12. Safira Al-Awiyah

1 4 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bila mulut tak lagi bisa bicara
Maka biarkan waktu yang
mengungkap semua

***

"Susterr," teriak Reza saat mobilnya sudah berada di halaman rumah sakit.

Beberapa Perawat laki laki datang menghampiri Reza sembari membawa brankar bersamanya.

* Brankar adalah alat yang digunakan perawat untuk memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain, brankar ini berupa tempat tidur beroda.

"Mana yang sakit?" Tanya seorang perawat laki laki itu sembari menatap Reza.

"Ada di dalam mobil," ucap Reza sembari membuka pintu belakang.

"Ibu tolong keluar dahulu," pinta seorang perawat laki laki yang melihat Bazla tengah berada di dalam mobil.

Bazla meletakkan kepala Shea pada kursi mobil, Bazla keluar dari mobil. Beberapa perawat lelaki masuk namun Bazla mencegahnya.

"Maaf mas," cegah Bazla.

"Iya ada apa ibu?" Tanya perawat itu menghentikan langkahnya.

"Biar suami dan anak saya yang mengangkat anak saya," pinta Bazla.

"Baik," balasnya sembari mundur dan mempersilahkan Reza dan Galih untuk masuk.

"Abi, Galih tolong angkat Shea," suruh Bazla sembari menatap Reza dan Galih.

Bazla menghentikan perawat itu untuk menyentuh anaknya, dan menyuruh Reza mengangkatnya karena Bazla tak mau Shea disentuh oleh sembarang lelaki.

Reza mengangkat Shea lalu menidurkannya di atas brankar.

Perawat laki laki itu mendorong Shea menuju ruang UGD, dengan keluarga Shea mengikuti dibelakang.

"Mohon tunggu sini saja ya, saya akan panggilkan dokternya," ucap seorang perawat laki laki yang mencegah Bazla ikut masuk ke ruang UGD.

"Mas tolong panggil kan dokter yang perempuan saja ya," pinta Bazla.

"Baik bu," ucapnya sembari berlari untuk memanggil dokter.

"Abi gimana keadaan Shea? Apa Shea akan baik baik saja?" Cemas Bazla sembari menggenggam tangan Reza.

"Kita udah di rumah sakit, biarkan dokter yang menangani Shea ya. Abi yakin Shea akan baik baik aja," ucap Reza sembari menuntun Bazla menuju kursi yang ada di sana.

"Ummi duduk dulu ya."

"Abi, Galih mau beli minum buat Ummi dulu ya," pamit Galih.

"Iya," balas Reza.

Galih berinisiatif membelikan Bazla minum agar Bazla merasa sedikit tenang, Bazla sudah terlalu banyak mengeluarkan tenaga saat menangis tadi.

Galih merasa sangat sedih melihat keadaan Shea dan Bazla saat ini.

"Apa yang dilakukan Rendy sama Shea?" Tanya Galih penasaran.

Hai Alif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang