Neuf

4.9K 587 54
                                    

" Are you all right, miss? "

Sakura menerima uluran tangan dari staf pembangunan itu. Ia tersenyum ramah dan berujar terimakasih.

Pria itu mengangguk sebagai tanggapan dan kemudian berlalu menyusul rekan nya yang lain.

" Isshh, mereka kemana sih? " Gerutu nya tak mendapati keberadaan tim nya yang tadi bertugas untuk mengeksploitasi pekerjaan.

Sasori juga dengan seenak dengkul memimpin barisan tim dan membuat nya berada paling belakang. padahal tugas nya disini adalah menjadi sekertaris pria itu.

Sakura berjalan menyusuri pesisir pantai. Memeluk berkas bermap biru dengan sebelah tangan nya memainkan ponsel.

Ia berhenti dan menatap lautan. Angin siang dengan matahari yang menyengat membuat ia tersenyum. Tak heran Maldives dijuluki surga liburan.

Tempat ini sangat memukau dan memanjakan mata. Sakura berpikir jika setelah ini tempat yang perlu ia kunjungi adalah Hawai. Meskipun Haruno termasuk keluarga berada, tapi liburan dan traveling tak begitu diidamkan. Orang tuanya cukup sibuk untuk sekedar berlibur.

Tidak ada kesenangan untuk menemani bosan. Ada saat-saat dimana mebuki cuti dari pekerjaan nya, tapi tidak dengan Kizashi. Begitu pula sebaliknya. Mereka hanya akan libur ketika menjelang perayaan.

Sakura bukan anak broken home yang kerap dideskripsikan tetangga akibat kesibukan keluarga nya. Ia tidak peduli, yang terpenting dalam kehidupan rumah tangga adalah Cinta yang orang tuanya beri. Ibu dan ayahnya memberi banyak kehangatan disela rutinitas mereka.

Sakura tidak pernah menuntut keduanya untuk menjadi orang tua yang sempurna. Sebagai seorang anak, ia hanya ingin mendukung keinginan mereka.

Melepas sepatu pantofel yang ia gunakan, sakura menunduk melihat pasir pantai yang ia pijak. Rasanya panas, mungkin akibat cahaya matahari.

Ia berjinjit dan berlari ketempat dimana air pantai masih berada. Ia meringis, bermain air dengan kaki yang telanjang.

Masa bodo dengan kerja, Sasori bahkan membuang nya. Biar lah pria itu sibuk dan repot sendiri.

Helaian rambut nya berantakan akibat terpaan angin. Sakura beberapa kali menyelipkan rambut nya ketelinga, tapi angin tak berhenti membuat nya kesal.

Ia lantas mengapit berkas dilengan. Mencoba untuk menggelung rambut. Namun sebelum itu, seseorang telah merapikan nya terlebih dulu.

Ia menoleh dan mendapati Sasuke berdiri tepat dibelakang nya. Pria itu sejenak memainkan Surai pink tersebut sebelum mengikat nya dengan ikat rambut yang mungkin pria itu beli tadi.

" Rambut mu halus, aku suka "

Sakura merotasi matanya, ia masih kesal dengan pria ini. Atas alasan yang tidak jelas, sakura mencoba menghindari Sasuke. Ia tahu Sasuke juga menyadari ini.

Pria itu mendengus tak mendapat respon dari wanita didepan nya. Ia kemudian merentangkan tangan, memeluk tubuh sakura dari belakang. Menumpu dagu dipundak wanita nya.

" Aku tidak tau kenapa kau begini. Jika karena perbicaraan kita saat itu, aku akan segera mengurus nya "

Sakura diam, tanpa sadar tangan nya meremat map yang kini ia rangkul.

" It will take some time to finish this. Kau hanya perlu menunggu "

Sakura menghela nafas, sedikit menoleh dimana Sasuke membalas tatapan nya.
" Aku tidak peduli "

Pria itu mendengus lagi, menjepit hidung sakura gemas sembari tersenyum.
" Tapi aku peduli. Status My wife hanya boleh diisi dengan nama mu "

Holyshit!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang