3 bulan telah berlalu. Banyak yang sudah berubah dari orang orang, terlalu banyak kejadian yang membuat nya merubah diri nya sendiri.Sunghoon menatap apartment yang sudah lama ia tinggalkan, langkah nya membawa koper sambil berjalan memasuki apartemen.
Saat masuk ia Indra pendengaran nya menangkap bunyi seorang perempuan yang sedang tertawa bersama suara laki laki yang sangat ia kenali.
Netra nya di kejutkan dengan kehadiran Naeun dengan perut besarnya yang tengah bercanda ria bersama Jake di ruang tamu.
Sunghoon merasa sakit hanya sekarang ia sudah bukan Sunghoon yang dulu. Ia bukan Sunghoon yang selalu menangis bila melihat Naeun bersama Jake.
"Wah ngapain lo berdua di apartemen gue?" Tanya Sunghoon ramah.
Yaaa kalian tau itu hanya sarkasme seorang Sunghoon yang sudah muak.
Jake terkejut lalu menatap Sunghoon dari atas sampai bawah. "Lo ngapain disini?."
Sunghoon menaikkan alis nya. "Lah? Gue yang harus nya hanya? Lo berdua ngapain disini? Ini apartemen gue goblok."
"Apartment kita berdua kali." Koreksi Jake.
Sunghoon menatap Jake bingung lalu mendudukkan diri nya disamping Naeun, menatap Naeun dengan tatapan datar lalu kembali menatap Jake.
"Lo gila? Atau lo amnesia? Setelah kejadian beberapa bulan lalu dan lo masih bisa bilang kita lo masih bajingan ternyata." Sunghoon tersenyum miring.
Jake mengepalkan telapak tangan nya, ia tersulut emosi karena Sunghoon mengungkit masalah beberapa bulan yang lalu.
"Lo kenapa si? Lo masih ga terima sama yang dulu? Ga terima karena kak Naeun hamil anak gue? Atau lo dendam sama kak Naeun karena cinta lo ini berpaling ke dia?."
Sunghoon tertawa sebentar lalu membenarkan letak rambutnya dan menyatukan tangan nya di depan.
"Gue? Iri sama dia?–" Sunghoon menunjuk Naeun yang sedang bermain ponsel dengan asyik.
"Lo gausah ngaco anjir ketawa ni gue, gue sama dia aja disandingin masih atasan gue cok, terus lu bilang gue iri sama dia? Dimana letak iri nya? Dan kalo gue mau iri, gue pilih pilih orang kali bukan yang kayak badut pasar gue iri-in. Najis."
Sunghoon tertawa dibagian awal mengucapkan kalimatnya disambung tatapan ramah untuk kalimat selanjutnya.
Dia benar kan? Sunghoon iri dengan Naeun? Dari segi mana? Apakah kelebihan Sunghoon masih kurang sampai iri dengan Naeun yang jelas masih dibawah dia.
Agak nya memang betul banyak orang yang telah berubah di beberapa bulan ini, namun Sunghoon tak menyangka orang yang dulu nya ia sayang berubah menjadi kekurangan otak.
"Udah deh gausah oot, sekarang tujuan lo balik apa? Udah bagus kemarin ngilang. Sekarang malah balik lagi, mau caper apa begimana ni?."
Jake mendekat ke arah Naeun lalu merangkul bahu Naeun serta meletakkan kepala nya pada pundak Naeun untuk bersandar.
Sunghoon menghirup nafas panjang, sudah lama ia tidak mencium bau apartment nya. "Gue caper sama lo? Gabut banget gue sampe caper sama lo. Mending gue cari semut di belahan ujung dia dari pada caper sama bajingan."
"Kak laper ngga? Dedek nya gimana? Nendang ga hari ini?."
Jake tidak membalas perkataan Sunghoon malah ia mengacuhkan perkataan Sunghoon seperti Angin lalu yang lewat.
Naeun menggeleng lalu membawa tangan Jake ke perut nya meminta untuk Jake mengusap nya.
"Manja banget cantik nya aku, sini sini diusap." Jake menjentikkan jari nya di dagu Naeun lalu terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yakin Nih Sahabat? II Jakehoon [END]
Fiksi PenggemarEND Tentang persahabatan Jake dengan Sunghoon yang sudah berjalan lama nya membuat kedua nya terjebak dalam hubungan friendzone. Secerkah emosi yang meluap karena penghianatan serta dendam merah masa lalu. Sunghoon pendendam dan ia akan balas apa ya...