyadari kekosongan itu dan mendesah. ''Apakah kau tidak ingat apa yang diceritakan anak-anak itu? Wu Xie kemarin-kemarin kerasukan."

''Hmmm....''

''Sepanjang pengetahuanku, seseorang yang terkena kutukan sihir, berhari-hari setelah kejadian itu, dia akan lumpuh secara mental dan fisik. Takut keluar sendirian bahkan di siang hari, dan dia menjadi paranoid sesuatu akan menyerangnya. Wu Sangxing juga mengalami hal aneh bukan?"

Xiao Hua mengangguk, berdiri di dekat kaki ranjang pasien.

"Ya. Dia juga terluka parah, dia beruntung cakarnya tidak menembus lebih jauh karena jika itu terjadi, mungkin akan ada racun masuk dalam tubuhnya."

Xiao Hua selesai menggumamkan bagian terakhir saat Hei Yanjing hampir meringis.

''Asumsi keren, aku sudah selesai menunggu, harus ada cara menyelesaikan urusan tolol ini," dia berhenti, agak linglung dan tersenyum setengah.

Xiao Hua melirik sekilas masih terheran-heran dengan sikap jagoan Hei Yanjing. Tetapi dengan gayanya itu, dia justru terlihat keren dan berbeda, dan Xiao Hua menyukainya.

"Bagaimana jika lain kali entitas itu menyerangmu?" ia bertanya sinis namun lirikannya menggoda.

''Jika lain kali aku melihatnya, aku akan membunuhnya."

Hei Yanjing mendengus pelan setelah mengatakan bualan itu dia mulai membaringkan tubuhnya di sofa.
Xiao Hua mengamati dua pria dalam ruangan itu beberapa detik sebelum berjalan keluar dan menutup pintu di belakangnya.

Awalnya Hei Yanjing tidak berniat menghabiskan sepanjang malam. Tetapi dia ketiduran sangat lelap, dia bahkan tidak menyadari si perawat keluar masuk ruangan. Pria itu terjaga lewat tengah malam, linglung sesaat dan menggerutu mendapati dirinya berada di sofa panjang ruang rawat Wu Sangxing.

"Ah sialan, aku ketiduran..." Dia melepas kacamata dan mengucek matanya sebelum mengawasi jam dinding yang masih buram dalam pandangan mengantuk. Sepertinya masih pukul tiga malam.

Dia menatap pada Wu Sangxing yang juga tengah tertidur. Punggungnya berbalik ke arah dinding sehingga pria berkacamata tak bisa melihat wajahnya. Menguap, Hei Yanjing merasakan kebutuhan untuk ke kamar mandi. Dia berjalan terseok-seok menuju toilet dan keluar ke kafetaria beberapa menit kemudian.

Kehidupan rumah sakit aktif tanpa mengenal waktu. Akan selalu ada orang di ruang tunggu, kesibukan di unit gawat darurat. Pelataran parkir menampung ambulan yang kadang keluar masuk tanpa terduga. Kafetaria masih menyala terang dengan beberapa pria duduk tegang memegangi cangkir kopi panas.

Setelah berpapasan dengan brankar berisi pasien korban kecelakaan yang berdarah-darah, Hei Yanjing bergidik dan mempercepat langkah menuju kafetaria.

"Satu kopi hitam!" dia memesan, lantas duduk dengan cangkir di tangan. Membuat bahunya rileks dan mulai Menggulir pesan di ponsel. Dia berpikir di mana sekarang Xiao Hua. Apakah dokter tampan itu sudah pulang atau masih ada tugas di rumah sakit.

𝐒𝐍𝐎𝐖 𝐕𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 (𝐏𝐈𝐍𝐆𝐗𝐈𝐄) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang