Dalam mitologi Tionghoa terdapat makhluk buas bernama Nian. Makhluk ini hidup di dasar laut atau di gunung. Menurut legenda, dulu masyarakat Cina hidup dalam ketakutan akan munculnya nian yang datang ke desa-desa untuk memangsa seseorang.
Nian selalu datang saat pergantian tahun, hingga membuat teror yang menimbulkan rasa takut rakyat Cina di saat itu.
Karena kemunculan nian, pada pergantian tahun orang-orang menyembunyikan diri dan menutup pintu rapat-rapat. Hingga akhirnya masyarakat sepakat untuk mengusir nian saat ia datang penduduk setempat pun dengan cepat menyalakan petasan dan alat-alat musik agar menciptakan kebisingan.
Ternyata benar, nian tidak menyukai bunyi-bunyian yang ribut dan juga tidak menyukai warna merah. Legenda ini menjadi awal tradisi Imlek warga Tionghoa yang mengenakan pakaian dan dekorasi berwarna merah serta membakar petasan dan bunyi-bunyian alat musik.
Dalam tradisi kerajaan Dinasti Ming, Nian adalah bentuk gabungan singa, kuda semberani dan kerbau. Dipercaya sekali pada saat musim semi, atau sekitar tahun baru Imlek, ia keluar dari persembunyiannya untuk mengganggu manusia, terutama anak-anak.
Dalam tradisi Imlek, warga Tionghoa mengenakan pakaian dan mendekorasi peralatan dengan warna merah, membakar petasan dan mementaskan tarian singa (barongsai) untuk menakut-nakuti nian. Ada juga warga yang menempelkan Duilian di kertas merah untuk mencegah Nian agar tidak kembali.
Nian termasuk salah satu makhluk mitologi yang cukup populer di negara-negara Eropa. Nian juga muncul di seri game Shin Megami Tensei atau Persona bersanding dengan mitos lain seperti Raksasa, Barong, Leviathan, hingga Thor.
masyarakat kuno di Tiongkok percaya bahwa Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen penduduk sekitar
Diceritakan Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru tiba, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu.
Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru. Guo Nian yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.
Yang penasaran asal usul baromg sai dari mana.. dan kenapa warna nya merah tahhh.. baca :D
~tq