Cahaya terang mentari menyilaukan kelopak mata yang sebelumnya tertutup rapat. Kini harus terbuka meski sayup sayup, terasa berat. Ruang kamar yang di dominasi warna putih dan tak memiliki banyal perabot itu rupanya mampu membius Seokjin. Waktu telah menginjak pukul tujuh pagi lebih, tetapi sendirinya masih saja bergelung nyaman di balik selimut tebal.
Seokjin mencoba mengambil duduk sejenak seraya mengusap kelopaknya yang lengket. Sosok manis di samping tak jauh berbeda dengan dirinya.
Semalam saat berendam air hangat bersama, Taehyung tertidur dalam peluknya. Pria manis berbibir tipis itu rupanya cukup kelelahan. Alhasil, keduanya terlelap tanpa sehelai benang pun menempel melainkan tebalnya selimut yang menutupi.
Ia tersenyum simpul.
Bibir tebalnya mendarat ringan pada dahi yang sebagian tertutup surai coklat, bersusul ucapan 'Selamat pagi' yang lantas bergegas dari singgasana empuknya.
Seokjin merenggangkan tubuh sebelum menarik satu underwear hitam bermerk dari dalam lemari. Ia kenakan lebih dulu sebelum bercermin.
Ruam pekat bertebaran dari tulang selangka sampai bawah perut. Belum menggelap, tetapi cukup kentara.
Tak mengapa.
Selama itu karya Taehyung, ia rela.
Lantas ia pergi menuju dapur untuk membasahi kerongkongannya yang kering. Sekaligus membuat sarapan untuk mereka. Sebab sendirinya sudah sangat lapar. Tenaga terkuras habis untuk menghajar Taehyung semalam.
Bibir tebalnya kembali tertarik ke atas saat sepintas adegan panas mereka melintas.
'Taehyung menarik satu kakinya sebatas dada ketika milik Seokjin kembali memenuhinya. Dalam posisi miring, pria tampan itu menumbuk rektrumnya seraya menggelitik lipatan pantat bagian atas.
Si pemilik meracau tiada henti saat batang keras lelaki dominant terus menghujam bagian belakangnya. Taehyung bahkan sempat meledek Seokjin dengan mengacungkan jari tengah.'
"Brat!"
Seokjin meletakkan teko berisi air di atas kompor. Berlanjut mengecek isi lemari pendingin sebagai penentu sarapan mereka pagi ini.
Sengaja bagi duda tampan itu untuk tak membangunkan manisnya meski waktu menginjak hampir pukul delapan. Ia ingin Taehyung rehat. Membolos sehari tak masalah bukan?
Jemari panjang mengecek bahan makanan yang ternyata masih saja sama sedari ia pertama pergi. Beberapa daging dan seafood beku masih dalam kondisi baik. Tetapi berbeda kondisi dengan sayur mayur, sebagian besar telah layu dan membusuk dalam plastik. Jejeran susu kemasan kotak dan yoghurt pun sudah kadalurasa.
Alhasil, ia harus bebersih lemari pendingin sebelum mulai memasak.
Sebenarnya hal ini bukanlah baru bagi Seokjin, mengingat Taehyung sendiri terbilang jarang menyentuh dapur. Ia hanya bisa maklum, sebab Taehyung sudah lelah mencari nafkah.
Mungkin orang di luar sana akan langsung menilai jika pria manis itu tak becus dalam mengurus rumah tangga. Atau lebih buruknya ia tak termasuk dalam kategori menantu idaman. Tapi tidak bagi Seokjin, Taehyung adalah lelaki manis terbaik yang pernah ia miliki. Terlepas dari segala kekurangan yang ia miliki.
Sambil bersiul, Seokjin mengeluarkan semua bahan makanan. Memindahkannya ke atas meja dan memilah bahan mana yang masih layak untuk di olah.
"Siapkan kudapan yang lezat untuk duda manismu, Jin! Semangat!" ucapnya pada diri sendiri yang di akhiri dengan kekehan.
.
.
Dering ponsel terdengar begitu nyaring mengusik lelapnya Taehyung yang masih tenggelam dalam selimut. Bibirnya mendecak kesal sebab merasa terganggu. Alih-alihmenjawab panggilan yang masuk, Ia memilih menutup telinganya dengan bantal. Berharap benda itu tak akan berdering lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
• f O r e V E R - JINV •
FanfictionAbout Love-Hate two immature men which is one of them wants to divorce but wanted to having sex together. Like nothing happened. Would them be happy after divorce? Kim Seokjin and Kim Taehyung present I'll bring you to ride a rollercoaster Fic tw...