• S E L F I S H N E S S •

614 60 37
                                    

Seoktae POV

Aku bermain dengan Beary di temani oleh Jaehyun samchon dan seorang temannya di ruang santai rumah halmeoni. Beberapa Cookies dan segelas susu plain kesukaanku sudah di siapkan oleh orang-orang memakai baju yang sama setiap harinya. Aku tak mengenal mereka dengan baik, tetapi kesemuanya berlaku ramah terhadapku. Apapun yang kuminta pasti akan mereka bawakan dengan segera. Salah seorang diantara mereka bahkan sigap menjagaku. Ia berdiri di samping pintu kaca seperti patung.

Aku heran, kenapa mereka melakukan hal ini itu? Gerakan tangan mereka sangat cepat dan presisi. Seperti robot Jepang.

Kenapa mereka selalu sibuk di saat halmeoni dan Hal-abeoji duduk santai menikmati Sunday Service dari salon?

Kenapa mereka memakai baju yang sama setiap harinya? Apa mereka tidak mencucinya? Atau mungkin mereka tidak punya uang untuk membeli baju yang lain?
Entahlah, tapi ku rasa baju hitam dengan kain putih melingkar di bagian pinggang (celemek) dan bandana putih di kepala terlihat tak asing bagiku.

Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana— aku tak begitu ingat.

Sebentar,

Beri aku waktu tiga detik.

Ah, aku ingat sekarang!

Papa pernah memakainya saat malam hari. Pakaian itu begitu pendek. Kaki papa bahkan di balut jaring ikan seperti milik Appa yang biasa di gunakan untuk memancing.

Aneh memang.

Terkadang aku tak mengerti dengan orang dewasa, mengapa mereka memakai baju aneh seperti itu? Aku yang melihatnya saja merasa seperti gatal. Terutama papaku, dia menyukai baju- baju aneh yang terlihat menyeramkan menurutku. Dan tahukah kau, Appaku menyukainya.

Selera orang dewasa sangatlah buruk.

Sebenarnya, akan sangat keren jika mempunyai dua dari mereka di rumah Appa. Membantunya mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang enggan di lakukan oleh papaku. Aku sering melihat raut lelahnya saat baru pulang dari kantor, dan aku merasa kasian terhadapnya.

Tak ada makanan di meja makan jika bukan Appa-ku yang memasak. Terkadang papa melakukannya, tapi seringnya terasa aneh di lidahku. Tapi tak mengerti mengapa Appa selalu berkata 'Yaaak, masakanmu sungguh enak sayang' padahal tumis tahunya bewarna gelap, terasa pahit dan terlalu asin.

Eeeeww!

Aku sampai harus menghabiskan satu botol penuh untuk membuat lidahku membaik.
Bukankah ini sangat aneh?

Aku sempat mengajukan protes padanya sebab ia berbohong, tapi apa yang kudapatkan?

Masakan Papa adalah hidangan paling nikmat di dunia.

Dan kau tahu, kedua pipi papaku seperti terbakar dengan sudut mata menyipit. Lalu keduanya akan saling menyenggol dengan terkikik geli.

For God Shake, mereka seperti anak kecil.

Huh!

Oh ya, Aku selalu merasa senang disini sebab aku di perbolehkan melakukan hal apapun.

Halmeoni tak akan marah jika aku menumpahkan semua mainan dalam box besar ke atas karpet.

Halmeoni tak akan mengomel jika aku bermain air sepanjang waktu.

Halmeoni tak akan berkata kasar ketika aku sedang malas mengerjakan pekerjaan rumah.

Beliau selalu berkata, 'tak apa sayang. Kau bebas melakukan apapun yang kau mau. Tapi besok kau harus belajar nee.'
Lalu beliau akan memelukku dan mengecup puncak kepalaku.

• f O r e V E R - JINV •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang