Tweleve

281 110 31
                                    

⏮ R E A S O N ⏮
.
.
.
.
.
.
.






















Jreb!!

Darah bercucuran deras mengotori lantai, pekikan para murid perempuan mulai terdengar dan beberapa murid sudah ada yang berlari menuju kantor guru.

Junkyu menatap tangan penuh darahnya yang memegang cutter yang masih menancap di perut orang yang ia tusuk.

Ia mendongak dan bukannya muka Jaehyuk yang kesakitan yang ia dapati, ia malah mendapati Yeongue dengan mulut yang sudah mengeluarkan banyak darah.

Junkyu mencabut cutternya dan hal itu membuat Yeongue terbatuk kemudian oleng ke depan, dengan cepat Junkyu menangkapnya, lebih seperti memeluk tubuh ringkih Yeongue.

"Yeo-yeongue..." Gagap Junkyu dan terlihat Yeongue tersenyum dengan bibir yang sudah penuh dengan darah, tangannya menepuk-nepuk punggung Junkyu.

"Aku tak apa, hyung jangan pernah merasa bersalah atas yang terjadi saat ini—" ucapan Yeongue terpotong karna ia kembali memuntahkan darah dan mengotori bahu seragam putih Junkyu.

Tubuh Yeongue semakin merosot kebawah dan Junkyu pada akhirnya terduduk lemas dengan Yeongue yang masih didekapannya.

"Aku.. sangat menyayangimu hyung.." setelah mengucapkannya Yeongue menutup matanya untuk selamanya.

Junkyu menintikkan air matanya dan secara perlahan ia membaringkan tubuh Yeongue yang sudah tak bernyawa itu di atas dinginnya lantai.

"Apa yang kau lakukan?!!" Seruan itu terdengar lantang dari arah pintu kelas, terlihat itu adalah kepala sekolah.

Kepala sekolah itu melangkah dengan langkah cepat kemudian menarik kerah belakang seragam Junkyu agar Junkyu berdiri dari tempatnya kemudian menghadap ke kepala sekolah itu.

PLAK!

Kepala sekolah itu menampar pipi kiri Junkyu, membuat kepalanya tertoleh ke kanan dengan sudut bibirnya yang sobek.

"Apa yang sudah kau lakukan, bajingan!" Bentak kepala sekolah itu dan Junkyu hanya diam saja dengan posisinya yang sama.

Junkyu terus menitikkan air matanya tanpa terisak, air matanya seakan jatuh tanpa ia perintah.

Bukan ini yang ia inginkan, bukan ini!!!

Kenapa Yeongue harus mati, seharusnya dia masih hidup jika ia membiarkan Junkyu menusuk Jaehyuk, kenapa dia harus melindungi pembully gila itu.. Kenapa?!!

Di tengah itu semua Yunseo menaruh ponselnya ditelinga dan berujar secara lirih.
"Rencana berhasil.."
.
.
.
.
.
.
.
.

Ambulance sudah datang dan para perawatnya mengambil jasad Yeongue kemudian memasukkannya ke mobil ambulance.

Sementara itu di sebrang mobil ambulance terdapat mobil polisi dan petugasnya sudah membawa Junkyu keluar dari sekolah itu,hendak di bawa ke kantor polisi.

Sebelum masuk kedalam mobil polisi mata Junkyu melihat mobil ambulance yang sudah mulai bergerak menjauh dari kawasan sekolah.

Setelahnya Junkyu masuk ke dalam mobil dan petugas itu menutup pintu mobil dengan keras.

Junkyu menatap kedua tangannya yang penuh darah, dan sekarang telah di borgol.

Air mata kembali turun dari mata Junkyu, perasaannya sungguh campur aduk, Sedih, Marah, Kesal, tak tau lagi Junkyu harus mengekspresikannya seperti apa.

Perlahan kepala Junkyu tertoleh ke kanan dan matanya melihat ke arah luar sana, di sana ia melihat Daehwi, Jaehyuk, dan Yunseo, tengah berdiri sejajar menatap ke arah mobil polisi yang ia naik i sekarang.

Tangan Junkyu mengepal dan rahangnya mengeras, di dalam hati yang sudah penuh dendam ia sudah bersumpah, Sumpah yang akan ia jalankan sesegera mungkin..

Dan ia tak akan melanggar sumpah tersebut..























"Aku bersumpah kalian akan ku bunuh dengan kedua tanganku sendiri.."




























11.00 a.m

Setelah keributan itu sekolah kembali tenang, semuanya sudah di alihkan ke pihak berwajib.

Jaehyuk berada di belakang sekolah dan berdiri dengan bersandar di tembok pembatas sekolah.

Tiba-tiba Chaeryoung muncul dihadapan Jaehyuk.

Jaehyuk yang awalnya menunduk segera mendongak menatap wajah Chaeryoung yang terlihat sedih.

Tangan pucat Chaeryoung meraih tangan Jaehyuk yang masih terdapat sisa darah milik Junkyu tadi saat ia pukuli sekarang sudah mengering.

Rasa dingin langsung terasa saat tangan Chaeryoung menyentuh tangan Jaehyuk.

"Lo udah bersalah Jae..."
Ujar Chaeryoung dan membuat Jaehyuk segera menatap Chaeryoung dengan kernyitan di dahinya.

"Maksud lo apa?" Tanya Jaehyuk dan bukannya menjawab, Chaeryoung malah mencengkram tangan Jaehyuk kuat membuat Jaehyuk terkejut, kemudian menarik kasar tangannya.

"Lo kenapa sih Chae!!" Seru Jaehyuk dan Chaeryoung menatap tajam Jaehyuk.

"Lo yang kenapa?! Jelas jelas lo udah tau, kenapa lo malah berbuat kayak gitu! Dan sekarang lihat, akibat dari gegabahan lo .. semuanya kacau.." seru Chaeryoung yang memelan di akhir.

"Gue gak ngerti, seakan lo bukan Jaehyuk yang gue kenal.." lirih Chaeryoung.

Chaeryoung mengusap wajahnya dan kembali menatap Jaehyuk,
"Apapun yang terjadi, lo harus minta maaf sama dia, ngerti?"

Setelah berujar demikian Chaeryoung menghilang bersamaan dengan hembusan angin.

"ARGHHHHHHHHHHHHH!!"

BUGH!!!

Teriakan frustasi Jaehyuk di ikuti suara tembok yang ia pukul dengan keras, sampai-sampai buku-buku jarinya terluka dan berdarah.

Kenapa dirinya sangat mudah tersulut emosi, kenapa dia tak bisa menyelesaikan semuanya secara tenang dan baik-baik.


















































Dan kenapa dia berpura-pura tidak tahu tentang rahasia kedua temannya itu.

Seakan dirinya terhipnotis dan terkendali oleh sesuatu.





























⏮ ⏮ ⏮

Ya ampun ini udah kelewat berapa hari ಥ╭╮ಥ,
Maaf ya temen-temen, aku lagi ujian nih, jadi fokusku kebagi,terbelah, bercabang kemana mana ಥ╭╮ಥ.

Sampai akhirnya malah ini yang terforget ಥ_ಥ.

Aku minta maaf, sekaligus makasih buat kalian yang masih setia nunggu (っ˘̩╭╮˘̩)っ ❤️,

Aku bener bener terharu banget setiap ada notifikasi komentar dari cerita ini maupun cerita lain, yang berarti kalian masih stay sama aku (っ˘̩╭╮˘̩)っ❤️,

Duh kok malah curhat panjang lebar gini,

Thanks for reading, and I LOVE YOU guys 😭❤️

[3] R E A S O N    [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang