18

381 32 0
                                    

.............

Baka. Sebenarnya apa yang akan dilakukan oleh Sanemi-san!?

Dia tidak akan mati hanya dengan di bakar saja. Dia harus dibunuh dengan kekijutsu maupun matahari.

"AKU TIDAK MATI SEMUDAH ITU!!!"-ya Muzan menyerang dengan tentakelnya.

"Tanjiro!"-lagi? Pandangan ku kini sangat gelap.

"Tanjiro... arigato.."-Haku-san dan Michi-san

"D-doshitashimashite"

"Kembalilah Tanjiro"-aku kembali sadar. Semuanya terluka parah tapi masih tetap bertarung.

Aku ikut bertarung menggunakan nafas matahari. Muzan ketakutan. Bersamaan matahari terbit dari timut.

"Tahan dia!"-aku menahan nya tapi.......

"Tanjiro menghilang dan Muzan menjadi makhluk itu!"-itu yang terakhir kali terdengar di telingaku.

Author pov

Bayi besar itu bersembunyi di belakang reruntuhan. Para kisatsutai mengepung bayi itu dan ya... bayi itu terbakar dan memuntahkan Tanjiro dengan wujud iblis keduanya.
//Itu lho yang matanya 4 pasang tapi tidak bertanduk.\\

Para kakushi ketakutan dan pergi menjauh dari sana. Para kisatsutai yang mendekati Tanjiro pun di halangi oleh 40 tentakelnya.

"Tanjiro! Jauhi dia!"-teriak Sanemi yang sepertinya ada dendam pribadi.

"Tanjiro..."

Tanjiro berdiri dan memperlihatkan keempat pasang matanya.

"Dia harus segera di habisi!!"

"Grrrr"-geraman Tanjiro membuat semuanya menjadi ketakutan.

"T-Tanjiro. Ini aku!"-Zenitsu mendekat dan...

Tess

Darah menetes dari telinga Tanjiro.

"Jangan berteriak Zenitsu. Penyumbat telinga ku entah terjatuh kemana"-Tanjiro memperingatkan Zenitsu dengan suara dan senyuman yang jauh dari kata ceria.

"Kita sudah mengalahkan Muzan Tanjiro. Kau tidak senang?"-tanya Kanao sembari tersenyum.

Tanjiro hanya menatapnya datar.

Tanjiro pov

"Bukan begitu. Hanya saja aku yang menjadi raja iblis selanjutnya."

"Lalu?"

"Wujud ku yang satu ini sangat kaku Kanao. Jadi susah bagiku membuat senyuman di wujud ini"-jawab ku datar.

"Dia masih mempunyai kesadaran?"tanya Himejima-san

"Tolong sedikit menjauh dariku. Tentakel ini bisa saja melukai kalian"

Kisatsutai mulai menjauh dariku. Lega sekali bisa mengalahkan Muzan. Tentakel tulang ku bergerak seperti tertiup angin.

"Kau bisa menjadi manusia kembali?"-tanya Iguro-san yang terluka parah.

"Lebih baik simpan tenaga mu Iguro-san. Kabut regenerasi"-ya aku menyembuhkan luka mereka semua.

"Jadi kabut itu...."

"Itu salah satu kekijutsuku"

Aku sudah mengganti wujud ku dengan wujud manusia ku.

"Benar benar bisa menjadi manusia!"-kaget Para kisatsutai dan beberapa hashira

"Biasa saja. Aku sudah menjadi iblis sepenuhnya sejak ujian akhir"

"Kau.... pasti sudah banyak memakan manusia"-Iguro-san_-;

"Aku tidak menyukai darah manusia."

"Minum ini!"-Sanemi-san mencekoki ku dengan darah nya.

Pahit sekali.

"Ahit"

"Yang benar saja!"

"Hoi!"

"Mereka memang seperti-AARRRRGHHH"

"Proses penyatuan nya sudah berjalan"-aku bergumam

"Apa yang kau lakukan?!"

"Kanao!"

"Tahan dia"

Tentakelku mengelilingi Kanao. Dia masih tetap berteriak sampai telingaku tak berhenti mengeluarkan darah.

"Jangan mengganggu nya Sanemi-san. Kanao-san bisa saja lepas kendali atas dirinya"-Tamayo-san terima kasih telah membantuku.

"HAH!?"

"Ara~sebenarnya apa yang terjadi Tamayo-san?"

"Sisi iblis Kanao sedang menyatu dengan jiwanya"-jawabku yang malah di tatap tajam oleh semua nya

"Grrr"-geraman dari Kanao.

"Kau lapar?"

Aku menyayat tangan ku dan Kanao memakan tangan ku.

"Daijobu. Puaskan saja"

"Mhhhmmm"

"Nii-chan! K-kau berhasil"

Semuanya menyiapkan pedang dan kuda kuda.

"Serang dia dan kupastikan kepala kalian tidak berada di tempat nya"

Mereka membatalkan serangan itu. Mungkin mereka takut kehilangan nyawa.

"Apa itu!?"-teriak Rengoku-san tepat di belakang telinga ku.

"Ssst"-telinga ku semakin banyak mengeluarkan darah.

"Itu..."

"Selamat anak anak ku. Kalian sudah mengalahkan Muzan"

"Oyakata-sama! Amane-sama!"-sontak mereka semua menunduk

"Terima kasih Tanjiro. Berkat dirimu kami dapat mengalahkan Muzan"

"Bukan masalah"

Dan tiba tiba semuanya gelap.

END

Oni?!|KnY AU! 《REVISI》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang