• LOVE MAZE •

680 65 22
                                    

"Lulusan WooSong University?? Mahasiswa alumni universitas bergengsi melamar pada sebuah kedai baru seperti ini. Apa kau yakin?"

Taehyung memicingkan maniknya tajam pada sosok pemuda tampan berrahang tegas di depannya. Beberapa tindikan pada cuping juga tak luput dari mata elang yang terus menelisik penampilan pemuda yang memiliki marga Choi.

Ada tiga pemuda lain di ruang memasak, namun bagian terpenting adalah sang juru masak. Itu sebabnya, ia menaruh atensi lebih disini.

"Nde, Tuan. Saya sangat yakin" jawab Yeonjun penuh semangat seraya membungkuk.

"Tidak tidak, bukan seperti itu."

Tangan panjang namun lentik itu mengibas ke udara dengan decapan pada bibir.

"Aku meragukan loyalitasmu. Bagaimana pun restoran suamiku baru akan di buka besok. Jadi kita belum memiliki pelanggan. Aku tak yakin kau akan betah dengan pekerjaan ini mengingat pada CV mu kau selalu berpindah pindah tempat bekerja."

"Sayang—"

"Bisakah kau menurut padaku, honey? Bukankah kau sudah setuju sebelumnya?"

Seokjin menghembuskan nafasnya berat dari belakang. Ia memang sengaja melibatkan sang mantan dalam bisnis kali ini, sebab Taehyung bersikeras ingin turun tangan secara langsung. Sendirinya memang telah memilah kandidat yang masuk. Dari 40 pelamar yang masuk, ia memilih dua untuk bagian dapur, si juru masak beserta asistennya. Dan dua orang lain sebagai penyaji ke meja dan mencuci piring.

Sesi training yang harusnya berjalan santai sesuai damba, kini tak ubahnya seperti kontes memasak pada layar televisi. Begitu tegang, tanpa ada pengiring melodi penenang sebagai latar.

"Aku tak meragukan skill mu. Tapi aku ragu loyalitasmu. Apalagi kau berkharisma. Kau bisa menggaet banyak pelanggan dengan wajahmu itu"

Rahang Seokjin mengeras disini. Tubuh yang sebelumnya menyender pada meja stainless kini berdiri tegak dan mulai berjalan mondar mandir.

"Tampan!" serunya dengan nada tak suka.

Sial! Berani beraninya bocah mesum itu menyebut orang lain tampan di depan mataku sendiri. Awas saja kau!

Taehyung menggulung bibirnya ke dalam. Ia menggaruk cupingnya sejenak sebelum kembali berfokus pada pemuda di depannya.

"Ah, terima kasih Tuan"

Merasa mendapat pujian, Yeonjun tersenyum lebar.

"Itu bukan pujian."

Seokjin menahan tawanya. Ia memilih berjalan ke lemari pendingin kaca dan mengambil sebotol air mineral dingin. Ia teguk sedikit lalu memberikannya pada sang mantan.

"Saya berjanji akan loyal disini, Tuan. Tempat bekerja saya dulu cukup bermasalah mengenai gaji. Itu sebabnya saya sering berpindah karena mereka pailit. Saya sendiri harus menanggung biaya hidup."

Taehyung mengangguk dengan pipi menggembung berisikan air.

"Baiklah, kita uji dulu cara memasakmu. Suamiku akan memberi contoh lebih dulu dan kau harus meniru menu racikannya. Ini adalah produk yang kita jual nantinya. Jadi perhatikan kebersihan juga setiap detailnya. Garnish pun tak akan luput dari penilaianku nanti"

"Nde, Tuan. Saya siap."

"Dan kau— Choi Soobin!" lanjut Taehyung seraya menuding pemuda jangkung berwajah polos. Dia tampak jauh lebih muda.

"Nde, Tuan"

"Kau mahasiswa alumni Universitas Konkuuk jurusan Hukum. Kenapa kau melamar sebagai asisten juru masak?"

• f O r e V E R - JINV •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang