Seokjin gelisah. Ia sama sekali tak mampu memejamkan mata barang sejenak. Meski waktu telah menginjak hampir pagi, namun ponsel yang sedari tadi ia genggam sama sekali tak memunculkan notifikasi yang membuat ia tenang.
Tak secuil ada kabar dari sang mantan. Sendirinya sungguh cemas, apalagi tak terdengar mesin mobil memasuki pekarangan rumah.
Seokjin bangkit dari ranjang Seoktae. Ia menyingkap selimut yang memeluk dada kekar telanjangnya untuk keluar kamar. Hanya dengan celana piyama panjang dan tanpa beralas kaki ia melangkah menuju dapur. Mungkin membasahi tenggorokannya sejenak akan membuat fikirnya jauh lebih tenang.
Hampir satu botol penuh ia habiskan cairan tersebut, bahkan beberapa diantara meluncur membasahi leher atas perutnya yang datar. Ia hentak kemasan plastik itu ke atas meja seraya memejamkan mata, ia mengantuk. Ia lelah. Namun tak mendapati kabar sedikitpun dari Taehyung semakin membuat fikirnya lelah. Jika lelah fisik, ia hanya perlu beristirahat. Tapi bila lelah demikian, pria tampan berbahu lebar itu ingin melempar apapun untuk meluapkan rasa cemas yang menggerogoti fikir.
Seokjin merogoh ponselnya untuk menghubungi sang mantan. Nada sambung terdengar. Tetapi si empu seakan enggan menjawab.
Hingga panggilan kelima, masih saja sama. Yang terakhir bahkan nada putus terus berulang, menandakan jika line sambungan sedang sibuk. Dahinya berkerut dalam,
"Dasar berandal kecil!"
Ia melempar ponselnya asal ke atas meja.
Penat.
Tak lama kemudian, gawainya berdering nyaring. Bukan nama Kim Taehyung seperti praduganya, melainkan nomor asing.
"Yeoboseyo..."
"Apakah benar pemilik nomor ini Seokjin hyung?"
"Nee, benar. Siapa anda? Ada per- "
"Hyung, Taehyung mabuk. Aku tak sanggup membawa tubuh besar sendirian. Ia terus meracau dan- "
"CEPAT KATAKAN DIMANA LOKASINYA SEKARANG"
"....."
"Sepuluh menit aku akan tiba!"
Sambungan telepon terputus.
Seokjin segera mengambil langkah seribu menuju kamar. Ia tarik tumpukan kaosnya asal hingga sebagian bercecer di lantai, berlanjut menyambar hoodie tebal. Sendirinya memastikan sejenak jika Seoktae masih tertidur lelap sebelum ia meninggalkan rumah.
Duda tampan itu bergegas saat memasuki mobil. Jantungnya berpacu cepat, takut takut jika hal buruk terjadi pada pria manisnya. Persetan dengan kaki tanpa alas, juga celana piyama. Bahkan sendirinya tak sempat menyisir surai yang berantakan.
"Dasar Berandal binal! Menjaga dirimu sendiri saja tak mampu!" umpatnya kesal sambil menancap gas.
.
"Seokjin-aah! I miss you!" racau Taehyung dengan tubuh bergerak kesana kemari. Hoseok yang memegangi tubuh besarnya harus kelimpungan menahan agar ia tak jatuh.
"Brengsek! Diamlah, Tae! Kau ini berat!"
"Seokjin-aah! Kau dimana sayang?" teriaknya tanpa henti. Ia pun menoleh pada sang sahabat lalu mencoba memeluknya erat. Berusaha keras mengecupi leher jenjang si Jung meski si empu berteriak dan mendorong kepalanya ke belakang kuat kuat.
"Yaaak, aku bukan Seokjinmu!"
"Ayo bercinta denganku sayang"
Hoseok tak lagi mampu menahan berat Taehyung, dan jatuhlah keduanya ke atas aspal depan pintu Bar dengan Taehyung menindih yang tertua. Menduduki area perutnya seraya berusaha melepas pakaian yang di kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
• f O r e V E R - JINV •
FanfictionAbout Love-Hate two immature men which is one of them wants to divorce but wanted to having sex together. Like nothing happened. Would them be happy after divorce? Kim Seokjin and Kim Taehyung present I'll bring you to ride a rollercoaster Fic tw...