01. Rumah Baru

304 36 31
                                    

Setelah memakan waktu berjam jam untuk mengemasi barang-barangnya "Ah, akhirnya beres juga!" Seo Ra berkacak pinggang sambil tersenyum, menatap semua kamarnya yang kini telah rapi.

Di sudut pandang luar, ternyata ada mata lain yang terus mengawasinya.

Di penglihatan mata asing ini, ia menyaksikan Seo Ra yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

Disisi lain, di dapur sebuah pisau bergerak dengan sendirinya. lampu lampu di loteng juga kian kelap kelip seperti ada yang sedang memainkan saklarnya.

Nampaknya banyak sekali penghuni asing di rumah ini, sedangkan Seo Ra didalam kamar barunya tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam rumah barunya ini.

***

Malam Harinya.

Wanita cantik ini baru saja usai mandi, dengan tubuhnya yang masih berbalut handuk, ia berjalan ke dapur untuk membuat segelas teh.

Tiba di dapur, dirinya menyaksikan sebuah pintu yang mengarah keluar terbuka dengan sendirinya.

Ia mengira ada angin yang membuat pergerakan pintu itu. Jadi wanita ini tidak terlalu memikirkannya dan melanjutkan niat awalnya yaitu membuat teh.

Seusai membuat teh, dirinya berjalan mengarah pintu yang terbuka tadi dan menutupnya kembali.

Wanita cantik ini pun kembali ke kamarnya sembari membawa teh yang ia buat.

Dia berjalan melewati anak tangga berkarpet merah, cahaya lampu yang menguning menerangi jalannya.

Wanita ini sungguh berani, ia melangkahkan kakinya tanpa ragu, meskipun disetiap sudut ruangan yang ada di sekelilingnya nampak menyeramkan.

Sesampainya dia di kamar. Ia pun berjalan mengarah balkon yang ada di kamarnya.

Seo Ra sangat menikmati malamnya, ia duduk di sebuah kursi yang ada di sana, tangan telunjuknya menjepit gelas teh nya dengan erat. Suara jangkrik dan burung hantu berkicau merdu namun terkesan menyeramkan. Tetapi wanita ini tidak takut sama sekali.

Ia justru tersenyum puas melihat suasana yang nampak indah baginya.

"Hmmmmf" dia menarik nafasnya semabri memejamkan mata, menikmati sejuknya malam.

Tubuhnya yang masih berbalut handuk putih membuat kulit putihnya terlihat sedikit pucat karena suhu yang dingin.

Drrrt!

Tiba-tiba, ponselnya berdering dari dalam kamar. Seo Ra bergegas mengambil ponselnya yang ia simpan di atas nakas.

Dirinya terdiam sejenak, memeriksa siapa yang meneleponnya malam-malam.

"Eoh? Seonsaengnim Seokjin?"

Rupanya Seokjin yang menghubunginya. Ada apakah gerangan? Seo Ra pun segera mengangkat panggilan penting itu.

"annyeonghaseyo seonsaengnim" Seo Ra

"Annyeong, bagaimana, apa kau sudah datang ke TKP?" Seokjin

"Sudah seonsaengnim, besok saya akan kesana lagi!" Seo Ra

"Eoh baguslah, besok saya kirimkan petugas baru untuk menemani mu dalam penyelidikan"

"Baiklah seosaengnim" Jawab Seo Ra

Panggilan itupun di akhiri

"Apakah Data-dataku sudah siap semua?"

Seo Ra bertanya kepada dirinya sendiri. Untuk meyakinkan keraguannya, ia pun beranjak kedalam dan memeriksa.

Wanita itu membuka tas kerjanya yang ada di atas ranjang, ia mengeluarkan semua berkas berkas yang tersusun rapi di dalam map berwarna merah.

Di saat Seo Ra sibuk memperhatikan kertas itu. Sosok pria muncul di belakangnya.

KASTIL TUA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang