Bagian 5

5.4K 414 3
                                    

Saat jam istirahat, Aris menghampiri Karin yang sedang duduk sendirian di kantin, terhitung sudah seminggu Karin pindah ke SMA Garuda. Tujuannya tentu untuk menjalankan misi PDKT. Setelah berpikir semalaman, Aris merasa yakin kalau dia memang suka dengan Karin. Cowok bodoh mana yang bakal nolak cewek cantik kayak Karin. Tapi, bukan cuma itu alasannya, karena kalau cewek cantik doang ada banyak. Hanya saja setelah memperhatikan Karin selama seminggu ini Aris merasakan perasaan yang berbeda, ada debaran yang asing di dadanya. Bahkan, dengan Gina yang Aris anggap sebagai cinta pertamanya pun dia tidak merasa seperti ini. Maka dari itu, dari sekarang Aris akan berusaha mendekati Karin.

“ Hai Karin! Sendirian aja?” Aris menghampiri Karin dan langsung duduk di sampingnya, membuat Karin bergeser sedikit.

“ Enggak kok, berdua sama lo,” sahut Karin dengan nada judes.

Mendengar jawaban Karin, Aris tiba-tiba merasa canggung. Berpikir apa Karin sudah tahu niatnya.

“ Bercanda kok, nggak usah serius gitu lagi,” ucap Karin kemudian diiringi senyum.

Jujur saja, Karin malas meladeni cowok seperti Aris. Karena dilihat dari tampang serta pergaulannya, Aris terlihat seperti tipe-tipe playboy. Bukan mau sembarangan menyimpulkan, tapi Karin sendiri sadar kalau seminggu ini Aris memperhatikannya. Dia cuma antisipasi, supaya tidak masuk perangkap buaya.

Lain lagi dengan Aris yang sempat terpana oleh senyuman Karin. Berlebihan mungkin, tapi Aris merasa kalau dia jatuh cinta dengan senyuman Karin. Setelah beberapa saat, barulah Aris tersadar.

“ Ah, iya sorry. Gue pikir lo nggak suka sama kehadiran gue,” ucap Aris sambil tertawa canggung.

“ Dikit,” sahut Karin pelan.

“ Hah?”

“ eh, nggak kok, gue nggak ngomong,” bohong Karin.

Keduanya kemudian hanya mengobrol beberapa hal, sebelum akhirnya Karin pamit ingin ke kelas.

“ Gue cabut duluan ya, bye,” ucap Karin beranjak meninggalkan Aris. Padahal belum juga Aris melancarkan aksinya. Tak lama setelah itu, teman-teman Aris yang dari tadi memperhatikan datang menghampiri Aris.

“ Jadi gimana, udah kena?” tanya Damar

“ Baru mau mulai, kayaknya si Karin ragu deh sama gue,” jawab Aris.

" Muka lo emang meragukan sih." Aris langsung menatap tajam Irfan yang berbicara. Si pelaku hanya memalingkan wajah pura-pura sibuk.

“ Kayaknya dia mikir kalau lo tuh playboy, deh. Soalnya gue sempat dengar si Sasha ngomongin lo ke si Karin,” ujar Agil.

“ Wah, fitnah tuh, yang the real playboy kan si Damar,” protes Aris, yang langsung dihadiahi pukulan di kepalanya.

“ Jangan mulai lo, enggak gue traktir lagi ntar,” ancam Damar.

“ Ampun, bang, ampun,” Aris langsung membuat pose seolah sedang memohon. Damar hanya mengabaikannya.

“ Pasti si Sasha dendam gara-gara lo PHP-in, dia tahu lo mau deketin Karin jadinya dia jelek-jelekin lo,” ucap Irfan.

“ Bukan gue yang PHP, dia aja yang baperan,”  Teman-temannya mengiyakan saja perkataan Aris, kalau diterusin bisa panjang.

***

Di rumah, Aris sedang belajar bersama Ares. Tentu saja karena Ares yang memaksanya belajar. Tapi, Aris tidak bisa fokus, dia malah jadi kepikiran dengan karin. Mungkin berpikir apa yang sedang Karin lakukan. Ares yang menyadari kalau Aris tidak mendengarkan penjelasannya langsung menyentil kening Aris.
Aww, sakit anj*ng” pekik Aris sambil mengusap keningnya, dia langsung menatap tajam si pelaku yang menyentilnya.

“ Mulut lo. Siapa yang ngajarin ngomong kayak gitu, kalau mami denger di sumpal cabe mulut lo,”  ucap Ares yang tidak suka mendengar Aris berkata kasar.

Itu bukanlah sekedar ancaman, karena pernah sekali Aris mengumpat saat bermain game dan mami langsung memasukkan cabe ke mulutnya. Biar bagaimanapun mereka selalu di ajarkan berbicara dengan baik dan sopan. Tapi sejak masuk SMA, Aris mulai sering bicara kata-kata yang kasar seperti itu. Membuat Ares ingin mencari tahu siapa teman-teman Aris yang sudah mempengaruhi Aris menjadi seperti ini. Dia akan menjauhkan mereka dari Aris agar tidak memberi pengaruh buruk pada Aris.

“ Lagian lo kenapa sih, main sentil aja,” Ares memutar bola matanya malas, Aris  tidak pernah menyadari kesalahannya.

“ Salah sendiri, gue lagi jelasin lo nggak dengar, katanya besok ada ulangan,”

“ Udahan aja deh, cuma ulangan harian nggak usah belajar juga bisa,”

“ Lo selalu ngomong gitu, tapi apa? Tetap jelek nilai lo,”

Aris merengut kesal, rasanya Aris lebih parah dari mami. Apalagi kalau udah soal belajar kayak gini. Harusnya dia berpura-pura tidur saja tadi. Tapi, entah kenapa tiba-tiba saja Aris ingin bercerita tentang Karin pada Ares. Sejujurnya, dia jarang pernah bercerita tentang kehidupannya di sekolah terutama tentang cewek pada Ares, karena selain Ares tidak tertarik, dia juga pasti akan cerewet kalau tahu Aris sedang naksir dengan seseorang. Contoh nyatanya adalah Gina.

“ Res, di sekolah gue ada murid baru, cantik deh” ucap Aris.

Ares tak menggubris dia malah sibuk mengerjakan tugasnya. Aris sudah menduga ini, tapi dia tetap bercerita.

“ Ini cewek beda sama yang pernah gue temui sebelum-sebelumnya. Masa dia nyuekin gue,” Aris tersenyum saat teringat bagaimana Karin yang terus saja menunjukkan penolakan kala Aris berusaha mendekatinya. Aris kan jadi merasa tertantang.

“ Kayaknya gue jatuh cinta pandangan pertama deh,” ucapan Aris membuat Ares yang tadinya terlihat tidak peduli menoleh ke arahnya.

“ Jangan ngaco, nggak ada yang namanya cinta pandangan pertama. Lagian lo itu belum ngerti apa-apa soal cinta, jadi jangan sok tahu,” ucap Ares.  Aris hanya mendengus, mulaikan! Batinnya.

“ Kayak lo ngerti aja. Lagian lo kenapa sih, sewot banget kalo gue lagi deketin cewek,”  Ares tak menjawab, dia lebih memilih lanjut mengerjakan tugasnya.
Aris menyerah, memang paling susah kalau ngomong sama manusia bernama Ares. Melihat Ares yang masih sibuk dengan tugasnya, Aris pun langsung mengambil kesempatan dan kabur ke kamar.

“ Aris, PR lo kerjain dulu,” teriak Ares.

“ Lo aja kayak biasa,” sahut Aris yang sedang berlari menaiki tangga.

Ares hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kembarannya itu. Pada akhirnya, tetap saja Ares akan mengerjakan tugas Aris.



To be Continue

The Twins, Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang