Snowflake 23

874 128 25
                                    

   Gadis itu mengenalkan diri dengan nama Ya Nu, mengaku bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman Tuan Wang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Gadis itu mengenalkan diri dengan nama Ya Nu, mengaku bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman Tuan Wang. Lewat tengah hari, dia kembali ke rumahnya setelah membuat kesepakatan dengan ketiga tamu asing untuk bertemu di tepi hutan menjelang sore.

Ya Nu menyapukan pandang ke sekeliling tepi hutan memastikan tak ada siapapun selain mereka. Kemudian dia mengeluarkan sebuah benda dari balik mantel bulunya. Sebuah kotak kayu kecil yang terlihat misterius. Ketiga pemuda menunggu gadis itu membuka kotak. Di dalamnya ada sebuah kertas yang digulung. Ya Nu mengambil gulungan tersebut dan memberikannya kepada Wu Xie.

"Ini sebuah peta," ujar Ya Nu.

"Sebenarnya rute menuju kuil kuno itu cukup mudah. Nampaknya beberapa orang sering tersesat atau celaka akibat jebakan yang diperuntukkan untuk binatang buas."

Wu Xie mengamati gambar peta, membolak-baliknya dengan pelipis berkedut.

"Aku heran bagaimana paman ketiga bisa menemukan kuil kuno itu begitu mudah."

"Mungkin hanya kebetulan. Mereka juga tiba di desa ini karena disesatkan badai salju. Aku menduga, tuan Wang memasang beberapa jebakan di sepanjang rute menuju kuil untuk mencegah orang-orang seperti tim arkeolog menemukan kuil itu."

Pangzhi menjentikkan jari, "Aku tahu sekarang. Jebakan itu dipasang setelah paman ketiga pergi dari desa ini."

"Sepertinya begitu," Wu Xie setuju.

Zhang Qiling mencondongkan wajah ke arah Wu Xie. Peta itu berada di tangan si pemuda dan ia tengah memelototinya dengan ekspresi serius.

"Kurasa aku bisa merekamnya dalam otakku," dia menunjuk beberapa tanda dalam peta, menghafal letaknya, berpatokan pada delapan arah mata angin.

"Jadi kita bisa cepat tiba di kuil kuno tanpa harus terkena jebakan. Kelihatannya cukup mengerikan," ia meringis. Menyerahkan peta ke tangan Zhang Qiling.

Kewaspadaan Zhang Qiling berada di level terbaik saat ini. Dia mengangguk pada Wu Xie dan berkata, "Kita pergi sekarang!"

Wu Xie melihat sekilas padanya, kemudian pada Pangzhi, mereka saling berbalas anggukan.

"Bagaimana dengan Ya Nu?" Pangzhi selalu paling pandai dalam memikirkan perempuan. Lagipula, gadis itu sendirian di tepi hutan. Harus ada seseorang yang mengawalnya.

"Jangan pikirkan aku. Ini wilayahku, aku kenal situasi desaku sendiri," Ya Nu menanggapi.

"Kau yakin?" tanya Wu Xie.

Gadis itu mengangguk.

"Baiklah. Hati-hati. Dan ya, terima kasih bantuan petanya." Wu Xie mengangkat gulungan itu ke depan wajah.

Sebelum bergerak masuk ke dalam hutan, ketiga pemuda menyaksikan Ya Nu berjalan pergi hingga sosoknya mengecil dibingkai pepohonan.

"Ayo!" Wu Xie berbalik, memulai langkahnya yang pertama. Di belakangnya, Pangzhi bersiul, mendongak pada rimbunan pepohonan di mana seekor jalak hitam terperanjat dan bergerak terbang setelah menabrak helai-helai dedaunan.

𝐒𝐍𝐎𝐖 𝐕𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 (𝐏𝐈𝐍𝐆𝐗𝐈𝐄) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang