"Dengan ini sidang perceraian di nyatakan di tunda hingga tiga hari ke depan"
"Pemohon di harap untuk melengkapi berkas berkas. Pihak suami di mohon kehadirannya untuk melakukan mediasi."
Dok dok dok
Palu meja hijau sudah terketuk nyaring menggema dalam ruangan yang tak begitu besar. Hembusan nafas berat dengan kepala tertunduk menandakan jika ia tak puas dengan hasil sidang kali ini. Sendirinya menoleh ke belakang untuk mencari prisensi sosok lain. Namun hanya seorang pria manis dengan surai blonde menutup dahi yang setia menunggu dalam diam; dengan senyum tak luntur sedari awal ia hadir.
Taehyung bangkit.
Ia membungkukkan badan pada hakim sekaligus dua jaksa di hadapan. Sebagai tanda terima kasih walau hasilnya tak sesuai dengan apa yang ia mau.
Ia berjalan ke meja hijau dan kembali menenteng berkas dalam map besar putih yang bertuliskan 'Berkas Perceraian'. Membawa kumpulan surat surat penting itu kembali pulang. Sambil menelan pil kecewa.
Apa boleh buat.
Sambil melanjutkan langkahnya menghampiri Jimin, ia mengepalkan sebelah tangan di samping paha. Giginya bergemeretak dengan dada yang naik turun.
Sungguh, ia tak lupa untuk mengabari suaminya perihal kelengkapan perceraian. Termasuk mendatangi mediasi. Tetapi, pria jangkung dengan wajah rupawan itu seakan tak mengindahkan hal tersebut.
Terkesan abai.
Membuang buang waktu.
Juga uang.
Dasar laki laki sialan! Kali ini apalagi alasanmu, keparat. Pria tak tahu di untung! Bagaimana bisa aku jatuh cinta padanya dulu?
"Kenapa?" Apa kau berbicara sendiri lagi? Pada dirimu? Lama lama kau akan gila!" omel namja Park yang sudah berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada.
"Diamlah! Aku sedang kesal!"
"Lebih baik kita bersantai dulu di cafe. Tak baik jika kau harus pulang dengam wajah jepek seperti itu. Seokhyung pasti akan histeris dan pingsan"
"Dasar tak tahu di untung! Sahabat macam apa kau ini, huh?!" seru Taehyung yang di akhiri dengan memukul kepalanya dengan map berkas.
"Aaawh! Sakit bodoh! Pantas saja Seokjin hyung tak bertele tele saat kau meminta cerai darinya. Kau sendiri selalu melakukan kekerasan!" ucap Jimin yang kini berlari kecil. Takut takut akan di hajar kembali oleh kawan masa kecilnya itu.
"Yaaaak!! Lihat saja kau nanti! Dasar anak itik sialan!"
.
Bunyi alarm monoton terus berdering memenuhi ruang kamar yang tak begitu besar. Benda kotak dengan deretan angka itu terus menjerit; seolah tak kenal lelah membangunkan si empu yang masih bergelung nyaman di balik selimut putih tebal. Pria tersebut tak peduli jika sang mentari telah meninggi. Sinarnya bahkan memaksa masuk celah ventilasi untuk menerangi kamarnya yang gelap.
Hingga deringnya menginjak menit ke lima, barulah si pemilik mulai mengerjapkan kelopak mata malas seraya merenggangkan sebagian otot tubuh.
"Iya, aku mengerti" seru Seokjin dengan suara serak nan berat.
Mau tak mau, tangan panjang harus terulur untuk menekan alarm kotak di atas nakas. Membuat benda monoton itu berhenti berdering dan kembali terlelap.
Sayang, kini berganti ponselnya yang memaksanya untuk segera bangkit. Sambil berdecak malas, pria berbahu lebar meraih smart phone di atas nakas. Menekan salah satu tombolnya untuk membuka layar kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
• f O r e V E R - JINV •
FanficAbout Love-Hate two immature men which is one of them wants to divorce but wanted to having sex together. Like nothing happened. Would them be happy after divorce? Kim Seokjin and Kim Taehyung present I'll bring you to ride a rollercoaster Fic tw...