Prolog

16.1K 1K 11
                                    


Malam hari di sebuah rumah, ada keluarga kecil yang menikmati makan malamnya bersama. Hanya terdengar bunyi denting sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring. Hingga akhirnya si pria paruh baya di rumah itu mulai membuka suara.
“ Jadi gimana, sudah tahu mau lanjut ke mana?” tanyanya pada dua remaja laki-laki yang duduk bersebelahan di sisi kanannya.
Ya, dua remaja itu adalah anak dari pria paruh baya tadi
“ Sudah pi, Aris rencana mau daftar ke SMA Garuda,” jawab salah satu dari dua remaja tadi yang bernama Aris.
“ Bagus itu, kalau butuh sesuatu langsung bilang papi atau mami,” ucap sang Papi.
“ Kok, daftar ke sana?” sebuah suara dingin tiba-tiba ikut menyela percakapan mereka.
Semua yang berada di ruang makan menoleh pada si pelaku yang berbicara, yang tidak lain adalah remaja satunya yang bernama Ares. Kalau kalian pikir mereka kembar maka jawabannya benar kedua remaja itu kembar.
“ Ya, terserah gue lah, kan gue yang sekolah,” sahut Aris acuh. Seolah tak memedulikan raut wajah kembarannya yang seperti bisa membunuh orang hanya dengan tatapannya.
“ Tapi Lo udah janji bakal masuk SMA  Bintang Bangsa bareng gue,” ucap Ares.
“ Kalau nggak salah waktu itu gue bilang iya doang. Gue nggak bilang janji tuh bakal beneran masuk sana,” Aris kembali menyahut dengan santai.
“ Ya udahlah Res, biarin aja toh Arusnya pengen di sana masa kamu larang. Entar kalau masuk sekolah yang sama kayak kamu tapi dianya nggak senang percuma juga dong, malah nggak benar belajarnya,” ujar Mami menimpali.
“ Bener tuh kata mami, lagian nih ya gue itu nggak bakalan cocok masuk SMA Bintang Bangsa,  IQ gue nggak sanggup buat bersaing sama kalian. Kalau di SMA Garuda gue bisa mengembangkan potensi gue, so lo  jangan menghalangi gue, oke!” ujar Aris.
“ Kalau gitu, Ares mau masuk SMA Garuda juga,” Ucap Ares yang sontak membuat semuanya kaget dan memandang Ares dengan tak percaya.
“ Tapi, kamu kan udah daftar di SMA Bintang Bangsa, kamu juga udah ditawarin beasiswa di sana masa mau dilepas gitu aja, sayang dong Res,” ucap Mami.
“ Tahu nih, nggak bersyukur. Lagian ya, gue sengaja daftar sekolah yang beda biar kita bisa mandiri masing-masing,”
“ Iya Ares, kalian kan udah remaja masa udah harus punya tujuan masing-masing. Kalau kalian satu sekolah terus, nanti Aris nggak pintar-pintar nyontek ke kamu terus,” ujar Papi yang tentu saja sedikit membuat Aris kesal.
Ares terlihat akan kembali berbicara, sebelum akhirnya sang Mami lebih dulu menyela.
“ Sudah cukup, nggak ada lagi nego-nego. Pokoknya Aris di SMA Garuda dan Ares tetap di SMA Bintang Bangsa titik!” ucap Mami tegas.
Meski begitu, Aris melihat bahwa saudaranya itu masih berusaha untuk membujuk orang tuanya, kalau saja sang Mami tidak menatapnya tajam dan menyuruhnya diam.
Sementara itu, Aris hanya tersenyum penuh kemenangan pada Ares yang saat ini menatapnya tajam.



Welcome to freedom!
teriak Aris dalam hati.

The Twins, Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang