BaB 31

13.3K 1.3K 297
                                    

Note: masih banyak typo yang bertebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: masih banyak typo yang bertebaran. (Maaf lama update nya)
**************************************

Desi sudah berdandan cantik khusus malam ini. Karena malam ini adalah puncak dari masa abu-abunya. Hari paling ditunggu-tunggu oleh semua pelajar.

Kelulusan, dimana semua murid kelas 12 akan berpisah untuk menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. Termasuk Desi, ia akan memasuki lingkungan yang lebih luas lagi.

Desi duduk di kursi rias nya, memandang kagum dirinya di pantulan cermin. Paras tubuh ini sangatlah cantik. Visual tokoh protagonis saja belum seberapa nya.

Ia semakin yakin kalau selama ini mata Awan terkena virus rabies. Entahlah mengingat nama orang itu saja sudah membuatnya badmood.

"Wajah lo cantik tapi sayangnya lo tolol. Seharusnya dengan wajah secantik ini lo bisa dapetin om-om sultan bukan berondong kaleng-kaleng kayak Awan." Desi menuding bayangannya dicermin.

"Masa SMA lo terlalu suram."

Seharusnya pemilik tubuh ini tahu kalau dia tidak akan pernah berada dihidup Awan. Tapi, antagonis tidak bisa memilih takdirnya.

Takdir sudah tertulis seperti semestinya. Ia tidak tau apakah takdir nya akan berakhir bahagia atau sebaliknya.

Desi memang cantik dan kaya, tapi ia tidak bahagia dengan apa yang ia miliki sekarang.

Percuma good looking tapi goblok. Cantik tidak bisa mendapatkan semuanya. Selain cantik, perempuan sangat butuh attitude yang baik. Tidak seperti Desi dulu, jelmaan iblis yang berwajah menawan.

"Nyatanya bahagia tidak bisa diukur dengan uang." Desi menatap kosong bayangannya.

"Kapan semua ini akan berakhir?"

***

Kakinya jenjangnya melangkah menuruni anak tangga. Langkahnya terlihat anggun dan sorot matanya yang seolah-olah tak ingin di ganggu.

Rambut panjangnya yang dibiarkan terurai, ditambah jepitan mutiaranya. Siapa pun yang melihat penampilan sekarang akan mengakui kalau antagonis lebih dari segalanya terkecuali masalah perasaan nya.

Apalagi dress panjang yang ia kenakan saat ini, sangat memukau. Terkadang penampilan dengan perasaan sangat berbeda jauh. Desi kaya tapi dia tidak bisa merasakan kasih sayang dalam keluarga.

Para pelayan menghentikan kegiatan nya sejenak. Mata mereka berbinar kagum melihat seorang gadis yang sedang menuruni tangga.

Desi tersenyum masam. Moodnya seketika semakin hancur melihat orang-orang yang ia benci berada didepannya.

"Cantiknya anak Mami." ucap Erina tersenyum lembut.

Desi berdecih sinis. Anak? Sampai kuda bertelur pun ia tidak akan sudi untuk mengakui wanita itu Maminya.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang