• Uncontrolled •

856 66 37
                                    

Sejak hari dimana fakta menyakitkan ia terima mentah mentah, ada jarak di antara Namjoon juga Hoseok. Lelaki manis yang selalu ceria itu memang tak menghindar secara langsung, bahkan sendirinya bersikap seolah tak ada sesuatu yang terjadi di antara mereka. Akan tetapi jika keduanya berpapasan, Hoseok akan memasang senyum tipis. Tak lebih, itupun di barengi dengan langkah terburu seakan ia begitu sibuk.

Pun begitu dengan Namjoon, lelaki jangkung itu tak mampu mengucap sepatah kata pun. Sendirinya bak mendapat sihir setiap kali ia menatap sosoknya. Tenggorokannya tercekat terlebih kering, meski maniknya terpatri pada parasnya yang selalu memberi kesan positif.

Katakan saja jika Namjoon menyimpan rasa kecewa di balik senyapnya.

Ia merasa di bohongi.

Ia merasa segalanya terasa palsu.

Apalagi status yang sebenarnya di tutupi rapat rapat oleh si Jung. Sebab tak satupun pegawai yang tahu jika pria manis itu adalah orang tua tunggal selain dirinya. Besar dari mereka menilai jika Hoseok masih tetap sendiri di jabatannya yang cukup mapan. Apalagi sosoknya yang selalu ceria dan penuh energi positif  menginspirasi setiap karyawan.

Mereka tak tahu jika di balik itu semua Hoseok sangatlah rapuh. Di balik lengkungan bibir yang begitu manis tersimpan luka perih juga pahit yang harus ia obati sendiri.

Namjoon teriris.

Sejenak terlintas bayangan dalam fikir bagaimana beratnya ia mengasuh sang putra di saat jam sibuk mencari nafkah. Jika ia tak salah mengira, bukankah si Jung kecil masih balita? Pasti sangatlah melelahkan.

Lelaki berlesung pipi itu menengadah, tenggelam dalam sejuta pertanyaan yang belum menemukan jawaban.

Pusing.

Ia rindu kembali bersama.

Ia rindu berjalan bergandengan tangan di tepi sungai Han seraya menikmati Hotteok cokelat yang panas.

Ia rindu tertawa lepas bersama.

Dan satu lagi, malam dimana pria manis itu mau menginjakkan kaki pada apartmentnya demi makan malam bersama, untuk pertama kali. Namun sayang, suasana manis nan romantis itu harus pupus sebab kebodohannya yang tak tahu diri mencoba mencuri kecup dari bibir merah jambu milik Hoseok.

Lantas ia pergi.

Tak lagi kembali.

Hingga kini.

Mungkinkah perbuatan bejatnya itu mengingatkan pada sang mantan?

Namjoon mengganti posisi tidurnya menjadi miring. Sprei yang sebelumnya tertata rapi kini tak ubahnya menjadi kusut, sebab ia terus menerus bergerak gelisah di atasnya.

Lelaki jangkung itu abai meski waktu telah menginjak hampir tengah malam. Dan memilih tenggelam dalam ribuan terka yang sama sekali belum menjadi fakta.

.

• Curhat

• Curhat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• f O r e V E R - JINV •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang