"Bangun, Pak," ujar sebersit suara lirih
Lelaki itu lantas terjaga dari kegelapan
Kelam yang tak henti menaungi
Duka yang rakus menggerogoti
Dipandanginya meja makan itu
dengan tatapan kosong
Juga kursinya, yang tak pernah lagi terisi
Pun gelaknya, yang tak kunjung datang menghiasi
Lelaki itu segera duduk, bersiap
memulai perjamuan dini hari
Ia lahap habis sepiring lara
Ia teguk langsung segelas nestapa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Buang Sajak Sembarangan (Completed)
شِعرAntologi ini merupakan suatu tempat di mana saya merasa bahwa jemari ini memerlukan sebuah muara untuk dituju; sebuah rumah untuk bernaung. Lantas, di sinilah kita; menertawakan kepedihan, menyiasati kesenangan.