20. Taktik

1 1 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Semua yang baik akan jadi buruk
Saat kebencian menguasai hatimu

***

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam," balas seorang lelaki sembari berjalan untuk membukakan pintu.

"Ehh Aron.." kagetnya.

"Apa aku nggak boleh masuk?"

"Oh ya tentu...silahkan," sambut Tarman dengan ramah.

"Aku tidak akan berbelit belit," serunya.

"Aku sudah bilang kan, jangan picu warga agar memojokkan Reza," peringatnya.

Tarman menatap punggung lelaki dengan kesal, Tarman kesal dengan tingkah lakunya yang terus saja memperingati nya.

"Bukan aku yang menyulut warga, mereka sendiri yang datang menemui ku dan mendesak ku agar menindaklanjuti kasus ini."

"Bohong kan?"

"Aku tahu siapa kamu Tarman," ungkapnya sembari berbalik menatap Tarman.

Tarman menatap mata lelaki itu dengan berani, ia melihat sebuah keseriusan yang tak pernah lelaki itu tampakkan pada orang lain.

"Perkataan siapa yang kamu ikuti kali ini?" Curiga nya.

Lelaki itu sudah mengenal Tarman sangat lama, hingga ia tahu jika Tarman sudah bertindak itu pasti ada seseorang ada di baliknya.

"Seseorang."

"Kenapa kamu terus jatuh ke lubang yang sama? Hanya demi uang saja?" Kesalnya

"Ini pilihanku."

"Aku lelah terus memperingati mu, kamu nggak pernah bisa ngerti apa yang coba aku lakukan," serunya.

"Jangan peringti aku lagi Aron, aku nggak akan lakuin apa yang kamu katakan sampai. kapanpun juga," kesal Tarman.

Tarman sangat kesal dengn prilaku Aron yang slalu saja ikut cmpur dengan urusannya.

Aron berjalan melewati Tarman, ia hendak pergi dari rumah Tarman karena ia tahu bahwa Tarman akan selalu mengikuti apa yang di katakan hatinya.

"Kalau begitu pilihanku adalah menurunkan mu dari jabatan ketua kompleks," ungkap Aron sebelum ia keluar dari rumah Tarman.

"Turunkan saja aku dari jabatan ku, lihat sebuah kebenaran apa yang akan aku beberkan," gumam Tarman.

Selama ini Tarman slalu mengikuti apa yang Aron perintahkan, jika ia salah Aron akan memperingatkan dan memberikan jalan keluarnya. Jika Tarman mempunyai pendapat Aron tak pernah menyetujui nya.

Cukup selama ini ia tunduk di hadapan Aron, kini ia harus berjalan dan memilih jalannya sendiri.

"Kita lihat besok."

***

Flashback on...

Tarman berjalan keluar dari sebuah gang yang cukup membuatnya kesusahan saat melewatinya. Ia baru saja bertemu dengan seorang lelaki yang memberikannya tugas.

Hai Alif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang