Lapar, tapi tak berani lapor
Aku mengadu pada sebuah dinding kosong.
Ia pun bersedia menjadi telinga dan mulut;
yang membalas segala keresahanku
dengan seluruh kerisauannya pula
Lapar, tapi tak berani lapor
Curhatanku tepat mengenai sasaran.
Mereka seketika berang,
lantas menuduhku sebagai orang yang
tak beradab. Kami dilarang mengeluh
oleh mereka yang tak berpeluh.
Namun, gentar telah lama tak berkunjung.
Aku dan dinding pun kembali menjadi
telinga dan mulut
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Buang Sajak Sembarangan (Completed)
PoesieAntologi ini merupakan suatu tempat di mana saya merasa bahwa jemari ini memerlukan sebuah muara untuk dituju; sebuah rumah untuk bernaung. Lantas, di sinilah kita; menertawakan kepedihan, menyiasati kesenangan.