Prolog

1.9K 161 18
                                    

Warning:
Cerita tidak mengikuti alur
Banyak typo
Bahasa campur aduk

Dan saya ingat kan bahwa ini hanyalah fanfiction yang berdasarkan imajinasi.

Oke sekian selamat membaca

«««»»»

Seorang wanita yang tengah mengandung 3 bulan sedang mengumpulkan sedikit kayu bakar hingga ia tidak sadar bahwa ada cahaya merah yang masuk dalam kandungan nya. Cahaya merah transparan yang membawa sebuah kejutan untuk anaknya dimasa depan.

"Kie! Sudah ku bilang untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat. Kau bisa menggunakan arang bila kau mau." Seorang lelaki dengan tanda di dahinya menasehati wanita itu. Itu adalah camer nya reader.aminin//itu adalah Kamado Tanjuro atau ayah dari Tanjiro

"Ini tidak berat anata. Aku sudah terbiasa." Kie, Kamado Kie atau ibu dari Tanjiro dan Nezuko.

"Kalau begitu biar aku yang angkat." Tanjuro lalu menggantikan Kie yang mengangkat kayu kayu itu. Sesaat setelah itu Kie pun mengelus pelan perutnya sembari tersenyum lembut.

"Jadilah orang yang baik seperti ayah mu ya nak." Kie pun lanjut berjalan di belakang Tanjuro. Sedangkan Tanjuro yang mendengar bisikan Kie tadi hanya tersenyum.

'Suatu saat nanti kau akan menggantikan posisi Tou-san untuk melindungi keluarga kita.'

●●●

Setelah melahirkan Kie mengalami pendarahan. Tanjiro kecil menggeliat tak nyaman ketika hidungnya mencium bau amis darah itu. Ia menggerakkan tangan kecilnya untuk menyentuh perut sang ibu. Sebuah cahaya merah menjalar dari tangannya, menyembuhkan pendarahan Kie hingga bekas persalinannya. Tabib yang baru datang langsung memeriksa keadaan Kie. Tak butuh waktu lama, ia keluar dan segera meminta bayaran pada Tanjuro sebelum akhirnya pergi menuruni bukit.

●●●

Pada tengah malam ada sekelompok oni yang mencium bau darah langka pada kediaman Kamado. Mereka tergoda oleh bau manis darah itu. Sayangnya, mereka tak tau apa yang ada di depan mereka.

"Sepertinya aku akan kenyang hari ini. Sungguh orang bodoh, dia melupakan kami para oni mencari mangsa di malam hari." Dan satu langkah selanjutnya, sekelompok oni itu pun terpenggal secara misterius dan lenyap menjadi abu.

"Tidak akan kubiarkan kau dan budak bodoh mu menyakiti penerusku, Muzan."

Hal itu terjadi terus menerus hingga Tanjiro tumbuh dewasa.

●●●

"Kaa-san!" Panggil Tanjiro kecil sembari memeluk kaki ibunya.

"Ada apa?" Tanya Kie tersenyum lembut dan mengelus kepala Tanjiro kecil.

"Kenapa Tou-san bisa menari selama itudi tengah salju dengan tubuh yang lemah? Maksud Tanjiro, bukankah itu berbahaya untuk kesehatan Tou-san?" Imutnya kebayang sampe sini

"Kenapa ya? Coba tanya kan pada tou-san besok." Kie hanya tersenyum lembut dan mengelus kepala Tanjiro.

Keesokan paginya ia pun bertanya pada Tanjuro. Tanjuro berkata bahwa itu adalah tarian dewa matahari. Ia juga menjelaskan tentang pernafasan matahari yang merupakan warisan keluarga mereka. "Lebih baik, kita berlatih tari dan pernafasan itu, Tanjiro. Jika kau berhasil, salah satu anting ini menjadi milikmu." Tanjuro menunjuk sepasang hanafuda di kedua telinganya. "Baik Tou-san!"

●●●

"Hei! Lihatlah seorang bocah yang ingin menguasai pernafasan terkuat itu." Seorang lelaki dengan mata coklat dan sebuah kertas segel berwarna putih di pipinya. Ia memakai yukata dengan sepasang anting hanafuda di telinganya. Lelaki itu tengah duduk di atas sebuah batu tepi danau.

"Aku tidak mengerti." Tanjiro hanya memiringkan kepala nya membuat orang itu tersenyum. Ia merasakan sebuah hawa tak enak dari lelaki di depannya ini.

"Mau ku ajarkan?" Orang itu sudah berdiri dengan 2 katana kayu di tangan kanannya. Ia melemparkan salah satu katana itu ke depan Tanjiro.

"Apakah aku bisa melindungi keluarga ku dengan itu?"

"Pemikiran mu dewasa sekali ya Tanjiro." Orang itu tersenyum lagi

"Bagaimana bisa anda mengetahui nama ku?"

Orang itu tersenyum lagi

"Karena kau adalah reinkarnasi ku. Kau adalah reinkarnasi raja iblis Tanjiro! Kekuatan mu, tidak akan pernah terbayang oleh Ubuyashiki bahkan Kibutsuji!"

"Iblis? Oni? Apa itu?" Tanjiro langsung berbalik badan karena penasaran.

"Mereka adalah kumpulan makhluk bodoh yang menyerahkan hidupnya sebagai manusia pada seorang iblis bulan atas 1. Yaitu Kibutsuji Muzan." Orang itu menjelaskan lagi hingga Tanjiro tidak merasa penasaran.

"Ada pertanyaan?"

"Anda itu sebenarnya siapa?" Tanjiro tersenyum ala iklan odol.

"Ubuyashiki Ritsuko. Aku adalah raja iblis yang sebenarnya. Bukan Muzan! Ia hanyalah bawahanku yang berkhianat." Ritsuko, lelaki itu memamerkan sederet gigi putih di dalam mulutnya.

"Jadi kau tidak bisa terkena matahari?" Tanjiro mulai menjaga jarak dengan Ritsuko. Bagaimanapun juga, Ritsuko tetap seorang iblis.

"Ara~ daijobu ne~ aku kebal dengan matahari dan wisteria. Juga aku bisa memakan makanan manusia." Ritsuko dengan senyum jahil

"S-souka" Tanjro pun tersenyum canggung.

"Ayo kesini. Aku akan memberikan darah ku!" Ritsuko tersenyum riang, berbeda dengan Tanjiro yang nampak ketakutan.

Melihat hal itu, Ritsuko tertawa.

"Tentu saja seperti itu. Tapi tidak untuk sekarang." Ritsuko mengambil satu pedang katana asli dan

"Pulang lah dulu kita beetemu lagi dalam mimpimu." Ritsuko menebas Tanjiro tanpa disadari.

○○○

"Tanjiro bangun nak. Ini sudah pagi." Suara lembut Kie menyambut Tanjiro

"Ha'i kaa-san." Tanjiro menutup mulutnya dan menguap.

'Tanjiro ganbatte ne'

Suara Ritsuko terdengar oleh Tanjiro.

'apa? Bagaimana bisa?' Batin Tanjiro kebingungan

'aku tinggal di dalam tubuh mu lho.' Ritsuko terkekeh

TBC

Jaa na minna-san

Revisi 2023

Oni?!|KnY AU! 《REVISI》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang