Ibu Pertiwi bertanya kepada suaminya
"Di mana anak kita, si Keadilan?"
Bapak Pertiwi hanya menjawab dengan
ogah-ogahan
"Ya mana saya tau, kok tanya saya?"
Ibu Pertiwi yang semakin cemas
lantas hanya bisa menguatkan hatinya
"Paling ia sedang bermain dengan anak-anak
tetangga: si Korup dan si Konflik.
Semoga saja ia tak tersesat dan
lupa jalan pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilarang Buang Sajak Sembarangan (Completed)
PoesíaAntologi ini merupakan suatu tempat di mana saya merasa bahwa jemari ini memerlukan sebuah muara untuk dituju; sebuah rumah untuk bernaung. Lantas, di sinilah kita; menertawakan kepedihan, menyiasati kesenangan.