BAB 8

22.8K 2.4K 199
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



AUTHOR lama upnya karena ada problem. Sinyalnya ngajak gelud!!

Jadi, saya mau minta pendapat kalian mau kalian cerita ini di upnya berapa lama?

**************************************

"Lo tau?"

Mengangkat sebelah alisnya, "enggak"

"Sumpah, lo gak asik, Des!" Membalikan tubuhnya, Sessillia berjalan mundur. "Lo tau acara perpisahan besok?"

"Jatuh mampus ni anak" Fikir Desi.

"Enggak" Balas Desi singkat.

Mereka saat ini sedang berjalan di Koridor sekolah yang mulai sepi.

Setelah melewati perdebatan sengit di kantin, mereka berdua memilih pergi. Bukan berarti mereka takut, akan tetapi mereka malas melayani bacotan unfaedah mereka.

Drama dikantin tadi cukup memuakan. Bagaimana tidak! Protagonis wanitanya tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba menangis. Hal inilah yang membuat seorang Desi memilih pergi.

"Kayaknya acara perpisahan besok bakal seru," Menjeda kalimatnya, "gue denger-denger si Addar bakal nyanyi. Gila gak si! Laki-laki yang terkenal sebelas duabelas sama tembok bakal nyanyi. Gue enggak kebayang ekspresi dia pas nyanyi besok" Ujar Sessillia, semangat.

"Parahnya lagi ya, Des! Awan sama Anggi sekalian mau bagi undangan pernikahan mereka" Ucap Sessillia.

Menengok kesamping. Sessillia melihat temannya yang sedari tadi diam.

"Lo enggak apa-apa kan Des?" Tanya Sessillia

Desi sedari tadi hanya diam menyimak ocehan sahabatnya. Dia cukup pusing dengan kejadian tadi dan sekarang sahabatnya ini malah asik membicarakan sesuatu yang tidak berguna.

Biarlah dia dengarkan saja.

"Sianjir, diajak ngomong malahan diem lo!"

Menghentikan langkahnya, "terus gue harus gimana? Orang sedari tadi lo ngoceh terus." Ucap Desi jengah.

"Ya seenggaknya lo ngerespon kali. Atau jangan-jangan lo belum bisa move on sama Awannjing?" Tebak Sessillia dengan tatapan menyebalkan.

"Pertanyaan lo dari tadi enggak penting bagi gue. Lo kalau ngomong soal gituan lo salah orang" Berdecak pelan, "baru kalau lo mau ngomong soal uang bisa sama gue, karena gue paling suka sama uang. Selain itu mending lo skip aja"

"Gue juga heran, lo sekolah itu buat belajar atau buat ngumpulin gosip" Cibir Desi tanpa menghiraukan ekspresi Sessillia yang muram.

"Serah lo deh. Akhir-akhir ini lo banyak berubah." Ujar Sessillia pelan, akan tetapi ucapan tadi mampu membuat Desi menegang.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang