Kiara beberapa kali memukulkan tangannya ke pagar balkon kamar Agam karena kesenangan melihat burung beterbangan.
Sia beberapa kali menunjuk ke arah langit untuk memberitahukan bahwa indahnya langit sore hari ini. "Cantik ya, langitnya."
"Tik." Suara kecil Kiara yang begitu jelas di pendengarannya dan kelima laki-laki di belakangnya pun saling tatap dengan pandangan terkejut.
"Itu tadi Kiara yang ngomong?" Agam mengangguk pelan meskipun ia juga ikut terkejut.
"Sama kita aja dia gak pernah tuh ngomong, yang ada cuma ketawa-ketawa doang sama cuma ngeliatin. Tapi kok-- sama Sia, bisa ngomong gitu ya?" Agam mengangkat kedua bahunya tak mengerti.
"Sama lo juga gak pernah ngomong, Gam?" tanya Atek penasaran.
"DIH! LO MAH NGAPAIN TANYA SAMA ES BEKU! YA PASTI KIARA GA NGOMONG GA SENYUM LAH, ORANG ABANGNYA AJA BEKU KAYA GINI." Bara berteriak emosi dengan pertanyaan Atek ke pada Agam yang sudah jelas akan jawabannya.
"Ya bener sih." Cakra memutar bola matanya malas dengan perkataan teman-temnnya.
"Sembarangan! Kiara juga pernah senyum sekali pas sama gue," ucap Agam tak terima dengan ejekan Bara.
Namun teman-temannya malah salah fokus dengan kata 'sekali' dalam ucapan Agam. "Sekali?!" tanya Elang dengan menukikkan alisnya tajam.
Agam mengangguk dengan wajah datar disusul dengan tahan tawa milik Bara dan Atek yang sudah pecah. "Cuma sekali aja lo bangga-banggain." Bara dan Atek saling bertos ria.
Mereka berdua sangat suka sekali mengganggu Agam. Sia tiba-tiba duduk diantara mereka dengan membawa Kiara yang menggigit jarinya.
"Eh, adik Kiara cantik. Jarinya jangan digigit ya," ucap Atek menggoda Kiara sambil menjauhkan tangan Kiara dari mulutnya.
Sia menatap air di atas meja seakan ingin meminumnya namun ia teringat jika ada Kiara yang harus ia gendong. Elang yang dari tadi mengerti ke mana arah pandangan Sia pun dengan segera mengambil minum di dalam gelas dan menyodorkan minuman ke depan mulut Sia.
Sia menatap Elang. "Minum dulu kalo memang lo haus."
Sia menempelkan bibirnya ke ujung gelas, Elang langsung mempermudseor8ia untuk minum dengan bantuannya. Perlakuan Elang membuat teman-temannya melongo terkejut.
Baru kali ini, ketua kalegar memberikan minum kepada seorang perempuan? Really? Oh, apakah mereka harus mengabadikan momen ini?
Atek menyenggol lengan Bara dan langsung dihadiahi kerutan di keningnya sambil mengangkat wajahnya.
"Kal--"
"Ngomongin gue?!" tanya Elang pada Atek yang baru saja ingin berbisik ke pada Bara.
Atek membuka mulutnya tak percaya. "Siapa? Orang gue belom ngomong apapun, Lang." Elang memutar bola matanya malas lalu meletakkan gelas di tangannya ke meja dab menghampiri Atek dan Bara yang sudah memasang wajah masam.
"Lo berdua ngomongin gue kan?!" Sia mengerutkan keningnya tak mengerti dengan suara Elang yang seakan marah kepada kedua temannya itu.
"Ah elah, lo mah. Orang gue sama Bara nggak ngomongin lo kenapa dituduh? Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan loh, Lang. Awas lo," ucap Atek sambil menunjuk ke arah Elang dengan nada menakuti.
Elang menatap Atek datar lalu memutar bola matanya malas. "Kalian belum mau ngomongin gue kan?" tanya Elang dengan penekanan di setiap katanya.
Sia memijat pelipisnya pusing mendengar suara Elang yang membuatnya merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Teen Fiction"Kalau lo mau jadi babu gue, ini gak akan terjadi." *** "Cowo aneh! udah aneh ganteng pula--" *** Berawal dari pertemuan Sia dengan murid SMA Medita hingga membuatnya berakhir menjadi kambing hitam di sekolahnya. Permusuhan antara SMA Nayaka dan S...