⏮ R E A S O N ⏮
.
.
.
.
.
.
.Monday, 07.00 a.m
Pagi ini cuacanya agak mendung dan sedikit berangin.
Terlihat di dalam salah satu kelas tengah jam kosong namun tak ada keributan sama sekali, kecuali..
BRAK!!
"akh!"
Erangan itu berasal dari mulut Junkyu yang perutnya di tendang Jaehyuk hingga punggungnya menabrak loker yang berjajar di bagian belakang kelas.
Terlihat darah segar keluar dari mulut Junkyu, dan Junkyu hanya bisa terduduk sembari memegang perutnya.
Padahal dia sudah janji akan mengubah nasibnya, sekarang apa ini?..
Sementara itu Jaehyuk berjongkok do hadapan Junkyu, kemudian menjambak rambut Junkyu agar ia bisa melihat wajah Junkyu yang sudah babak belur itu.
"Hei anak panti..." Jaehyuk menggantung ucapannya, membuat Junkyu menatapnya.
"Lo kok jadi lembek gini? Bukannya lo kemarin kemarin bisa nahan gue, ayo tahan gue lagi." Tantang Jaehyuk dengan senyum miring.
Junkyu hanya diam tak berniat menyahuti, matanya bergerak dari ujung hingga ke ujung matanya yang lain.
Dan itu mengundang satu pukulan dari Jaehyuk, yang tepat mengenai hidung mancung Junkyu.
Dan darah pun mengucur keluar dari kedua lubang hidung Junkyu."Apa yang lo liat sialan.." desis Jaehyuk dan Junkyu hanya dapat menunduk lemas melihat seragamnya yang kotor terkena darah yang keluar dari hidungnya tadi.
Junkyu terlihat sudah di ambang kesadarannya, ia menggumamkan sesuatu.
"Akan ku bunuh.."
09.30 a.m
Bel istirahat berbunyi dan seluruh murid keluar meninggalkan kelas mereka masing-masing.
Dikelas Jaehyuk pun begitu, disana sudah sepi karna penghuninya menjarah kantin.
Tapi, ada satu murid laki laki yang duduk bersandar di loker. Kalian pasti bisa menebaknya..
Ya, itu Junkyu. Ia masih tak sadarkan diri dengan keadaan yang cukup memgenaskan.
Tak lama pintu kelas tersebut bergeser, dan masuklah seorang anak laki-laki yang membawa kotak P3K.
Anak laki-laki itu berhenti tepat di depan Junkyu, ia berlutut dan mulai mengguncangkan bahu Junkyu.
"Hei.." panggilnya.
Junkyu mengerutkan dahinya sejenak dan mulai membuka matanya sedikit demi sedikit, sembari menahan rasa sakit yang ia rasakan di sluruh badannya.
"S-siapa..?" Tanya Junkyu dengan suara lemah, dan matanya yang setengah terbuka hanya dapat melihat bagian bibir orang di depannya.
Seulas senyum terukir di bibir orang itu, orang itu mendorong kotak P3K yang ia bawa tadi ke dekat Junkyu kemudian ia berujar.
"Bertahanlah, suatu hari lo bakalan bisa nyapai keinginan lo tadi.." ujar orang itu dengan tetap mempertahankan senyumannya.
Setelahnya anak laki-laki itu berdiri, berjalan keluar kelas tanpa menutup pintu kelas itu.
Junkyu meringis sejenak karna sakit yang ia rasakan di daerah kepalanya, ini sungguh sangat sakit.
"Ya tuhan! Lo nggak apa?!" Suara panik seorang gadis seraya berlari menuju Junkyu dan berlutut di hadapan Junkyu.
"Hei, lo bisa denger gue kan?!" Seru gadis itu dengan khawatir seraya menepuk-nepuk pipi Junkyu dan mengundang desisan dari bibir Junkyu karna Pipinya sakit di tambah di tepuk gadis itu.
"Astaga, sorry sorry" gadis itu semakin panik karna ketidak sengajannya menyentuh luka Junkyu.
Junkyu melihat ke arah nametag gadis itu—Joo Yuri — dan saat mata Junkyu berpindah atensi untuk melihat wajahnya, ternyata gadis inilah yang membantunya berdiri saat di tabrak Jaehyuk tempo hari.
Yuri melihat kotak P3K yang ada di dekat Junkyu kemudian ia mengangkat kotak itu dan menaruhnya di atas meja terdekat kemudian ia kembali ke Junkyu.
"Lo bisa berdiri gak?" Tanya Yuri dan Junkyu berdiri dan saat sudah sepenuhnya berdiri ia oleng dengan cepat Yuri menahan tubuhnya.
"Astaga! Ke UKS aja ya?" Tawar Yuri dan Junkyu menggeleng cepat.
"Ayolah jangan keras kepala !" Bentak Yuri tapi Junkyu tetap pada pendiriannya. Ia tetap menggeleng kuat-kuat.
Akhirnya Yuri menyerah dan mendudukkan Junkyu di salah satu bangku yang mejanya ia taruh kotak P3K tadi.
Yuri mulai mengobati Junkyu dengan telaten dan hati-hati, kadang Junkyu meringis saat Yuri terlalu menekan lukanya.
Keterdiaman menyelimuti mereka berdua, tapi itu tak lama saat Junkyu membuka suara.
"Te-terima kasih.." ujar Junkyu dengan pelan dan Yuri menghela nafas.
"Jangan berterima kasih,ini udah biasa buat gue" ujar Yuri dengan malas.
Junkyu mengernyit, "maksudnya?"
Yuri berhenti sejenak dan menatap tepat di mata Junkyu, membuat Junkyu salah tingkah untuk sesaat.
"Jaehyuk itu sepupu gue, dan dia tukang pukulin orang, lo tau itu kan?"
Junkyu hanya mengangguk.
Membuat Yuri berdecak,
"Lo bisa marah gk sih?! Maki-maki dia kek, ato gimana gitu" kesal Yuri dan Junkyu hanya diam seperti biasa."Hah.. sudahlah," Yuri membuka plester dan menempelkannya di bawah mata kiri Junkyu.
"Kalau kamu sudah di ujungnya lawan saja, tidak usah takut dengannya, paham?"
Junkyu kembali mengangguk dan Yuri ikut mengangguk, ia kemudian berdiri dan membawa kotak P3K tersebut.
Saat setengah jalan Yuri berhenti dan memutar badannya,
"Ah iya, bilang itu juga ke adikmu, Yeongue.., sudah itu saja, sampai jumpa."Yuri pun keluar dari ruangan kelas tersebut, meninggalkan Junkyu sendirian yang tengah mematung sembari memegang pipinya yang terdapat plester berwarna krem itu.
"Joo.. Yuri.." gumam Junkyu sembari melihat pintu kelas yang terbuka tempat keluarnya Yuri tadi.
"Suka..."
⏮ ⏮ ⏮
Padalan niat update hari minggu kemaren malah hari ini 😭.
Maaf banget untuk yang kesekian kalinya , aku beneran gk tau harus minta maaf gimana lagi, mungkin untuk update an minggu depan aku bakalan double up, aku janji !
Thanks for reading , Love you all ❤️😆
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] R E A S O N [✓]
Mistério / Suspense[Prequel of Truth Or Dare] "Gak ada yang bilang gue baik"_ Start : 14 Juli 2021 Finish : 13 November 2021 ________ Kalian baca dua story aku dlu yaa, sebelum baca ini, biar paham gt :v.