PROLOG ✓

639 48 54
                                    

"Ini" Seorang pria berjas abu abu mengantarkan selembar kertas kepada seorang wanita cantik. Sang wanita cantik mengambilnya dengan arogan, kemudian mengeceknya.

"Di desa?" Tanya wanita itu sambil menatap pria tersebut.

"Iya" sang pria mengangguk.

Wanita cantik itu tersenyum karena merasa senang, akhirnya ia di tugaskan di suatu desa. Biasanya ia di utuskan disuatu wilayah yang ekstrim, dimana dirinya menangani berbagai kasus yang terjadi di hutan belantara, mau tidak mau ini adalah kewajibannya sebagai seorang detektif.

Namanya Seo Ra, seorang wanita cantik dari Seoul yang menjabat sebagai detektif swasta. Wanita yang keras, Karena Sikapnya yang buruk ini tidak ada satupun rekan yang berani menangani kasus bersamanya.

"Permisi pak (Seokjin) Ada seseorang mencarimu di luar" lapor seorang polwan dari luar membuat Seo Ra dan atasannya (Seokjin) mengalihkan pandangan mereka kepada sang resepsionis.

"Baiklah aku akan segera kesana"

...
2 jam berlalu.

Seo Ra mendatangi desa untuk melaksanakan tugasnya. Namun ketika Seo Ra sedang di perjalanan ia melihat sebuah rumah mewah yang di jual.

"Hmm... Ada rumah di jual?" batin Seo Ra, ia menyempatkan diri untuk berhenti dan memperhatikan rumah itu terlebih dahulu.

Seo Ra takjub melihat pemandangan rumah yang begitu megah. Kebetulan wanita cantik ini memang sedang mencari rumah untuk dirinya berdiam. Ia tidak suka rumah di kota karena bangunan yang terlalu modern. Selera rumah di matanya adalah bangunan yang klasik seperti kastil yang ada di depannya saat ini.

Tidak menunggu waktu untuknya berfikir lagi, wanita ini segera mengambil no ponsel yang tertera di Brosur jual.

Setelah mendapatkannya, ada seseorang pria paruh baya berjalan menghampirinya dari belakang.

"Apa kau ingin beli kastil itu?" suara tiba tiba muncul ini mengejutkan Seo Ra yang sedang terfokus dengan ponselnya.

"Astaga?" Seo Ra terkejud, Wajahnya nampak gemetar panik sambil menoleh kearah pria paruh baya yang ada di belakangnya.

"Jangan beli rumah itu nak, rumah itu sangat angker" ucapnya sembari memberi saran.

"Angker?"Seo Ra merubah ekspresinya menjadi tertawa kecil.

Pria paruh baya itu mengangguk dengan tatapan penuh harap sekaligus panik. Panik akan tindakan wanita yang berani ini.

"Sudah banyak korban tewas dengan tragis di sana nak, Ku harap kau mempercayai kakek"

"Apa kau kira aku akan percaya dengan omong kosong ini?" Ketus wanita cantik ini dengan kesal.

Pria paruh baya tersentak karena terkejut dengan respon wanita yang ada di depannya "jangan pamali, kau tidak tahu betapa buruknya rumah itu" timpal kakek marah.

"Kenapa kau sibuk mengurusi ku?, Hentikan omong kosongmu pergilah, aku tidak butuh nasihat darimu, dasar pria tua bodoh" ketus Seo Ra semakin kesal.

Tidak ingin berdebat lebih panjang lagi,Seo Ra pun pergi meninggalkan kakek itu.

Sedangkan sang kakek hanya bisa menghela napasnya karena tak habis pikir. "Semoga tidak ada korban lagi disini" Lenguh kakek sembari menatap kastil dengan ketakutan.

...

Keesokan harinya.

Seo Ra kembali kekastil "akhirnyaaa" nampak senyuman indah terukir di sudut bibir wanita manis ini. Sambil menatap kastil itu dengan suasana hati yang merasa puas.

Kastil tua kini resmi menjadi miliknya, kemarin seusai ia mendatangi TKP, rupanya ia menyempatkan waktunya untuk bertransaksi pembayaran rumah kepada sang pemilik.

Bertahun tahun berkerja, akhirnya wanita ini bisa membeli rumah yang megah, bangga pada dirinya sendiri 

"Seorang detektif tinggal di megah, rumah yang setara dengan rumah para konglomerat di kota Seo Ra kau sungguh luar biasa" pujinya pada diri sendiri dengan sombong.

Kastil tua megah, terjual dengan bajed yang murah, Seo Ra mengira hal ini adalah keberuntungannya. Nyatanya Orang menjualnya karena kastil tersebut sebab bencana. Bagaimana nasib wanita malang ini?

Tak sabar lagi ingin menyaksikan bagaimana keadaan di dalam. Dengan cepat wanita cantik ini menggeretkan koper besarnya kedalam rumah.

Sesampainya ia didalam"woaaah" wanita ini terpesona dengan tata rias ruangan yang masih sangat klasik. Semua barang terlihat tua "ini pasti mahal" ucapnya sambil menatap patung kecil yang tersusun rapi di atas meja.

Rumah terlihat kotor dan banyak debu yang menempel di semua benda. Suasana gelap dan dingin wanita ini tidak merasakan takut sama sekali.

Sangat antusias, ia melanjutkan perjalanannya untuk memeriksa ruangan lain. Hingga tiba wanita ini di suatu koridor rumah yang semakin gelap, ada sebuah pintu yang menarik perhatiannya.

Wanita ini pun masuk, dengan tangan yang masih setia menggeretkan kopernya. Ternyata Di balik pintu megah itu adalah sebuah kamar utama.

"Daebaakk!" matanya membulat saat melihat kamar yang luar biasa mewahnya, semua lemari berwarna gold dan brown menciptakan suasana klasik yang alami.

Seo Ra duduk matras empuk untuk mencobanya.

"Sungguh empuk, Mengalahkan kamar yang ada di hotel. Sulit di percaya, bagaimana bisa aku merasakan hidup semewah ini" Batinnya

Matanya masih melihat sekeliling kamar itu sembari menikmati. Tiba tiba pandangannya teralihkan lagi oleh objek yang terlihat berbeda dari yang lain.

Sebuah Foto yang berukuran besar. Terdapat seorang pria tampan yang mengenakan pakaian putih elegan pada temponya.

Dengan rasa penasarannya, wanita cantik ini berjalan mendekati foto itu untuk mengamati.

Sangat tampan, wanita ini terpesona untuk kesekian kalinya. Pesona pria yang ada di foto itu sungguh tidak biasa "bagaimana ia memiliki wajah setampan ini?" Seo Ra bingung tak habis fikir ketika melihat ketampanan yang tidak manusiawi.

Tertulis sebuah nama dibawah foto itu Jeon Jungkook 1560 "Sudah sangat tua ternyata bukankah di tahun ini masih terjadi Perperangan?" Seo Ra mengusap foto itu dengan cirikhasnya sebagai detektif.

Cukup lama Seo Ra ini mengamatinya, kemudian dirinya memutuskan untuk beralih mengemasi barang-barang di koper kedalam lemari.

Di saat dia sedang sibuk mengemasi barang-barang, Seo Ra mulai merasa janggal. Tengkuknya dingin seperti cuaca di malam hari, padahal masih siang benderang. Angin juga tidak ada tapi ia pikir ini efek dari suhu rumah.

Untuk menghilangkan rasa jenuh, Seo Ra menyalakan musik favoritnya yang berjudul Permission to dance, lagu BTS boygrup idolanya.

bersambung...

Masih tahap revisi ya guys 🔧



jangan bosen baca ya, jangan lupa votenya juga wkwk

mohon maaf kalau banyak kosa kata yang tidak pas dalam naskah, harap maklum saya masih pemula :) 

KASTIL TUA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang