Prolog

42 14 0
                                    

Gadis berwajah manis, dan jepit merah yang ada di rambut lurusnya yang terurai dengan jam tangan yang melingkar di tangan kirinya serta tas berwarna biru laut yang memiliki gantungan kunci couple terbuat dari kayu itu tengah berjalan menyusuri koridor sambil mencari kelasnya. Sesekali ia melirik gerombolan siswa yang tengah bercanda di area lapangan basket.

Ia menghela napas panjang untuk kesekian kalinya agar merasa tenang lalu melangkah masuk ke dalam kelasnya dengan tenang.

"Halo semuanya, perkenalkan namaku Felysia ines lovata panggil aja Sia. Aku pindahan dari Malang, salam kenal." Sia mengakhiri perkenalannya dengan tersenyum.

"Senyumannya manis banget teh," ucap salah satu siswa menggoda Sia.

"Sia silahkan duduk di tempat kosong ya," ucap guru yang sedang mengajar di kelas. Sia mengangguk lalu berjalan kea rah bangku yang ada di barisan ke empat.

Sia mengeluarkan bukunya dan sesekali memperhatikan siswa di kelasnya yang terlihat ramah. Mungkin kali ini ia akan nyaman berada di sekolah ini. Bel istirahat berbunyi, Sia cepat cepat pergi ke kantin karena merasa haus. Ia duduk di tempat yang kosong sambil menikmati minumannya. Seorang siswa tiba-tiba duduk di sebelahnya sambil membawa minuman yang sama seperti dirinya. Sia menggeser duduknya karena merasa jarak mereka terlalu dekat.

"Hai manis," ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Sia tersenyum menanggapinya.

"sen- - -"

"Permisi kak, ini tempat duduk kita," ucap seorang siswi dengan ketiga teman di belakangnya. siswa di sebelah Sia pun memutar bola matanya malas lalu pergi meninggalkannya sambil membawa minumanya.

Sia bernapas lega karena kepergiannya, "Untung aja kita dateng di waktu yang tepat.... By the way lo cocok masuk geng kita nih," ucapnya sambil menaikkan alisnya dan meneliti Sia dari atas hingga bawah.

Sia mengerutkan keningnya sambil menarik sedikit sudut bibirnya ke atas. "Gue Kaila," ucapnya sambil mengulurkan tangan yang disambut hangat oleh Sia.

"Zanna."

"Alisya."

"Kirania, panggil aja nia."

"Sia," ucapnya sambil menjabat satu per satu teman barunya.

"Sia, lo harus hati hati sama orang yang tadi duduk di sini sama lo," ucap Alisya yang duduk di hadapannya sambil memakan makanannya.

"Kenapa?"

"Gak Cuma orang tadi tapi .... Mereka juga," ucapnya sambil melirik ke arah meja yang berada di pojok, lima orang siswa sedang bercanda ria di sana.

"Kalau lo mau aman sekolah di sini, jauhin dan patuhi peraturan mereka," ucap Alisya hati hati.

"Peraturan?"

Alisya mengangguk, "Pertama Jangan pernah punya nomor atau kenalan SMA Medita, kedua jangan deket deket sama mereka atau pura pura pingsan di depan mereka, Ketiga jangan sampai lo dibonceng sama salah satu diantara mereka, keempat jangan ikut campur urusan mereka kalau lo gak mau dikeluarin dari sekolah ini."

"Dikeluarin?"
Uhuk uhuk

Sia sedikit tersedak ludahnya mendengar itu. "Emang mereka siapa?"

"Kalegar," balas Kaila membuat kerutan di kening Sia semakin banyak.

"Geng motor yang terkenal di sini. Karena ketenarannya itu banyak yang mau menghancurkan kalegar dari dalam maupun luar. Seluruh kota udah tau kalau inti kalegar dan sebagian pasukannya sekolah di sini, kita aman karena mereka dan bisa nggak aman karena mereka. Kalegar punya musuh dimana mana tapi musuh bebuyutannya ada di SMA Medita. Salah satu alasan kenapa kita gak boleh punya kenalan murid di sana karena ini semua rencana mereka untuk mempertahankan keamanan Kalegar."

"Inget sia, kalau lo mau aman patuhi aturan mereka." Sia mengangguk.

***

Sepulang sekolah, Sia berjalan ke halte untuk mendapatkan angkutan umum, tak lama ada murid sekolah lain yang tak ia ketahui asal sekolahnya.

"Hai," ucapnya sambil tersenyum. Sia membalas senyumannya tanpa menjawab sapaannya.

"Gue Alex, lo?" Alex tersenyum simpul. Ia terlihat sangat manis dengan kaca mata bulat yang ia pakai.

"Sia."

"Boleh minta nomer lo? Biar kita bisa makin deket," ucapnya sambil mengeluarkan ponselnya. Sia mengangguk dan menyebutkan nomornya.

"Thanks." Sia mengangguk.
Bertepatan dengan itu angkutan umum yang ditunggu Sia sudah datang. "Aku duluan," ucap Sia sambil bangkit dari duduknya. Alex mengangguk sambil terus menatap angkutan yang ditumpangi Sia dengan senyum misterius.

***

Welcome to my story, guys. kalian bisa panggil aku Kus.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang