23. Si pemilik

2 2 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Untuk yang kedua kalinya aku merasakan hal yang sama, sesak dan sakit.

Alif bin Malik

***

Di malam yang dingin, Alif berjalan ke sana dan kemari. Ia tengah dilanda kebingungan.

Alif memijat pelipisnya, ia merasa sangat pening hanya untuk memikirkan sesuatu yang mudah.

"Gimana Lif? Udah nemu belum?"

"Belum Ummi."

"Ya udahlah, ikuti aja apa yang Abi saranin tadi."

"Tapi Abi, Alif takut. Nanti dikiranya kita sombong atau riya'."

"Kan niat kita baik Alif."

"Iya sih tapi gimana reaksi om Reza nanti?"

"Pasti kaget lah."

"Nggak ada cara lain ya Abi selain itu?" Tanya Alif sembari menatap Reza dengan penuh harap.

"Nggak ada."

"Mau nggak mau kamu harus lakuin ini kalau kamu ingin menyelamatkan Shea."

"Abiii Alif takut banget, Alif nggak pernah ngebayangin kalau Alif akan lakukan ini."

"Gimana pun juga itu akan terjadi Lif, kalo nggak dulu ya sekarang. Kalaupun nggak terjadi sekarang itu pasti terjadi nanti."

Alif termenung sejenak, apa yang dikatakan Aron itu benar tapi kenapa Alif masih memiliki keraguan di dalam hatinya?

"Ummi rasa apa yang dikatakan Abi itu ada benarnya Lif, gimanapun cara kita menghindarinya kalau udah takdirnya terungkap ya akan terungkap."

"Tapi Alif masih ragu."

"Gapapa itu bisa diatasi, kamu sholat tahajud aja dulu. Atau sholat istikharah supaya Allah memberikan Alif kemantapan."

"Iya Ummi, Alif pasti akan sholat istikharah."

***

Hari ini adalah hari Minggu, ini bukanlah hari minggu biasa karena hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi seseorang.

Seorang lelaki berjalan menelusuri rumahnya, ia hendak keluar rumah dan datang ke suatu tempat.

"Pasti rapatnya sudah dimulai sekarang," gumamnya.

Lelaki itu berjalan menuju garasi mobilnya, ia mengendari mobilnya menuju suatu tempat yang akan mengubah hidupnya.

"Mulai dari sini hidupku berubah," serunya sembari menatap jalanan.

"Shea tunggu calon suami mu ini datang ya."

***

"Ingat waktu kalian cuma dua puluh empat jam untuk pergi dari sini."

Seorang lelaki yang berada di luar kantor ketua komplek mendengar serperti ada sebuah perdebatan.

"Mungkin ini waktu yang tepat, Shea aku datang untuk menepati janjiku," gumamnya sembari berjalan masuk ke dalam kantor.

"Siapa yang harus pergi dalam dua puluh empat jam?" Tanyanya sembari menatap semua orang yang ada di dalam kantor

Hai Alif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang