• H-3 •

1.1K 90 89
                                    

Seokjin kalut. Ia memilih membuka pintu kaca sekat ruangan dengan halaman belakang untuk menghirup udara segar. Fikirnya benar benar penuh saat ini. Ia di liputi berbagai emosi yang hampir menguasai diri. Jika saja ia lepas kendali, mungkin suaminya akan menjadi objek pelampiasan nafsunya yang liar malam ini.

Tidak.

Ia tak ingin memperlakukan makhluk semanis Taehyung dengan emosi. Ia layak untuk di perlakukan lembut dan penuh kasih.

"Sedang apa?"

Sapaan lembut yang tetiba menyapa membuat sang dominant menoleh pada sumber suara berasal. Lelaki manis yang berbalut bathrope dengan rambut setengah basah berjalan gemulai ke arahnya.

Taehyung terlihat begitu segar dan menggairahkan akibat tetesan air dari surai menyapa sebagian wajah. Kulitnya yang serupa dengan warna madu berkilau di bawah sinar rembulan; semakin menambah kesan sensual yang melekat padanya.

Jemari lentik itu melempar handuk basah yang ia pakai untuk mengeringkan rambut ke atas kursi malas di tepi kolam. Ia beringsut untuk memeluk sang suami yang terlihat gelisah. Sekaligus mencari kehangatan di tengah similir angin malam.

"Kenapa hanya diam?" lanjutnya seraya melingkarkan kedua lengan tangan pada pinggang yang lebih tua. Menyandarkan dagunya dengan nyaman pada bahu lebar sang suami.

"Tak apa. Mau ku pijit? Bukankah kau lelah?" tawar Seokjin sambil mengusap punggung tangan yang bergelayut pada perutnya. Terasa lembut.

"Sejujurnya aku sedang ingin bermanja denganmu. Ku pikir tadinya kau akan menyusulku saat mandi, nyatanya tidak" protes Taehyung yang di akhiri dengan bibir mengerucut kesal.

"Itu hukumanmu sebab kau mengabaikan Seokie hari ini"

Si submissive cantik menarik tangannya menjauh. Ia membuang wajah ke arah lain dan memilih mengambil duduk pada ayunan taman.

"Bukankah aku sudah mengatakan jika Bosku memaksaku untuk ikut makan malam? Ayolah, jangan membahas hal yang sama berulang ulang. Itu membuatku muak"

"Setidaknya katakan maaf padaku dan Seokie."

Taehyung mengunci bibirnya sejenak. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dengan tungkai menyilang. Sendirinya begitu kesal jika harus tersudutkan oleh masalah sepele seperti ini.

"Jangan membesar besarkan setiap masalah, Jin. Inilah yang membuatku tak betah denganmu"

Seokjin menghempas nafasnya kasar. Kepalanya serasa meledak saat ini. Ia tahu, berdebat hal demikian dengan sang suami hanya akan memperburuk keadaan. Padahal ia hanya bermaksud memberitahukan letak kesalahannya baik baik. Ia hanya ingin Taehyung sedikit berubah dari sikapnya yang semena mena. Itu saja.

"Apa susahnya meminta maaf? Kau sendiri bahkan mengajari Seokie untuk selalu mengatakan maaf jika ia berbuat salah."

"Jin, ku mohon. Aku lelah membahas hal yang tidak berujung ini."

Seokjin menoleh. Ia tatap pria manisnya yang terlihat lelah.

Lagi lagi, rasa cinta yang berlebihan membuat ia luluh dengan setiap keluhan receh yang di buat Taehyung. Mana sanggup sendirinya melihat sang suami bersedih sedikit saja.

Ia pun mendekati pria manisnya. Mengusap pipinya lembut dengan ibu jari sebelum menyatukan dahi mereka berdua.

"Maafkan aku yang selalu memaksamu, sayang. Maafkan aku yang belum mampu menjadi kepala rumah tangga yang baik untukmu dan Seoktae kita."

"Kau tak salah. Hanya saja, mungkin hal baik belum berpihak pada kita"

Seokjin mengangguk. Ia mencoba memahami ucapan yang lebih muda. Meski tak menampik jika hatinya sakit seperti di cubit.

• f O r e V E R - JINV •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang