Seokjin POV
Aku bingung kondisi yang kuhadapi sekarang. Aku baru saja kembali ke Seoul tetapi lihatlah apa yang kudapat? Sebuah pernyataan rasa dari Hae Ri, wanita yang kukenal dari sekolah Seoktae. Aku sungguh tak mengerti dengan sikapnya yang tetiba genit seperti itu.
Meski pada akhirnya ia mengelak jika hal ini adalah sebuah lelucon, tapi percayalah. Aku sangat tidak nyaman dengan hal demikian. Menurutku, ungkapan rasa tidak seharusnya di buat lelucon. Sebab, banyak sebagian di luar sana yang begitu memuja bahkan sampai mengemis demi di sebuah pengakuan.
Terlebih lagi, lelucon ini sangat tidak cocok dengan statusku yang sekarang.
Aku memang mengenal Hae Ri. Dia wanita yang baik dan sopan. Sejak perbuatan baiknya menolong Seoktae kala itu, aku berniat membalas budi padanya. Apalagi ia sempat menawari jasa promosi melalui media sosial yang dikelola. Tentu aku tak menolak tawaran tersebut, sebab aku memang membutuhkannya untuk kedai baruku.
Jadi aku anggap hubungan kami saling menguntungkan satu sama lain. Hanya itu.
Tetapi sepertinya wanita ini menganggap hal ini berbeda dariku. Ia begitu intens mengirimiku pesan mulai dari mengucap selamat pagi sampai mengingatkanku agar aku tak melewatkan jam makanku.
Jujur saja, aku muak.
Mustahil jika lelaki dewasa sepertiku menganggapnya sekedar iseng belaka. Dan berujung seperti perlakuan yang kuterima sebelumnya.
Ah, aku jengah!
Aku tak lagi memikirkan bagaimana nasibku kedepannya? Segalanya telah usai. Segalanya sudah ku tutup rapat demi menjalani hidupku yang baru. Rumah tanggaku yang gagal dengan Taehyung merupakan pelajaran yang sangat berharga bagiku— jika bermodalkan cinta dan harta tidaklah pernah cukup.
Entah apa lagi aku tak tahu, yang jelas aku berusaha tetap tenang dalam menjalani hidupku yang baru.
Rasa bersalah yang begitu besar terus menghantuiku. Seoktae, putra semata wayangku tak sepantasnya menerima ini semua.
Tak seharusnya bocah manisku harus menjadi saksi keegoisan orangtuanya. Aku selalu merasa buruk jika mengingat akan hal ini. Apalagi, telah lebih dari empat hari aku tak mendengar cicitnya memanggilku 'Appa'.
Aku akan segera menemuinya setelah urusanku selesai— dan memeluknya seerat mungkin. Membawa ia hidup bersamaku meski ku tahu tempat yang ku diami sekarang belumlah layak untuknya.
Aku sedang berusaha, kawan.
Appamu sedang mengusahakan segalanya untuk putra satu-satunya.
Jika kalian bertanya, apakah aku telah benar-benar berpaling dari Taehyung? Maka jawabanku adalah TIDAK. Aku hanya sedang berusaha menerima statusku yang baru agar aku bisa menghargai keputusannya.
Itu saja.
Aku selalu berdoa untuk kebahagiannya.
Aku selalu meminta kesehatan yang baik dan umur panjang untuknya.
Aku pun berharap, jangan ada luka lagi dalam hatinya karenaku.
Ya, ini semua memang yang terbaik.
Sudah saatnya bagi kami untuk menutup kisah lama dan menjalani hidup masing-masing.
Aku rasa cukup mengenai perasaanku.
Aku mendorong pintu masuk kedai yang belum ku sentuh sejak empat hari lalu. Sangat menyenangkan ketika mendapati bisnis baru yang ku geluti telah di penuhi pelanggan. Hatiku berpendar menatap ini semua. Itu artinya, aku tak akan kesulitan dalam mengembalikan pinjaman dari Namjoon. Juga membayar gaji lima karyawanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
• f O r e V E R - JINV •
FanfictionAbout Love-Hate two immature men which is one of them wants to divorce but wanted to having sex together. Like nothing happened. Would them be happy after divorce? Kim Seokjin and Kim Taehyung present I'll bring you to ride a rollercoaster Fic tw...